Chapter 13 : a necklace

578 104 4
                                    

Tidak bertemu satu hari saja Mark sangat merindukan Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tidak bertemu satu hari saja Mark sangat merindukan Renjun. Sore ini, sebelum dirinya berangkat kerja lagi Mark berkunjung ke rumah Renjun.

Mark tau ini akan sedikit mengganggu sebab Renjun baru saja pulang, tapi tak apa, Mark tidak bisa menahan rasa rindu nya.

Dia menekan bel rumah itu lalu seseorang membuka gerbang.

"Mark."

"Eh." Mark membungkuk, "Kak Win, Renjun nya ada?"

"Mau ngapain?"

Mark tertohok ketika Winwin bertanya seperti itu padanya.

"Um..."

"Kangen? Yaudah sana masuk."

Mark bernapas lega kemudian tersenyum, "Makasih kak."

Winwin mengangguk. Mark pun masuk diikuti Winwin di belakang nya.

Kebetulan Renjun keluar dari kamar, ia tersenyum lebar ketika melihat siapa yang baru saja datang.

"Mark!!" sahut Renjun yang berlari menghampiri Mark dan memeluk lehernya.

"Miss you."

Renjun terkekeh, "Too, padahal cuma sehari gak ketemu." lalu ia melonggarkan pelukan nya.

"Kamu udah makan?" tanya Mark.

"Udah kok. Kamu udah?"

Mark menggeleng, "Belum sih."

"Ih kenapa?? Mau makan? Makan ya nanti sakit."

"Eh nggak usah, nanti aku makan di kafe aja. Aku kesini cuma mau ketemu kamu sama kasih ini," Mark merogoh saku hoodie nya untuk mengambil sesuatu.

Renjun hanya memperhatikan gerak-gerik Mark.

"Balik ke belakang." suruh Mark dan Renjun pun menurutinya.

Mark memasangkan sebuah kalung berwarna silver di leher Renjun. Renjun kembali berbalik.

"Mark--"

Mark memperlihatkan kalung yang sama pada Renjun. Beda nya liontin milik Renjun berbentuk matahari dan milik Mark berbentuk bulan, namun ketika di dekatkan kedua liontin itu akan menempel.

"Markeu-ya, makasih." ucap Renjun.

Mark tersenyum, mengelus rambut coklat yang lembut milik Renjun.

"Jangan dilepas ya."

Renjun mengangguk. Mark kembali menyembunyikan kalungnya di balik hoodie nya.

"Aku gak bisa lama-lama, aku berangkat ya?"

"Iya, hati-hati Mark."

Sebelum pergi Mark kembali mengusak rambut Renjun lalu keluar. Dan diluar ia berpapasan dengan Winwin.

Jujur Mark masih bingung dengan kakak laki-laki Renjun, apakah laki-laki itu merestui hubungan mereka atau tidak? Karena terkadang Winwin terlihat baik dan tak lama ia terlihat seperti tidak menyukai hubungan nya dengan Renjun.

Mark menghampiri Winwin yang sedang menyisir bulu kucing di kursi halaman rumah ini.

"Kak."

Winwin menoleh sekilas, "Duduk."

Mark pun duduk disamping Winwin.

"Ada apa?"

"Kak Winwin sebenernya ngerestuin hubungan Mark sama Renjun atau nggak? Mark ragu. Mark gak bisa bertahan juga kalo kak Winwin nya gak ngerestuin."

Winwin memberhentikan aktivitasnya dan membiarkan kucing dipangkuan nya itu kembali bermain. Lalu ia menghadap ke arah Mark.

"Saya gak bakal jawab pertanyaan kamu sekarang. Tapi kamu harus bikin saya ngejawab pertanyaan kamu secepetnya. Gimana? Ya buktiin bahwa kamu beda dari yang lain, bener-bener sayang sama Renjun dan kamu harus janji sama saya kalo kamu gak bakal nyakitin Renjun."

Mark terdiam sebentar untuk mencerna perkataan Winwin di otaknya. Sesayang itu Winwin pada Renjun, laki-laki itu benar-benar tidak ingin jika adiknya merasakan sakit hati lagi.

"Iya, kak. Saya janji, kalo saya udah bisa buktiin tolong langsung jawab pertanyaan saya."

Winwin tersenyum tipis kemudian mengangguk. Mark bangkit dari duduknya dan kembali membungkuk.

"Saya pamit ya, kak."

"Iya, hati-hati."

"Eh kak, tadi saya kasih kalung couple ke Renjun, tolong perhatiin takutnya di lepas."

Winwin tertawa pelan mendengar itu, "Iya, Mark."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












Oktober udah mau abis tapi book ini belum tamat TT, aku usahain bakal up cepet

VOTE & KOMEN

We Fell In Love In October | MarkrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang