Chapter 6

819 130 6
                                    

Mark tadi sengaja menyuruh Renjun untuk diam di kamarnya saja daripada jadi bahan perhatian keempat teman nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark tadi sengaja menyuruh Renjun untuk diam di kamarnya saja daripada jadi bahan perhatian keempat teman nya.

Yang membuat Mark kesal para teman nya itu tidak mau pulang selama Renjun masih ada disini. Maka dari itu Mark menyuruh Renjun untuk memisahkan diri dan tidak lama-- ah cukup lama, sampai jam menunjuk pukul 5 sore akhirnya para teman nya itu pulang.

Tentu saja kencan Mark dan Renjun gagal. Padahal Mark sudah menyusun acara seperti menonton film bersama Renjun, pesta camilan, saling bercerita dan terakhir Mark ingin mengulang pernyataan cinta nya.

Mark juga tidak sempat memperkenalkan Renjun pada ibu nya sebab Renjun pun harus pulang sebelum matahari tenggelam.

Mereka berdua sedang berjalan sambil menunggu taksi, langit juga tampak begitu gelap dari sore biasa nya. Mark curiga hujan akan turun, jadi dia mengajak Renjun untuk berteduh di halte sebelum langit menumpahkan air yang deras nanti.

Benar saja, tidak lama hujan turun lebat. Mark merangkul bahu Renjun dan lelaki itu otomatis menyandarkan kepala nya di bahu Mark.

"Maaf ya, date nya jadi gagal." suara Mark.

"Gak apa-apa. Lain kali lagi aja."

Jujur, Mark tidak enak hati pada Renjun.

"Waduh!" Mark meringis ketika air hujan masih bisa membasahi mereka berdua, air hujan itu sedikit tertiup angin.

Tanpa sadar, Mark sudah memeluk tubuh Renjun, menghalangi wajah Renjun dengan telapak tangan nya. Renjun semakin mepet pada Mark karena dirinya yang mulai basah.

Kemudian waktu terasa berhenti ketika manik mata mereka saling bertemu. Cukup lama mereka saling menatap.

Jari Mark dengan telaten menyingkirkan rambut Renjun yang menutupi mata lelaki itu dan tangan satu nya masih memeluk erat tubuh mungil itu.

Setelah selesai, Mark merasa lega karena bisa menatap mata Renjun lebih leluasa lagi.

Mark menatap setiap inci wajah cantik lelaki di depan nya. Bibirnya tersenyum tipis. Lalu pandangan nya turun dan terkunci pada bibir Renjun.

Mark meletakkan jari telunjuknya di bibir Renjun dan mengecup jari nya. Dia masih belum berani untuk mencium bibir remaja itu secara langsung.

Tetapi melihat sikap Mark yang setengah-setengah, Renjun pun membalas mengecup pipi Mark singkat. Membuat pria itu membeku.

"Markeu-ya."

"Eu-- um.. y-ya?" ucap Mark gugup.

Renjun tersenyum manis ke arah Mark, "I love you."

Renjun baru saja teringat sesuatu, Oktober seharusnya sudah memasuki musim gugur, tetapi entah kenapa yang datang malah hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun baru saja teringat sesuatu, Oktober seharusnya sudah memasuki musim gugur, tetapi entah kenapa yang datang malah hujan.

Musim gugur adalah musim favorit Renjun. Namun itu semua tidak akan berlaku lagi bagi Renjun sekarang, hujan adalah musim favoritnya sekarang.

Renjun akan selalu berterima kasih pada tuhan atas takdir yang dia berikan padanya, bertemu pria seperti Mark. Renjun sangat bersyukur.

"Koko."

Renjun mengedipkan matanya berkali-kali sebab tadi dia melamun.

"Oh iya, bi? Kenapa?"

"Minuman nya mau bibi yang anter atau koko?"

"Renjun aja, bi. Makasih ya." Renjun kemudian membawa nampan yang diatasnya terdapat dua gelas teh hijau hangat.

Keluar dari dapur, Renjun disuguhkan dengan pemandangan Mark yang sedang bermain ponsel dengan selimut yang bertengger di kedua bahu nya.

"Diminum, Mark. Biar anget."

Mark mengangguk lalu mengambil gelas itu dan meneguk teh nya.

"Udah gelap, Mark. Kamu nginep aja."

"Ahh, aku pulang aja. Aku gak mau ngerepotin kamu."

"Ihhh nggak kok. Lagian masih hujan diluar, jangan maksain nanti sakit. Aku gak mau kamu sakit Mark, nanti kalo kamu sakit ak--" suara Renjun terputus ketika tangan Mark menangkup kedua pipi nya.

"Iya deh iya, aku nginep. Tapi nanti pagi aku langsung pulang."

"Gak mau temenin aku di sekolah?"

Mark tertawa, "Iya iya, sekalian aku temenin deh di sekolah." Mark mencubit pipi Renjun, "Gemes banget."

"Dek."

Kedua pria itu menoleh ke arah orang yang baru saja keluar dari kamar.

"Gege? Kenapa?" tanya Renjun.

Pria yang lebih dewasa itu sempat menatap ke arah Mark sekilas, "Kita bisa ngobrol sebentar gak?"

Renjun menoleh ke arah Mark dan pria itu mengangguk sebagai respon. Renjun pun mengikuti kakak nya menuju halaman belakang.

 Renjun pun mengikuti kakak nya menuju halaman belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Vote & komen

We Fell In Love In October | MarkrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang