Hari-hari mulai berlalu begitu cepat, semua tetap normal seperti biasa. Mark dengan kegiatannya, Renjun dengan sekolahnya yang sebentar lagi akan kelulusan.
Mereka berdua selalu menyempatkan untuk bertemu sebab akhir-akhir ini mereka berdua tampak sibuk. Kafe tempat kerja Mark mulai ramai dikunjungi banyak orang karena disana terdapat rumah kucing yang pengunjungnya boleh bermain bersama hewan itu, juga Renjun yang sibuk dengan ujian nya untuk kelulusan.
Perlahan juga kakak laki-laki Renjun mulai menerima adanya Mark di kehidupan adiknya. Sampai sekarang Winwin sama sekali tidak melihat bahwa Mark akan atau sedang menyakiti Renjun.
Sore ini Winwin sengaja memesan banyak makanan untuk mengajak Mark makan bersama juga. Kenapa harus memesan? Winwin tidak terlalu pandai memasak.
Tidak lupa ia mengatur ac menjadi suhu yang hangat karena sudah masuk musim dingin.
Beberapa menit setelah itu pintu terdengar dibuka, menampilkan Renjun bersama Mark di belakangnya.
"Aku pulang." suara Renjun.
Winwin lalu berjalan untuk menghampiri adiknya.
"Ganti baju, langsung ke meja makan ya." ujar Winwin.
"Oke, ayo Mark." ajak Renjun.
Mark mengangguk dan sempat membungkuk ketika berpapasan dengan Winwin.
Mereka bertiga kini tengah duduk melingkari meja dengan beberapa makanan dan minuman diatasnya.
Sebelum melahap makanan di hadapan mereka, Mark, Winwin, dan Renjun menautkan kedua tangan mereka dan mulai berdo'a setelah itu mereka pun manyantap makanan yang sudah tersedia itu.
"Makasih, kak." ucap Mark pada Winwin.
"Makan yang banyak Mark." Winwin menyahuti.
Mark hanya mengangguk. Disisi lain Renjun sesekali melirik Mark sambil tersenyum tipis.
"Makan yang banyak juga Renjun." Winwin pada Renjun.
"Iya, ge."
"Abis ini langsung pulang, Mark?" tanya Winwin.
"Nggak, kak. Mau ajak Renjun jalan dulu."
"Yaudah, jangan kemaleman."
"Okey, kak."
Mereka kembali hening sambil menikmati makanan masing-masing. Setelah selesai, Mark pun membantu Winwin untuk mencuci piring sedangkan Renjun sedang me-lap meja makan.
Selesai itu Mark dan Renjun siap-siap dan memakai jaket tebal lalu pamit kepada Winwin.
Mereka berdua kini berjala diatas trotoar, menyusuri kota yang semakin larut semakin ramai.
"Mark, pipi sama hidung kamu merah."
"Ah, really?"
Renjun menoleh ke arah Mark kemudian menangkup kedua pipi Mark dengan kedua tangan nya yanh ditutupi oleh sarung tangan.
"Dingin banget? Atau mau aku peluk?"
Mark tertawa sebab merasa geli dengan tawaran Renjun.
"Aku gak bercanda." ujar Renjun yang kemudian melingkarkan kedua tangan nya di pinggang Mark.
"Kamu sayang aku kan, Mark?" tanya Renjun.
"Tanpa aku jawab, surely you already know the answer."
Renjun mengangguk, "Tapi aku pengen kamu jawab langsung pertanyaan aku."
Tangan Mark mengelus lembut surai kecoklatan milik Renjun, "Sayang bangettttt."
Renjun terkekeh lalu melepaskan pelukan nya, kini ia meraih kedua tangan Mark.
"Renjun-ah, lusa aku ke Kanada."
"Kanada?"
Mark mengangguk, "Pulang kampung hehe."
"Oh jadi kamu bukan asli orang Korea, ya?"
"Ibu asli Korea tapi ayah orang Kanada."
"Blasteran, ya? Terus kamu mau ninggalin aku, Mark?"
Mark gemas lalu mencubit pipi Renjun, "Kalo kamu mau ikut, ayo."
"Kamu bercanda ya? Aku ada ujian."
Mark tersenyum dan menatap Renjun dengan tatapan teduhnya, "Semangat ya, semoga nilai kamu bagus. Kalo bagus nanti aku lamar."
"Ihhh Mark Lee!!! Jangan ngaco!"
"Aku serius astaga."
"Gak mau!"
"Loh!?"
Renjun menunduk dan kembali menggenggam kedua tangan Mark, "Aku belum siap, Mark."
Mark menangkup wajah Renjun dan menempelkan kening mereka.
"It's okay."
Renjun kembali menerjang tubuh Mark, memeluk tubuh pria di depan nya dengan erat.
"Waktu kok cepet banget ya jalan nya? Kenapa gak coba berhenti sebentar? Aku masih pengen bareng kamu, Mark."
"Kenapa bahasa nya jadi sedih sih sayang?"
"Ish!!" Renjun memukul dada Mark karena salah tingkah sudah dipanggil sayang, sedangkan Mark hanya terkekeh melihat tingkah kekasihnya itu.
Bentar lagi tamat yuk bisa :)
VOTE & KOMEN
KAMU SEDANG MEMBACA
We Fell In Love In October | Markren
Fanfiction[ October special ] ❝ Thank you October.❞ • | bxb • | homophobic? left this ©niki, 2021