-Arlesyan-
"Artha..Ayah marah padaku karna aku membiarkanmu tenggelam. Jika saja, aku selalu merangkulmu dan sigap menolongmu, pasti kamu sekarang masih bersamaku," batin Alsyhab
Alsyhab kini tengah berdiri menatap kota yang menjadi perairan luas. Dia sudah berdiri di sana selama 2 jam, dan tidak ada satupun orang yang menyuruhnya untuk duduk.
Samar samar Alsyhab melihat tangan seseorang yang melambai lambai di tengah perairan luas. "ARTHA!!" teriaknya lalu bersiap menjeburkan diri namun dirinya di tarik oleh para petugas kepolisian.
"Nak, jangan.." ucap salah seorang polisi
"ADIKKU DISANA!! ARTHAAA!!" teriak Alsyhab
"Sudah Al! Semua sudah terlanjur, karnamu!" seru Zeo
"Ini semua takdir, bukan salah Al!" sangkal Azri
Azri tadi datang bersama Sandy menaiki mobil tentara. Dan sekarang, Azri tengah berusaha menenangkan Zeo di bantu oleh Zaeng dan Latusina. Sedangkan Sandy, kembali ke tenda pengungsian.
"Benar Ze, kau jangan seperti itu! Al juga kehilangan, terlebih Al menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri saat Artha tenggelam!" ucap Latusina
"Kalau kau ingin menyalahkan, salahkan saja Aku! Karna aku tidak menolongnya saat itu, dan memilih pergi menyelamatkan diri," ucap Zaeng yang langsung membuat Zeo berdiri dan memukul saudaranya itu.
"BIADAB KAU! MANA HATI NURANIMU! APA KARNA DIA BUKAN ANAKMU LALU KAU MENGORBANKAN DIA, DEMI NYAWAMU!" teriak Zeo
"Zeo tenang!" seru Latusina
"JENDRAL! PUTRAMU LOMPAT KE AIR TSUNAMI!" teriak Salah seorang Polisi yang membuat Azri bergegas menghampiri.
"Biarkan saja, dia bisa berenang!" seru Zeo yang membuat Zaeng tak habis fikir.
"GILA!" seru Zaeng
"Artha..kamu dimana? Aku akan selalu merasa bersalah jika kamu belum di temukan? Ayah membenciku, Artha.." batin Alsyhab yang berusaha mencari Artha di dalam air yang berkedalaman ratusan meter itu.
"ALSYHAB!! KEMBALI NAK!! JANGAN DENGARKAN APA KATA AYAHMU! SINI SAMA BUNDA!! ALSYHAB!! BAHAYA NAK!!" teriak Azri. Dia sudah kehilangan Ridho, Artha lalu sekarang? Alsyhab?
"Aku akan menemani Artha, dia sendirian di lautan luas yang dingin dan gelap ini,"
Wesh wesh wesh!
Terdengar suara pesawat tempur milik tentara Meshceesh yang membuat semuanya siap siaga.
Pesawat tempur tersebut melepaskan dua bom di air tsunami yang membuat Azri semakin panik. "AALLL!!!"
DUARRR!! DUARR!!
Air sampai naik ke daratan Neura bahkan membasahi semua yang ada disana termasuk Azri, Zaeng, Reyal, Latusina dan Zeo. Beberapa orang terseret ombak dan tenggelam.
"Al? ALSYHAB!! ALSYHAB!!" teriak Zeo sadar jika anaknya berenang di tsunami yang di bom.
Sedangkan di lain sisi, tubuh Alsyhab terpental pental di perairan karna bom hingga tak sadarkan diri, tubuhnya terluka dan berdarah hingga air di sekitarnya bercampur dengan darahnya.
"PUAS? KAU KEHILANGAN RIDHO, LALU ARTHA DAN SEKARANG ALSYHAB? KAU TIDAK BERSYUKUR ALSYHAB MASIH SELAMAT! KAU MEMBUAT DIA MERASA BERSALAH! DAN SETELAH ALSYHAB PERGI, KAU BARU MENYESAL? KAU BARU SADAR? GILAA!!!" teriak Zaeng
"HIKS, AL!!!"
"PEMBUNUH!!!" teriak Zeo yang kemudian mengambil dua bom dan berlari menuju perbatasan.
Bersambung...
Waduh, 2 tokoh utamanya pada ngilang
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLESYAN [End] (Belum Revisi)
AksiBROTHERSHIP Sebuah perang besar antara Arlesyan dan Meshceesh membuat Keluarga Ananda Zeo tenggelam dalam suasana duka yang membuat sebuah keluarga harus kehilangan orang yang sangat istimewa dalam sepanjang hidup mereka. "Abang harus janji kalau a...