[02] Abah

673 53 4
                                    

(Belum Revisi)

"Ish, gue kan cuma mau nanya! Aneh!" ujar Hazrey yang membuat Artha geram.

Artha mengangkat bahunya dan menetralkan nafasnya. Dia ini Emosian. Dia Kembali mengintai Alsyhab dari balik pohon itu.

Alsyhab kembali ke pertigaan.

Kemudian Al Berjalan lurus yang tadinya belokan ke kiri.

"Nah itu Al! gw samperin deh," gumam Hazrey
Hazrey hendak pergi dan menghampiri Al, tapi Artha mencegahnya.

"Jangan!!" seru Artha dengan volume pelan.

Artha menarik tangan Hazrey untuk mengajak kembali bersembunyi.

"Kenapa sih, Tha? lo berantem lagi sama Al?" tanya Hazrey

"Intinya jangan dulu..nanti kalau dia balik ke sini terus liat kita gimana?" ucap Artha

"Emang kenapa kalau ketemu! Di bunuh? Nggak kan? Hih," gemas Hazrey

"Udahlah Tha, lagian kenapa sih lo itu nggak pernah akur sama Abang lo..kalian itu saudara kandung lho, kembar malah!" ucap Hazrey yang sama sekali tidak di respon oleh Artha. Masuk telinga kanan, keluar lubang hidung.

"Gue nggak sudi punya kembaran kayak dia!!!" seru Artha. Karna kesal, Artha pergi meninggalkan Rey.

"Ya elah, tadi gue di larang pergi, lah ini.. Dia malahan pergi...punya masalah hidup apa sih lo tha...."gumam Hazrey

Alsyhab kembali ke pertigaan lagi dan kali ini ia melihat Hazrey yang sedang bergumam tidak jelas.

"Hazrey!!" sapa Alsyhab

Hazrey melambaikan tangannya dan menghampiri sahabatnya itu. "Euy Al!!"

Hazrey Shqeys, teman SD sampai SMP Alsyhab, dia baik, humoris, pintar, ramah. Namun disisi lain dia memiliki sifat emosional dan pendedam. Umurnya 13 tahun.
Ayahnya Juga seorang jendral namanya Sendy Shqeys,  Sendy adalah sahabat Ananda Zeo--Ayah Alsyhab dan Artha. Hazrey dan Sendy sangat menyukai warna silver sampai sampai mobil hingga rumah mereka berwarna silver. Dia punya 2 kakak yang pertama bernama Naan Shqeys yang berumur 15 tahun dan Keyva Shqeys yang berumur 14.

"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Alsyhab
"Pengen nemuin lo lah," jawab Hazrey yang di gelengi Alsyhab.

"Rumahku di sana, bukan di balik Pohon Treatrea," balas Alsyhab yang membuat Hazrey menggaruk tengkuk yang tak gatal.

"Ada apa?" tanya Alsyhab

"Besok pagi waktu berangkat sekolah lo langsung ke Ruang guru," ucap Hazrey

"Kenapa?" tanya Alsyhab

"Kan gue belum selesai ngomongnya Al..." ujar Hazrey

"Makanya kalau jeda itu sebentar aja, jangan  malah Saktah," ucap Alsyhab

"Tadi Bu Zahra pesen sama gue waktu pulang sekolah, Bu Zahra bilang kalau besok beliau ada urusan jadi nggak bisa ngajar dan besok lo di suruh Bu Zahra ke Ruang Guru buat ngambil soal," jelas Hazrey

"Hm, kalau inget," ucap Alsyhab yang membuat Hazrey mendengus.

"Adek sama kakak sama aja," gumam Hazrey

"Yaudah itu doang, gue mau balik," pamit Hazrey yang di angguki Alsyhab.

"Makasih infonya," ucap Alsyhab yang di angguki Hazrey

"Yoi"

Alsyhab teringat sesuatu.
"Eh tunggu!" serunya yang membuat Hazrey menghentikan langkanya dan berbalik badan.

"Kenapa, Al?" tanya Hazrey

"lihat Artha nggak?" tanya Alsyhab yang di gelengi Hazrey dengan ragu.

"Udahlah Tha, lagian kenapa sih lo itu nggak pernah akur sama Abang lo..kalian itu saudara kandung lho, kembar malah!" ucap Hazrey yang sama sekali tidak di respon oleh Artha. Masuk telinga kanan, keluar lubang hidung.

"Gue nggak sudi punya kembaran kayak dia!!!" seru Artha. Karna kesal, Artha pergi meninggalkan Rey.

"Kalau gue kasih tau Al..pasti mereka ketemu dan berantem lagi, gue nggak mau Alsyhab terus terusan ngeladenin orang kayak Artha! Bisa bisa dia depresi lagi kayak dulu" batin Hazrey.

Al melihat Rey yang terdiam melamun, D0an Al mencoba untuk Menyadarkannya.
"Rey..." (Al)
"Apa Al"(Rey)
"Liat Artha Nggak?"Tanya Kembali Al.
"Eng..Nggak...Gw Nggak liat Artha, Yaudah Gw Balik dulu....bye.."(Rey)
"Ooh..Makasih Ya Rey.."(Al)
"Iye..No problem"(Rey)
.
Al kini tengah berdiri sendirian Di tengah pertigaan.Ia bingung harus mencari kemana lagi Artha.
Langit Mulai mendung, Awan Hitam Sudah Menggumpal Dan Sudah tidak lagi Kuat Menahan Beratnya air yang Awan itu bawa.
"Kritik...Kritik..."
.
"Hujan...."
Al bergegas Mencari Tempat berteduh Hingga Pada Akhirnya ia Kembali Ke Terminal Tua Dan berteduh disana.
"Artha Mana ya....Hujan hujan Gini..."
.
"Tin..tin..."
Sebuah Mobil Hitam mewah berhenti di depan Terminal Itu.Dan Memberi klakson Seperti sedang menyapa Al.
Kaca Mobil itu mulai terbuka Dan menampakan seorang laki laki paruh baya yang berada di dalam Mobil.
"Al...Ayo pulang...Hujan Udah mulai Deras..."
.
"Nggak abah...Al harus cari Artha..."

----///------
Ini Ayah kedua Al namanya Mahdar Yoshegaf, Al Sudah Menganggapnya sebagai Abah Al.Karna Abah selalu ada Disisi Al Dan selalu Support Al.Abah adalah Sahabat Ayah Ananda.Asal kalian Tau Yang menamai Al itu Abah.
Dulu Ayah Ananda Sudah menyiapkan nama Yaitu Artha Dzerfe tapi Ayah Tidak tahu kalau Anaknya Kembar Dan Ayah Bingung harus memberi nama Aku Siapa Lalu Abah dateng Dan usulin nama Asyhab tapi Ayah Nggak Setuju karna ayah ingin kasih nama Aku Al. Dan karna tidak ingin Terus Bertengkar Abah Dan Ayah Ananda sepakat kasih nama Aku Alsyhab.
Abah punya 2 Anak Yaitu Kak Anisah Yoshegaf yang berumur 16 Tahun Dan Aminah Yoshegaf Yang berumur 6 Tahun Dan isTri Abah bernama Mayumi Yoshegaf, Al memanggilnya Umi.
-----//----
"Nanti Kita cari lagi...Ayo Kita pulang..."
Kemudian Al bergegas masuk Ke dalam Mobil itu.
"Artha Ngambek lagi?"(Mahdar Yoshegaf)
"Iya abah...Al Nggak tau harus Cari Artha kemana lagi.."(Al)
"Yaudah Sekarang abah anterin kamu pulang, Nanti kalau hujan udah berhenti kamu Bisa cari lagi"(Mahdar Yoshegaf)
"Al Nggak akan pulang sebelum Al Nemuin Artha, Al harus bilang apa Ke ayah Ananda"(Al)
"Al...Ananda Zeo pasti Bisa ngertiin kamu Al, Ayah kamu kan orang baik"(Mahdar Yoshegaf)
"Tetep aja Al..masih Nggak tenang..Karna Al takut Artha kedinginan di luar sana"(Al)
"Yaudah Sekarang Kita kerumah Abah..Nanti kalau hujan udah Reda Kita cari Sama sama"(Mahdar Yoshegaf)
"Al Nggak Mau Terus terusan ngrepotin Abah"(Al)
"Halah Al...Itu aja Ucapan Kamu kalau Abah Tawarin bantuan, Nggak ada Yang lain?"(Mahdar Yoshegaf)
"Tapi Al Serius abah..Al Nggak Mau repotin abah"(Al)
"Enggak....Abah Nggak ngerasa di repotin"(Mahdar Yoshegaf)
"Abah udah anggap Al sebagai Anak abah sendiri"(Mahdar Yoshegaf)
.
.
.
.
Artha Duduk di kursi depan Pintu rumahnya Sambil Memandangi Setiap Tetesan Air hujan.
"Kenapa Artha harus punya kembaran..."
"Gara gara bang Al...Artha Nggak Bisa dapetin kasih sauang Sepenuhnya dari Bunda Dan ayah..."
"Bang Al..Enak udah dapet kasih sayang Ayah Dan Bunda ditambah lagi kasih sayang abah Dan Umi"
"Argh....Artha Benci Al!!!"
Ia Mengacak ngacak rambutnya Yang basah karna Tetesan air hujan.
.
Karna Mendengar Teriakan Artha Yang sangat Keras Azri bergegas Membuka Pintu Dan memastikan bahwa Artha Sudah Kembali.
"Artha..."
"Bunda..."
"Akhirnya Kamu Sudah Kembali..."
Azri memeluk Artha, ia takut jika Artha Pergi Dan Tidak akan kemBali.
"Al Mana?"
Ketika Mendengar Pertamyaan Azri Artha Bergegas Melepaskan ibundanya.
"Sekali aja, Bunda Nggak Usah Bahas bang Al lagi!!
"Artha Nggak Mau kalau Bunda Terus terusan Bahas Bang Al"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung...

ARLESYAN [End] (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang