Stare is The Beginning #1

2.6K 105 2
                                    

Kalau berbicara mengenai pertemuan yang meninggalkan setidaknya kenangan manis, dengan senang hati kisah ini akan muncul di pikiranku pertama kali. Walaupun kisah ini memberikan perasaan campur aduk kepadaku saat diingat kembali, namun hanya kisah ini yang membuatku tahu bagaimana rasa cinta itu dapat dirasakan secara nyata.

Berawal dari tahun 2018 di siang hari yang cukup terik, aku dan teman-temanku rela untuk berdesak-desakan di sisi jalan untuk melihat lebih dekat kehadiran atlet-atlet negara yang baru saja bertanding di Istora Senayan.

"Ini ide siapa sih?" celetuk salah satu temanku dengan mukanya yang masam. Aku hanya meliriknya sebentar seraya tertawa pelan dengan pandanganku yang tak lepas dari jalanan. Badanku yang mungil membuatku sedikit mudah menerobos badan-badan manusia lainnya yang berada di depanku, berusaha mencapai barisan paling depan untuk melihat dengan jelas nantinya wajah-wajah para atlet yang berhasil membanggakan negara.

Cukup lama aku menunggu kemunculan mereka, tiba-tiba teriakan dari sisi paling kanan mulai terdengar dengan keras yang membuatku harus berjinjit melihat bahwa para atlet sudah menunjukkan batang hidungnya. Walaupun aku tidak berada di barisan yang paling depan, aku tetap dapat melihat para atlet itu berjalan dengan para penjaga keamanan yang melingkari mereka. Tentu saja, netraku tertuju kepada seorang atlet bulutangkis Indonesia yang namanya sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Ia berjalan dengan menundukkan kepalanya sambil kedua tangannya berusaha melindungi tas raketnya.

"Sangat tampan," ucapku dengan senyumanku yang tak luntur dari pertama kali netraku menjatuhkan pandangannya ke seorang Kevin Sanjaya. Tubuhnya menjadi sangat mungil di antara para penjaga keamanan yang melindungi mereka dan beberapa kali tangan mulusnya menyingkap rambut bagian depannya yang jatuh di depan dahinya. Ia mendongakkan kepalanya, melihat sisi kanan dan kirinya dengan cukup antusias dilihat dari senyuman tipis yang timbul dari bibir merah mudanya.

Aku juga tak begitu menyangka saat kedua tatapan netranya bertemu dengan kedua netraku, merasakan atmosfer di sekitarku berjalan begitu lambat saat kami mengunci tatapan kami satu sama lain. Senyumanku mengembang lebih lebar seraya kedua tatapan kami terlepas begitu saja dan dari kejadian kecil ini berhasil membuat jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Tatapanku tetap mengekori seorang Kevin berjalan semakin menjauh dari sisi tempatku berdiri.

Satu detik, dua detik, tiga detik, hingga detik kesepuluh, aku mulai melihat tubuhnya sedikit berputar ke belakang secara tergesa. Kepalanya seraya menoleh kembali dengan perlahan, berjinjit, serta melompat sedikit untuk menemukan sesuatu yang detik berikutnya aku baru menyadari ia meletakkan atensinya kepada kedua netraku, memberiku tatapan khas Kevin Sanjaya, dan ditutup dengan senyuman kecilnya terhadapku.

"Nih nih yang lagi trending." Salah satu temanku, Kezia, menyodorkan ponselnya sambil menunjukkan klip video Kevin yang sedang menatap sesuatu di kerumunan lalu diakhiri senyuman manisnya.

"Ini mah kayanya ada cewe cakep," Fania berujar cukup lantang yang diakhiri dengan sentilan Cia di dahinya.

"Cewe cakepnya ya aku lah,"

"Mimpi lo panci soto,"

"Dih mentang-mentang lagi liburan di Jakarta, bahasanya jadi lo gue. Mana medok lagi," cibir Cia sambil mencebikkan mulutnya untuk mengejek Fania.

Aku tertawa menyetujui Cia karena memang pada faktanya, sebagian besar orang Jawa Timur tidak cukup bagus aksennya untuk menggunakan bahasa gaul seperti lo gue layaknya orang Jakarta.

"Eh tapi jujur, ini Kevinnya sampai noleh dua kali loh." celetuk Kezia dengan badannya yang condong ke depan menandakan bahwa ia cukup tertarik dengan pembicaraannya kali ini.

"Berarti emang ada yang bikin Kevin terpesona kan?" Cia nimbrung, mendekatkan tubuhnya ke Kezia sambil tersenyum riang. "Atau jangan-jangan si pemilik akun itu tadi yang bikin Kevin terpesona?"

Fania menggelengkan kepala, "Engga sih. Kalau emang iya si pemilik akun itu tadi, setidaknya arah pandang si Kevinnya engga jauh dari kamera ponselnya si pemilik akun. Lah ini arah pandangnya aja jauh, engga langsung natap ke pemilik ponsel si akun tadi," analisis kuat Fania mau tidak mau harus disetujui oleh kedua perempuan yang sama-sama berambut pendek itu.

"Mungkin aja ada salah satu anggota keluarganya si Kevin?" ujarku dengan tatapan bertanya-tanya kepada mereka. Tentu saja, aku tidak akan memberitahukan mereka perihal tatapan itu ditujukan kepadaku—bisa jadi aku juga salah mengira kalau Kevin tadi siang menatapku.

"Nah ini make sense sih," Fania menyetujui. "jadinya Kevin harus nyapa kalau itu anggota keluarganya."

Cia tertawa mendengar penjelasan itu, "kalau keluarga mah, sekali tatap harusnya langsung sadar. Atau kalau setidaknya dua kali tatap, jarak antara tatapan pertama dan kedua ga terlalu panjang. Ini tadi di videonya sih jatuhnya si Kevin lebih ke realize there's someone who attracts his attention gitu," Pendapat Cia ada benarnya.

Kami saling bertatapan satu sama lain, entah apa yang ada di pikiran mereka bertiga tetapi aku masih saja berkutat dengan tatapan Kevin yang berhasil menghipnotisku tadi siang. Mengingatnya saja sudah membuatku kembali berdetak kencang. Memang, daya tarik Kevin terlalu besar bagiku walaupun hanya tatapan saja.

"Kalau emang ada yang bikin Kevin tertarik, ya yaudah engga sih? Emang kita bisa apa?" Fania mengendikkan bahunya sembari membersihkan ujung-ujung mulutnya dengan tisu, memberi petunjuk kalau ia sudah selesai menyantap makan malamnya.

"Iya tau, tapi kaya seru aja gitu nebaknya." timpal Kezia yang disetujui oleh Cia dengan anggukan kepalanya. "Secakep apa ya orang yang bikin Kevin tertarik?" dan Kezia memandangku sambil menaikkan kedua alisnya.

Aku mengerjapkan kedua mataku lalu tergelak kecil, "yang penting ga kaya Cia."

Cia menggeram lalu mencubit lengan atasku, "kaya Kevin mau sama kamu aja," ia mendecih pelan.

Saat itu aku memang belum tahu bagaimana menanggapi celotehan Cia. Tapi setidaknya, aku akan bisa menjawabnya jika aku dipertemukan kembali dengan Kevin Sanjaya, di lain waktu yang tidak pernah kutebak sebelumnya.

♡♡♡

Trespassing [Kevin Sanjaya]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang