[23] Penyerangan 2

64 17 1
                                    

-ARLESYAN-

Zeo berteriak di perbatasan antara Kota Sqerfi dan Kota Svi--kota yang saat ini di kuasai tentara Meshcees.

"PEMBOHONG! PEMBUNUH!! HIDUP SAJA KALIAN TIDAK PANTAS, APALAGI MENGUASAI NEGRI AJAIB INI!!" teriak Zeo yang di tertawai para tentara

"Bodoh, bisa bisanya kalian semua percaya dengan ucapan kami bahwa kami memberikan waktu satu hari untuk beristirahat dari peperangan. Lelucon macam apa itu, kami bahkan akan terus menjejalkan peluru peluru tanpa memberi jeda," ucap salah satu tentara Meshcees

"MANUSIA KEJAM TIDAK LAYAK HIDUP!!" seru Zeo lalu melempar dua bom ke arah sekumpulan tentara, yang membuat tentara tentara itu berlari menjauh. Namun, terlambat, hanya membutuhkan 2 detik bom tersebut meledak memakan 14 korban yang merupakan tentara.

"Layak kalian terima," gumam Zeo seraya tersenyum miring

"HAHAHAHAH, bodoh! Apa yang kamu lakukan?" tanya seorang tentara berbadan tinggi kekar, itu adalah jendral tentara Meshcees

"Pengecut! Bilang saja, kau dan pasukanmu tidak mampu melawan kami. Lalu kau serang kami saat kami lengah," ejek Zeo

"Oh ya? Hahahah, kan memang begitu sejak dulu...hm, bagaimana putra pertamamu? Sudah tewas?" tanya jendral tentara Meshcees itu.

"KURANG AJAR!!!" teriak Zeo lalu memukul musuh di depannya itu dengan membabi buta.

Jendral Brian adalah pelaku pembunuhan Ridho Wildanza--kakak Alsyhab dan Artha. Setelah di lantik menjadi asisten Jendral, Brian di beri tugas untuk membunuh anak pertama dari Zeo, karna Ridho merupakan penerus pertama Zeo yang akan menjadi tentara. Setelah melaksanakan tugasnya, Brian membunuh atasannya. Dan karna itulah dirinya kini menjadi seorang Jendral.

"Zeo! Zeo!" seru Sandy yang berusaha melerai dua jendral itu

"KENAPA KAU DAN PASUKANMU MELUNCURKAN BOM KE AIR TSUNAMI!!" teriak Zeo dengan mengguncang guncangkan tubuh musuh di depannya.

"Karna ada putra kesayanganmu, hm..." jawab jendral Meshcees itu dengan santai

"Gila," gumam Sandy

"Zeo...lebih baik kau cari kedua jasad putramu, sebelum pasukan angkatan laut kami melesat membunuh korban korban tsunami yang belum tewas. Termasuk putra kembarmu," ucap Jendral tersebut yang semakin membuat emosi Zeo meluap luap

"Aku hanya bercanda. Paling kedua anakmu itu juga sudah tewas. Yang satu ke tembak, yang satu tenggelam, yang satu ke bom hahahah!!" ujar Jendral Meshcees tersebut

BUAGH!!

BUAGH!!!

DORR!!

"MAAF, AKU HANYA BERCANDA!!" seru Zeo lalu pergi meninggalkan musuhnya yang terlentang dengan tubuh memar memar dan kaki yang mengalirkan banyak darah karna tembakan Zeo.

"Sandy! Bunuh dia!" seru Zeo

"Tapi..."

"Lebih baik membunuh satu orang dan menyelamatkan jutaan jiwa, di banding membunuh jutaan jiwa untuk menyelamatkan satu orang biadab seperti dia!" seru Zeo

"Baiklaahh," ucap Sandy

"Membunuhku tidak membuat perang ini berhenti karna dalang sebenarnya bersembunyi di balik tirai hitam dan tertawa menyaksikan pertumpahan darah ini hahahah," ucap Jendral tersebut

"Lah kau kan juga bahagia ketika melihat darah," ucap Zeo. "Lakukan, Sandy!" perintah Zeo

DOR!!!

DORR!!

Dua tembakan. Satu di kepala, satu di dada bagian kiri.

"Hahhah, masih untung aku membunuhnya, tidak membunuh anaknya..seperti yang di lakukannya pada Ridho," ucap Zeo

"Ee, kau dendam pada mayat segar?" tanya Sandy yang membuat Zeo tertawa

"Sejak kapan..aku memiliki teman psikopat," ujar Sandy seraya menggeleng heran dan merangkul Zeo.

"Eh, kalau aku psikopat aku tidak punya hati. Kalau aku tidak punya hati, aku tidak kasihan pada ketiga putraku," ucap Zeo

"Benar juga" jawab Sandy

"Tapi...aku masih belum yakin kedua putraku tewas. Aku harus memastikannya," ucap Zeo melepas rangkulan Sandy lalu berlari pergi

"ZEO!!!"

---

Sandy kelelahan mengejar Zeo. Namun, yang membuat heran. Zeo tiba tiba berhenti yang membuat Sandy heran.

"Kenapa?" tanya Sandy setelah berhasil sampai di samping Zeo

"Lihat itu!" seru Zeo seraya menujuk langit.

Di sana ada belasan pesawat tempur milik Meshcees yang menurunkan bom.

"PERANG LAGI?!!!!!! AYO ZEO!!" seru Sandy lalu berlari pergi di ikuti Zeo.

----

Belum juga menara signal dan menara listrik di perbaiki, tapi perang kembali terjadi. Azri, walau hari ini adalah hari berduka baginya karna kehilangan dua anaknya..namun dia harus tetap melayani pasien yang terluka.

"TOLONG!!!" seru seorang anak kecil yang berusaha membopong seorang gadis yang lemah tak berdaya. Mendengar itu, Monica dan Azri segera mendekat

"Amina? Annisa?" tanya Azri

Anak kecil perempuan yang mendengar suara yang tak asing di telinganya itu lantas mendongak.

"BUNDAA!!!!"

Bersambung...

Kalian ingat Amina sama Annisa? yang di Part 02. Abah di part itu namanya Aminah Yoshegaf sama Anisah Yoshegaf kan? Nah, nama yang sebenarnya itu Amina Yoshee-gaf dan Annisa Yoshee-gaf. Banyak yang namanya berubah di mimpi Artha. Sesuai dengan nama yang Artha panggil.

Artha memang suka memanggil Amina & Annisa itu Aminah & Anisah. Dan Marga Yoshee-gaf itu dia bilangnya Yoshegaf karna terlalu sulit.

Ada banyak nama yang berbeda dari kenyataan dengan mimpi Artha yang belum kalian ketahui.

ARLESYAN [End] (Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang