[10] Tragedi & Hari Duka

227 39 24
                                    

(Belum Revisi)

"Aku akan pergi, pada Waktu yang telah di tentukan," -Alsyhab

Alsyhab P.O.V

Aku Sekuat tenaga menyingkir kan puing puing yang Aku duga telah menimpa adikku--Artha.

Janganlah engkau Tinggalkan Aku, Biarlah Aku yang Pergi terdahulu.

"Arghh"

Apalah Daya tubuhku ini Usai bangun dari koma, berjalan saja masih belum Bisa tegap lalu ini Aku menyingkirkan puing puing besar? Tentunya tidak masalah bagiku jika bersangkutan dengan Adikku.

"Wiu..Wiu..Wiu"

Senyumku merekah Tepat Saat ada suara sirine pertolongan.

Tanganku melambai Ke arah mereka, berharap mereka Mau Membantuku Untuk menyingkirkan reruntuhan ini.

"Hey disana!" teriak salah seorang Petugas

Ya, Aku senang Aku Berhasil memanggil mereka.mereka datang Ke arahku lalu berbondong bondong Mengangkat puing reruntuhan berupa Pilar yang sangat besar.

Saat Berhasil di singkirkan, Aku membekap mulutku sendiri, Saat Itulah tangisku pecah.

"Hiks, bukan Artha.."

Dia bukan Artha, Adikku tidak Berambut kribo.

Aku Segera menjauh dari Tempat itu, Aku Tak tega melihat Mayat mengenaskan itu.

"Arthaaa! Arthaaa" teriakku

Mataku menyapu persekitaranku.Aku Tak menemukan tanda tanda keberadaan Artha.

Aku berkali menyeka air mataku, terserah jika Aku di katai Cengeng, ya siapa juga yang Mau kehilangan orang yang Kita sayang.Aku rindu.

Kepalaku sakit sekali seperti di Tusuk ribuan Jarum, Kakiku seperti sudah Tak Kuat menompang tubuhku, Aku memegang Kepalaku Kuat Kuat, sakitt sekali.

"Dor!"

Aku merasakan seperti ada Peluru panas yang Menembus bahuku, penglihatanku mengabur Dan Aku tidak tau Apa kelanjutannya karna semuanya.....

...Terlihat Gelap gulita.

"Brak!"

--<>--

"ALSYYY!" Teriak Ridho yang meneriakkan Alsyhab yang tergeletak berlumur darah lalu menghampirinya.

"A-al?"

Orang yang menembak Alsyhab terlihat cemas dan langsung menghampiri Alsyhab.

"Al..bangun Al...Al!!" teriak seseorang itu yang terlihat panik buka main.

Namun, satu tangan menarik kuat kerah belakang seragam tentara khas Meshcees   seseorang itu.

Bugh!

Ridho melayangkan pukulan ke perut seseorang itu, yang membuatnya jatuh tersungkur di atas aspal.

"Gue tau lo Itu sahabat nya Alsy! Iya kan!" bentak Ridho yang menatap nyalang orang di depannya.

"G-gue nggak tau kalau itu Al Kak.." cicit seseorang itu.

"BOHONG! TEGA LO CELAKAI SAHABAT LO SENDIRI! TEGA LO NEMBAK ALSY YANG HABIS BANGUN DARI KOMA! MATI LO SAAT INI JUGA!" teriak Ridho sambil mengarahkan ujung Pistol ke arah seseorang itu.

Dor!!

"Brak!"

Ridho tergeletak dengan Darah yang Mengucur deras dari punggungnya.

ARLESYAN [End] (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang