S10 - Bunga Lili Putih Itu

1 1 0
                                    

Seperti bunga,
yang mekar dan menyebarkan aromanya.

Solitude by Andhara

🕯🕯🕯

Xavier terdiam beberapa saat, namun kemudian dia tertawa sambil memegangi perutnya.

"Kamu itu kenapa? Kita kan sudah kenalan. Kamu gak hilang ingatan, kan?" Kekehannya terhenti saat melihat raut wajah serius gadis itu. Dia memegangi leher belakangnya. Menghindari tatapan mata Ainsley. Kembali menatap Ainsley perlahan. Menurunkan tangannya. "Kamu gak hilang ingatan, kan?" tanyanya memastikan.

Ainsley malah menunduk. "Aku gak tahu. Hei, Xavier. Menurutmu, apa kita pernah bertemu saat kamu masih hidup?"

"Ah ... gimana, ya?" Hantu laki-laki itu duduk menghadap Ainsley. Tersenyum. "Pernah atau nggak kan sama saja."

Ainsley mendongak. "Maksudnya?"

"Oh, bukan apa-apa, kok." Xavier duduk sambil menopang dagu dengan tangan kirinya. "Aku senang bisa kenal kamu."

"Tapi kamu pergi."

"Kamu kan yang minta."

"Itu ...." Ainsley menolehkan wajahnya ke samping. "Iya juga, sih ...."

Keduanya sama-sama terdiam. Xavier terus menatap Ainsley tanpa jeda. Dan itu membuat gadis di hadapannya salah tingkah. Hingga akhirnya Ainsley bangkit.

"A-aku mau masuk. Sebentar lagi hujan."

"Eh, tunggu—"

"APA?!" Ainsley menutup mulut dengan kedua tangannya. Kenapa dia malah teriak seperti itu?! Xavier yang sama terkejutnya pun terdiam.

"Ng-nggak jadi."

"Aku pergi." Gadis itu menghilang di balik pintu. Menyisakan Xavier yang kini memasang wajah datar.

Dia berbalik. Melompat ke tembok pembatas. Berdiri di sana. Memandang ke bawah. Kemudian mendongak. Langit yang mendung. Apa semua akan baik-baik saja?

"Kamu ... siapa?"

Dia mengepalkan tangannya. Hantu laki-laki itu melompat dari atas. Sama seperti yang pernah ia lakukan dulu. Dan saat itu pula, hujan turun bersamaan dengan dirinya yang kini sudah berada di bawah. Menoleh ke belakang, ia menatap rumah sakit dan menghilang perlahan.

Pandangannya kini berubah menjadi tempat pemakaman. Entah sejak kapan dia bisa menguasai teleportasi. Dia bahkan tidak pernah menyangka bahwa hantu itu bisa berteleportasi. Mungkin alasan hantu datang tiba-tiba karena mereka bisa berpindah tempat? Entahlah. Mungkin iya.

Berjalan menyusuri tempat itu. Hingga akhirnya Xavier menghentikan langkah kakinya saat melihat seseorang mengunjungi sebuah makam. Orang yang ia kenal. Orang yang mengenalnya. Berdiri sambil menatap pusara dengan setelan jas hitam dan buket bunga lili di tangannya. Laki-laki itu meletakkan bunganya di atas makam.

Xavier berdiam dan bersandar di pohon beringin yang letaknya tak jauh dari makam itu.

Dia terus menunggu hingga pria itu pergi. Berjalan melewatinya yang bersandar di pohon. Yang bisa Xavier lihat hanya punggung itu. Punggung orang yang selalu melindunginya. Punggung yang selalu menanggung beban berat demi dirinya.

"Paman ...," ujarnya lirih. Hantu laki-laki itu menghampiri makam tadi. Menyentuh bunga lili putih itu.

Tidak tembus. Dia menyentuhnya. Bunga itu. Bisa ia sentuh. Matanya yang membelalak perlahan menjadi tatapan lembut. Xavier tersenyum tipis.

SolitudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang