Pria itu.
Pria yang hobi membawa gitar kemana-mana dan memainkan nya dimana-mana itu sedang duduk di halte seraya mengetik senar gitarnya. Tak sengaja matanya menangkap seorang lelaki cantik yang berdiri di sebrang sana.
Mungkinkah lelaki itu akan menyebrang? Dengan inisiatifnya Mark berdiri dan pergi ke sisi lain trotoar untuk membantu lelaki itu menyebrang.
"Kamu mau nyebrang?" tanyanya.
"Ah iya."
"Ayo aku sebrangin."
"Iya, makasih." ucapnya sambil membungkukkan tubuh.
"Your welcome." Mark lalu mengenggan tangan lelaki itu.
Entah kenapa Mark merasa jantungnya berdetak lebih cepat saat tangan nya bersentuhan dengan kulit lelaki itu. Dan juga tangan lelaki itu yang tampak mungil dan pas di genggaman tangan nya.
Mark mulai menyebrang dirasa sudah tidak ada kendaraan lewat.
"Sekali lagi, makasih..."
"Mark Lee, panggil aku Mark."
"Ah iya, Mark. Aku Huang Renjun, salam kenal!" Renjun meraih tangan Mark, menyalami nya setelah itu pergi begitu saja.
Mark yang melihat itu hanya bisa menganga walau setelahnya dia terkekeh karena tingkah lucu lelaki itu.
Renjun, dia hampir 10 kali bolak-balik di lapangan. Lelah? Tentu saja. Tapi Renjun tidak boleh merengek karena kelelahan sebab dia tugaskan seperti ini oleh guru, membawa beberapa buku ke ruang kelas tertentu.Ditambah tidak ada yang membantunya sama sekali.
Renjun baru tersadar bahwa pria yang dia temui di halte tadi sedang duduk di sisi lapangan sambil memperhatikan nya. Dengan segera Renjun membuang muka, tidak ingin lama-lama menatap pria itu yang membuatnya salah tingkah.
Namun dirinya tidak bisa bergerak sama sekali ketika Mark berdiri dan berjalan menghampirinya.
"Butuh bantuan?"
"Ahh.. um.."
Belum sempat menjawab tetapi Mark telah mengambil alih beberapa buku di tangan nya.
"Dianter kemana?"
"K-ke.. ke kelas sepuluh IPA dua."
"Okey." Mark lalu berjalan mendahului Renjun dan tidak lama Renjun menyusul.
Huft.. ada apa dengan hatinya? batin Renjun seraya memegang dada kirinya.
"M-Mark, kamu sekolah disini? Kok aku baru liat."
"Aku udah gak sekolah. Masa kamu gak sadar kalo aku gak pake seragam?"
"O-oh." Renjun memang baru tersadar bahwa Mark hanya memakai celana jeans dan kaos hitam polos, "Kenapa gak sekolah?"
"Aku udah lulus." Mark terkekeh.
"Oh iya." Renjun menggaruk kepala nya karena menahan malu.
"Why so cute?"
"Apa?"
Mark tersenyum, "Nope, i'm cute."
Renjun memilih tidak berbicara lagi karena tidak paham dengan maksud Mark, atau dia yang memang lama mencerna alias lemot?
"Renjun-ah." panggil Mark.
"Ya?"
"Is it wrong to fall in love at first sight?" ujar Mark.
Renjun menatap Mark dari samping, "Gimana?"
"Ah gini deh, can i fall in love this October?"
"Kayaknya ada yang salah sama kata-kata kamu, Mark."
"Salah?" kening Mark berkerut, "Mana nya yang salah? Oh come on, i'm from Canada. Mana mungkin ada salah kata."
"Yang bener tuh gini, we fell in love in October."
Mark mengangguk, "Oh wait!? We? You too--"
"Yashh..." Renjun menunduk untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah.
Mark terkekeh sebab ini lucu sekali, di hari yang sama mereka jatuh cinta dan di hari itu pula mereka menyatakan perasaan yang muncul begitu cepat.
Mark mengusap rambut Renjun, "Now you're mine, haha." canggung, sangat canggung.
Mereka baru saja kenal dan secepat itu perasaan mereka tumbuh, tanpa mengetahui sifat satu sama lain yang sebenarnya.
Special Oktober, kalo gak seru mau di unpub ya hehe
See you next chapter 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
We Fell In Love In October | Markren
Fanfiction[ October special ] ❝ Thank you October.❞ • | bxb • | homophobic? left this ©niki, 2021