Sebuah akhir, untuk membuat awal baru.
Solitude by Andhara RP
🕯🕯🕯
Kepakkan sayap burung-burung merpati putih terdengar di telinga. Bulu-bulunya yang beterbangan terbawa hembusan angin. Langit biru tanpa awan. Laut tenang tanpa ombak. Sejauh matanya memandang, tak ada ujung dari tempat itu.
Kakinya yang memijak laut yang tenang sembari menatap langit biru, merasakan embusan angin laut. Di manakah ini? Apa yang sedang ia lakukan di tempat asing seperti ini. Entah mengapa, Ainsley selalu merasa tempat ini tidak nyata.
Hatinya berdebar, matanya memanas saat ia melihat seseorang di hadapannya. Rambut hitam dengan kulit pucat, tubuh tinggi dan mata sayu. Ainsley berlari, berhambur memeluk Ali. Mereka terjatuh. Ainsley jatuh dalam pelukan Ali, dan laki-laki itu ikut terjatuh. Menjaga Ainsley tetap berada di pelukannya.
Ia mengangkat tangan, mengelus kepala Ainsley dengan lembut. Membiarkan gadis itu terisak dan air matanya yang membasahi pakaian putih yang ia kenakan.
"Padahal aku harap kamu tidak pernah datang." Ainsley masih menangis, sementara Ali tersenyum. "Kak Arslan jadi sendirian, kan...."
"Ali."
"Ya."
"Ali."
"Aku di sini."
Pelukannya semakin erat. Ali beralih menggendong Ainsley yang tangisnya sudah agak reda. Ainsley melingkarkan tangannya di leher Ali, dan meletakkan kepala di bahu kanan laki-laki itu. Mereka berjalan jauh menuju cahaya. Perlahan menjadi buih yang menyatu dengan udara.
"Aku senang bisa bersama denganmu kali ini, Ainsley."
🕯🕯🕯
END
[Bogor, 23 Juli 2022]
Definisi menjadi tamat secara tiba-tiba:p
Terima kasih kepada saya, karena telah menamatkan cerita walau tidak ada yang membaca—kecuali saya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Solitude
Teen FictionBagaimana perasaan kalian saat melihat kematian orang tua kalian sendiri? Bagi Ainsley. Rasanya sangat ... entahlah, gadis itu tidak bisa mendeskripsikannya dengan kata-kata. Gadis itu kini hidup sebatang kara. Dihantui oleh mimpi-mimpi ketika Ayah...