Chapter 4 : i can't stop thinking about you

1K 152 5
                                    

Sekolah telah bubar, Mark berada di lobi untuk menunggu ibu nya, ditemani oleh Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekolah telah bubar, Mark berada di lobi untuk menunggu ibu nya, ditemani oleh Renjun. Mereka hanya saling diam sejak tadi, tidak ada percakapan sama sekali.

Renjun pun diam-diam sebenarnya curi-curi pandang ke arah nya, sampai berkata dalam hatinya 'Mark dari samping aja keliatan ganteng banget', begitulah.

Kemudian Renjun perlahan meraih tangan Mark, menyusupkan jari nya di sela jari Mark. Pria tampan di sebelahnya itu pun melirik lalu terkekeh, walau aslinya Mark ingin sekali kabur dari sana.

"Markeu-ya." panggil Renjun dengan suara pelan sambil menundukkan kepala nya.

"Hm?"

"Kenapa mantan-mantan ku gak kayak kamu sih?" ujar Renjun, "Mereka emang sweet overload tapi gak kayak kamu. Cuma lewat hal kecil yang kamu lakuin aja aku udah seseneng itu, Mark."

Mark menyunggingkan senyuman nya, "Sama-sama."

Renjun tertawa, "Waktu kita nyebrang jalan itu, jujur aku malah kayak mau ketabrak gara-gara skinship sama kamu."

"Awalnya aku juga mau diem di tengah jalan aja biar kita mati berdua."

"HEH!" Renjun memukul lengan Mark, refleks.

"Aduh! Iya becanda kok, aku gak mau mati dulu sebelum cium kamu."

Renjun semakin terkejut mendengar itu, "A-apaan sih Mark?"

"Boleh gak?" tanya Mark.

"Apa?"

"Cium kamu."

"Kapan?"

"Sekarang."

"Gak boleh."

"Kenapa?" kening Mark berkerut.

"Masih sekolah."

"Yaudah nanti aja pulang sekolah."

Renjun membuang napas kasar. Tidak tahu apakah Mark sedang bercanda atau serius. Tapi raut wajahnya menggambarkan bahwa pria itu tidak sedang bercanda.

"Jangan cium-cium dulu, Mark, nanti--"

Cup

Renjun membeku saat Mark dengan cepat mencium pipi nya. Lantas dia menatap pria itu.

"Hehe." Mark tersenyum polos ke arah Renjun, "Makasih."

Renjun menggeleng-gelengkan kepalanya, "Sama-sama."

"Aku pulang!" suara Renjun ketika dia memasuki rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku pulang!" suara Renjun ketika dia memasuki rumahnya.

"Buka sepatu lah dek! Udah dibilang dari kemarin."

"Iya ge, maaf." Renjun kembali mundur untuk membuka sepatu nya, setelah sepatu itu terlepas dari kaki nya Renjun kembali masuk.

"Nah, jangan lupa makan malem." ujar kakak laki-laki Renjun.

"Aku mau langsung tidur, ge."

"Besok libur?" tanya Winwin.

"Iyaa."

"Yaudah, istirahat aja."

Renjun hanya mengangguk sebagai respon, lalu naik ke lantai dua untuk pergi kamarnya. Setelah masuk, Renjun melempar sepatu serta tas nya ke sembarang arah, menjatuhkan diri ke atas kasur dengan posisi tengkurap.

Menggerutu tidak jelas, berteriak di atas bantal agar suara nya tidak terdengar kencang.

Lalu Renjun mengubah posisi nya menjadi terlentang, mengusap pipi kirinya sambil tersenyum.

"Mark Lee, jadi beban pikiran aja." gumam nya.

Renjun hampir lupa rasanya berbunga-bunga seperti ini karena dia terlalu menerima banyak luka dan melupakan rasanya bahagia.

Tapi berkat Mark, dia bisa kembali merasakan itu semua. Bahkan yang sekarang dilupakan adalah luka dan rasa sakit.

Hubungan mereka baru menginjak hari ke 2, tetapi bagi Renjun itu semua terasa cukup lama untuk berlalu. Renjun ingin itu semua berakhir menjadi lebih lama lagi dari yang dia rasakan sekarang.

Sudah pukul 9 malam, tidak terasa sebab Renjun sibuk memikirkan Mark. Renjun ingin tidur, tapi tidak bisa, dia tidak mau berhenti memikirkan pria asing yang baru saja masuk ke kehidupan nya dan memberi pengaruh besar untuknya.

Mungkin jika Renjun melakukan berbagai cara untuk bisa tertidur, itu akan sulit. Kecuali ada yang menghipnotisnya agar tertidur.

 Kecuali ada yang menghipnotisnya agar tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Hai, seru gak sih?

We Fell In Love In October | MarkrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang