Kudengar, acara kemarin selesai pukul 10 malam sedangkan aku sepertinya sudah tertidur tepat setelah aku masuk kamar dan menghempaskan tubuhku di atas ranjang. Ada 13 panggilan tak terjawab dari Bayu dan 3 panggilan tak terjawab dari Fero serta beberapa spam chats dari mereka berdua, menanyakan keberadaanku.
Setelah perbincangan singkat kami kemarin malam, aku benar-benar dibuat senang dengan ucapan Kevin. Responku setelah itu hanya terdiam dan menatap Kevin tak percaya ia memberikan kalung milik ibunya kepadaku.
"Senyum mulu daritadi," Mbak Helen yang berjalan di sampingku berkomentar. Kami sedang istirahat sejenak sebelum pertandingan terakhir di hari pertama turnamen dilaksanakan. Kebetulan, ini adalah jadwal tanding The Minions jadi aku sangat gembira menantikannya.
"Iya deh mbak ini ga senyum," ujarku sambil melunturkan senyumanku sejenak sebelum tertawa kecil bersamanya.
"Oh iya, lo emang kenal deket ya sama si Kevin?" tanya Mbak Helen yang membuatku cukup terkejut. "gue kemaren ga sengaja liat lo ngobrol bareng sama Kevin, seru banget kayanya sampe ketawa lepas gitu."
Aku menggeleng-gelengkan kepala mendengar hal itu. "ya sebatas kenal aja sih mbak, belum lebih." jawabku. Mbak Helen hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, menandai bahwa ia percaya dengan ucapanku.
"Ganti lo ya yang nyatet di ruang persiapan, gue nunggu di tribun." oh ya, aku belum menjelaskan. Jadi tugasku dan Mbak Helen kali ini adalah mengawasi jalannya acara dengan teliti dan tepat sesuai dengan apa yang telah dibahas serta dirapatkan pada rapat besar berbulan-bulan yang lalu bahkan sebelum aku masuk magang. Cukup rumit memang tapi aku menikmatinya.
"Oke, mbak." jawabku dengan senang hati. Tentu saja, di ruang persiapan aku dapat melihat Kevin lebih dekat dan lebih jelas sebelum bertanding.
Sesampainya di sana, suasana sudah semakin ramai karena semakin mendekati dimulainya pertandingan. Kututup pintu ruang persiapan perlahan dan duduk di sebelah panitia yang berjaga. Aku dapat melihat Kevin yang sedang berdiri di pojok dengan menghadap dinding serta kepalanya menunduk, ia sedang berdoa. Melihat punggungnya saja sudah membuatku tersenyum.
Aku mengalihkan pandanganku, menggeleng-gelengkan kepalaku, seraya mencoba berfokus kepada lembar penilaian acara yang telah dipersiapkan. Di ruang persiapan ini, semuanya kondusif dengan panitia yang bertugas sesuai arahan dan masing-masing jobdesk-nya.
"Kaya anak sd kalo lagi fokus gini," suara Kevin terdengar di kedua telingaku dan merasakan tangan Kevin yang sedang mengacak-acak rambutku.
"Ish Kevin," gerutuku. "rambut bagus-bagus malah diacak-acakin." lanjutku sambil menatap kedua mata Kevin sebal. Sebenarnya tidak benar-benar sebal karena Kevin sangat menggemaskan.
Setelah berbicara seperti itu, kedua tangannya kembali menata rambutku dengan pelan sambil mengelus-elusnya lembut. "udah dibenerin nih. Mau acak-acakan apa engga juga ga ngaruh soalnya kamu cantik,"
Ampun deh, Kevin. Mau tanding aja masih sempet-sempetnya gombal. Aku dapat melihat Ko Sinyo yang sedang menatap kami dengan gelakan tawanya, kedua pasangan ganda putra lawan The Minions yang sedang latihan dan tidak memedulikan kami, seorang panitia laki-laki yang duduk di sampingku serta tidak peduli dengan interaksi kami, dan beberapa panitia yang berdiri cukup jauh dari kami.
"Udah Vin, kamu siap-siap aja sana habis ini mulai." lalu netraku menatap jam tangan yang kupakai. "tuh 10 menit lagi, ayo buruan siap-siap."
Kevin mengangguk nurut lalu berdiri di depanku yang sedang duduk, menunduk untuk menatapku sejenak. "kamu ikutan nribun kan?"
"Ya iyalah, makanya semangat yaa..." jawabku dengan senyuman dan tangan terkepal ke atas untuk memberi rasa semangat kepada Kevin.
"Aku akan berjuang mendapatkan medali emas untuk Indonesia," ujarnya dan aku mengangguk senang mendengar ucapannya. "karena di Indonesia, juga ada seorang perempuan yang pantas untuk aku perjuangkan."
Ia menatapku begitu dalam sebelum meninggalkanku yang sedang duduk dengan perasaan membuncah dan berbunga-bunga. Oh, Kevin benar-benar membuatku tergila-gila dengannya.
♡♡♡
hiii readers, maaf yaa short chapter lagi dan publish-nya kemaleman.... :(
hope u guys happy and safe today...❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Trespassing [Kevin Sanjaya]
Fanfiction"Hai," Dia sudah masuk tanpa izin di kehidupanku hanya dari kalimat sapaan itu. Tatapan kami yang tanpa sengaja saat itu membuat keadaan selalu berpihak kepada kami. Dia yang tak mengenalku dan aku yang mengenalnya sebagai kebanggaan negara. Dari or...