Chapter 16 : another love

640 105 12
                                    

Hampir dua --atau tiga hari, Renjun tidak berkunjung ke tempat kerja Mark, bahkan selama tiga hari itu mereka tidak bertemu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hampir dua --atau tiga hari, Renjun tidak berkunjung ke tempat kerja Mark, bahkan selama tiga hari itu mereka tidak bertemu. Saling berkabar pun tidak.

Semenjak hari itu, dimana Renjun memberi tahu Mark bahwa dirinya cemburu dengan postingan instagram Mark. Mereka berdua saja tidak pernah foto bersama seperti itu, atau Mark memposting foto nya di instagram pria itu --tidak pernah.

Tapi tidak lama dari itu Mark menghapus postingan nya lalu mereka tidak bertemu lagi.

Mark, pria itu mencat rambutnya menjadi blonde dan sedikit memotong rambutnya. Mark hanya ingin terlihat baru setelah hampir 7 tahun penampilan nya terus saja begitu.

Akhir-akhir ini pun Mark sering bertemu Haechan, laki-laki yang waktu itu meninggalkan ponsel nya.

Laki-laki itu menjadikan kafe tempat kerja Mark sebagai tempatnya mengerjakan tugas. Mark juga sesekali membantu atau hanya sekedar menemani nya.

"Do you have a boyfriend, Mark?"

Mark yang tadinya sedang memperhatikan Haechan itu kemudian mengalihkan pandangan nya ke arah lain sebab laki-laki itu menoleh ke arahnya.

"No other questions?"

Haechan lantas mengerutkan keningnya, "Gak ada. Tapi... punyakan? Mustahil kalo gak punya."

"Um.. maybe --yeah."

Haechan menatap Mark dengan tatapan nya yang dalam membuat pria itu salah tingkah.

"Why!?-- i mean, don't look at me like that."

"Orang aku biasa aja natapnya." sahut Haechan membuat Mark menjadi gelagapan.

"Mata kamu hampir tenggelamin saya ke jurang yang gelap."

Haechan terkekeh, "Jangan tenggelam kak, aku gak tega. Jangan mati dulu sebelum kamu ngerasain arti sesungguhnya dari hidup kamu."

Mark tersenyum mendengar kata-kata yang keluar dari bibir Haechan. Lalu ia memegang dada kiri nya, jantungnya sedang berdetak tidak normal alias berdetak lebih kencang dari biasanya.

 Lalu ia memegang dada kiri nya, jantungnya sedang berdetak tidak normal alias berdetak lebih kencang dari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dek."

Renjun yang sedang menonton tv sambil mengunyah makanan itu menoleh, menatap kakaknya yang kini duduk disampingnya.

"Tumben Mark gak ada kesini? Biasanya dia sering banget tuh main."

Renjun terdiam. Dia pun tidak tahu apa yang sedang terjadi antara dirinya dan Mark. Tiba-tiba saja mereka.. renggang?

"S.. sibuk kali, ge."

Winwin menatap --menerawang mata Renjun, menbuat laki-laki itu gugup.

"Yakin?"

"Umm--"

"Sesibuk apapun Mark dia bisa, banget malah nyempetin datang kesini, mau itu sekedar nganterin kamu atau ikut makan malem. Aneh, kamu gak ngerasa?"

Lagi-lagi Renjun hanya bisa terdiam, dia bingung harus menjawab apa sebab dirinya pun tidak mengerti dengan keadaan mereka berdua sekarang.

"Buat sekarang gege bakal santai aja, tapi kalau misal sampe satu minggu atau dua minggu kalian masih gini, yap, ada masalah diantara kalian. Inget Ren, gege gak mau liat kamu sakit hati lagi ok? Kalo ternyata Mark sama kayak yang lain, dia bakal jadi yang terakhir sakitin kamu, gege jamin, gak bakal ada yang nyakitin kamu lagi abis itu."

Seperti dejavu, Mark yang sedang duduk di halte itu tidak sengaja melihat Renjun di sebrang sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti dejavu, Mark yang sedang duduk di halte itu tidak sengaja melihat Renjun di sebrang sana.

Tadinya Mark ingin berdiri dan menghampiri Renjun untuk membantunya menyebrang. Tapi entah kenapa kaki nya sulit untuk di gerakkan, dan Mark merasa akan canggung nantinya.

Namun jalanan pun tidak terlalu ramai jadi Renjun bisa menyebrang dengan mudah. Tak disangka remaja itu ternyata menghampiri Mark dan berdiri di depan nya.

Mark mendongak untuk melihat wajah Renjun. Ya, ini benar-benar canggung.

Hal berikutnya yang membuat hati Mark terasa tergores oleh pisau adalah ketika Renjun tersenyum tulus kemudian mengelus rambutnya sambil berkata--

"You're in another love, right?"

 "You're in another love, right?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












VOTE & KOMEN

We Fell In Love In October | MarkrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang