Chapter 19 : my love is gone

729 109 33
                                    

Kenapa harus secepat itu? Haruskah Renjun melepaskan Mark?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa harus secepat itu? Haruskah Renjun melepaskan Mark?

Renjun tidak mungkin melepaskan seseorang yang sudah sangat ia sayangi. Tentu tidak semudah itu baginya.

Mengingat dirinya yang memang sedang sakit hati tetapi dia jauh lebih takut jika harus berpisah dengan Mark.

Waktu yang mereka lalui baru sebentar, Renjun masih ingin merangkai momen bersama Mark.

Disisi lain, Renjun lebih yakin dengan firasat kakaknya. Jujur Renjun tidak ingin merasakan sakit hati lagi. Mungkin untuk sekarang tidak apa-apa, tapi nanti, Renjun mungkin bisa saja mati rasa.

Lagi, sudah dua hari semenjak Mark datang ke rumahnya, mereka tidak bertemu lagi. Kadang Renjun menangis ketika teringat momennya bersama Mark.

Renjun memejamkan matanya sambil menghela napas, memberhentikan langkahnya tepat di bawah lampu jalan. Lalu remaja itu menyandarkan punggungnya ke tiang lampu itu.

Sepahit inikah yang namanya cinta? Atau memang karena dirinya yang terlalu mencinta sampai harus makan hati?

"Psst..."

Renjun dengan refleks menoleh kanan kiri ketika sebuah suara terdengar oleh telinga nya.

Matanya menyipit saat melihat sebuah bayangan mendekatinya. Renjun hampir berlari namun tidak jadi begitu ia melihat siapa orang itu.

"Hai."

Renjun kini menatap laki-laki yang sedang tersenyum di hadapannya. Hanya ada penerangan dari lampu jalan, tapi kenapa laki-laki itu tetap terlihat tampan?

"Kamu ngapain jalan sendiri malem-malem? Gak takut ada sesuatu?"

"Aku lebih takut karena kamu ngikutin aku, Jaem."

Jaemin terkekeh, "Ternyata kamu sadar. Maaf soalnya aku yang lebih takut kalo kamu kenapa-kenapa."

Bibir Renjun tersenyum tipis mendengar itu. Jaemin ikut bersandar disisi lain tiang itu, lebih tepatnya sekarang mereka saling membelakangi.

"Ternyata cinta itu gak semanis yang dibayangin ya, Jaem? Aku udah pernah ngerasain cinta yang beda-beda tapi endingnya selalu sama aja, nyakitin."

Mendengar itu Jaemin menunduk. Jaemin merasa sedikit ditampar oleh perkataan mantan kekasihnya itu.

"Kayaknya mulai sekarang aku udah nyerah sama yang namanya cinta. Sekarang aku yakin kalo jodoh pasti datang sendiri, aku gak perlu nyari sendiri lagi karena aku udah capek, Jaem."

Jaemin mengepalkan kedua tangannya, sungguh Jaemin tidak sanggup mendengar kata-kata menyedihkan itu dari mulut Renjun.

"Ren.." panggil Jaemin.

"Iya?"

"Jadi mulai sekarang hati kamu udah terkunci rapat-rapat, ya?"

"Mmmm... gak juga, pintu hati aku terbuka lebar. Tapi aku gak akan biarin orang jahat masuk kesana."

Jaemin berjalan dan berdiri di hadapan Renjun, mata mereka lalu saling menatap. Berikutnya Jaemin merengkuh tubuh yang hatinya sedang rapuh itu.

 Berikutnya Jaemin merengkuh tubuh yang hatinya sedang rapuh itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark melahap potongan steak terakhirnya. Me-lap tangan nya dengan tisu lalu meneguk minuman sodanya sampai habis.

Mark berada di sebuah restoran, bersama Haechan. Mark pikir rasanya percuma jika harus kembali pada Renjun, laki-laki itu sudah terlanjur terluka. Dan Mark tidak ingin menambah luka laki-laki itu.

Jadi Mark memilih jalan lain yaitu, mulai menjauh dan melupakan Renjun.

Lagi pula, Winwin juga sepertinya sudah menyuruh Renjun untuk menjauh darinya. Mark sadar bahwa dirinya salah, tapi apakah terlambat untuk memperbaiki semuanya?

Tapi selain itu, Mark juga sudah jatuh hati pada lelaki bernama Lee Haechan.

"Haechan."

"Hm?" Haechan menatap Mark yang sedang membuka kalung di lehernya. Lalu pria itu berjalan dan berdiri di belakang Haechan.

Mark memasangkan kalung itu di leher Haechan.

"Kak--"

"Pake aja."

"Gak apa-apa?"

Mark mengangguk, "Iya gak apa-apa. Jangan dilepas ya?"

Mulai sekarang mungkin Mark akan menulis cerita baru bersama orang baru. Mark resmi menganggap kisahnya bersama Renjun telah selesai.

 Mark resmi menganggap kisahnya bersama Renjun telah selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.












Chapter 20 tamat ya temen temen

VOTE & KOMEN

We Fell In Love In October | MarkrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang