Kedua mataku terus terpaku ke layar ponsel sambil berkali-kali membolak-balikkan badanku di atas ranjang. Sudah kurang lebih 5 jam dari kejadian tadi sore, tidak ada media manapun yang memberitakan kami berdua. Sebenarnya itu sangat melegakan bagiku karena setidaknya privasiku masih terjaga sampai sekarang.
Untuk teman-temanku sendiri dan beberapa senior yang kebetulan di dalam restoran, aku rasa mereka melihatnya tapi tidak ada komentar apapun yang keluar dari mulut mereka saat aku berpapasan dengan para senior. Oh, ada beberapa yang berbicara untuk selalu berhati-hati dengan hubunganku bersama Kevin.
Bayu dan Fero? Ya, mereka berdua hanya melihatku dengan tatapan Bayu yang menggodaku dan ia mencoba menahan senyumannya. Sedangkan Fero sendiri hanya menggeleng-gelengkan kepala dan tidak cukup peduli dengan hubunganku bersama Kevin.
Untuk sekarang, intinya aku masih aman dan akan terus berdoa agar tetap aman. Baru saja aku mau memposisikan diri untuk tidur malam, nada dering ponselku berbunyi dan ada telepon dari Kevin.
"Halo, dimana?"
"Di kamar, kenapa?"
Detik berikutnya aku dapat mendengar suara ketukan dari pintu kamar hotelku. Aku segera bergegas bangkit dari ranjang dan membuka kamar hotelku yang disambut dengan senyuman cerah Kevin. Ia memakai hoodie berwarna abu-abu dengan celana santai di atas lutut berwarna hitam.
Kevin mematikan panggilan teleponnya seraya berkata, "jalan-jalan yuk?"
Aku mengernyitkan dahi, "kemana?" tanyaku heran. Ini sudah hampir pukul sepuluh Waktu Indonesia Tengah dan dia mengajakku jalan-jalan.
"Kemana aja, yuk?" dan tangannya terulur begitu saja.
Aku mengangguk menurutinya lalu memakai sandal santaiku sebelum menerima uluran tangan seorang Kevin untuk pergi ke lantai utama hotel.
"Terus kita mau naik apa?" tanyaku sesampainya di depan hotel, mendongak menatap ke arah Kevin.
"Nih," ia menunjukkan sebuah kunci mobil dan mengayun-ayunkannya di depanku. "nyewa Jeep." seraya ia mengerlingkan matanya kepadaku.
"Kamu udah ngerencanain ini?" tanyaku heran kepadanya dan ia membawaku dimana mobil Jeep terparkir. Ia membukakan pintu mobil untukku yang membuat hatiku menghangat atas perlakuannya.
Setelah ia mendudukkan dirinya di kursi kemudi, ia menolehkan kepalanya dan menatapku. "siap berpetualang denganku?" tanyanya begitu semangat.
Aku mengangguk mengiyakan dan rasa semangatnya menyalur ke dalam diriku. "kamu tuh nggak ada capek-capeknya ya? Padahal barusan tadi kamu selesai tanding di final dan sekarang malah ngajak aku jalan-jalan."
Ia tertawa, "ya karena adaㅡ"
"Iyaiya aku hafal jawabannya." putusku saat aku tahu ia akan menjawab pertanyaanku dengan gombalannya. Setelah itu, kami larut dalam diam kami dan aku yang tenggelam kepada keindahan Bali yang begitu terpancar di malam hari. Memang, keramaian mulai berkurang tapi masih ada beberapa warung-warung kecil yang buka, bapak-bapak yang duduk di depan teras rumahnya sambil merokok dan bercengkrama, serta beberapa penjual kaki lima seperti souvernir khas Bali yang tidak mengenal lelah.
Sembari melihat-lihat jalanan Bali, gumaman Kevin terdengar di telingaku yang rupanya ia sedang menyanyikan sebuah lagu. Aku menikmati gumamannya, mengetukkan jari telunjukku di atas pahaku, dan ujung kakiku yang bergerak-gerak kecil.
"Pasar malam?" tanyaku saat mobil sewaan Kevin terparkir di salah satu tempat yang tersisa di parkiran mobil.
Kevin tersenyum, "iya, mau makan sate ayam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Trespassing [Kevin Sanjaya]
Fanfiction"Hai," Dia sudah masuk tanpa izin di kehidupanku hanya dari kalimat sapaan itu. Tatapan kami yang tanpa sengaja saat itu membuat keadaan selalu berpihak kepada kami. Dia yang tak mengenalku dan aku yang mengenalnya sebagai kebanggaan negara. Dari or...