Tidak disangka setelah memasuki satu minggu hubungan nya dengan Renjun, ibu Mark mengajak Mark untuk pindah ke kota yang sama dengan Renjun dan ayah Mark pun menyetujui nya.
Ini menjadi suatu kemudahan bagi Mark, dia tidak perlu jauh-jauh menghampiri Renjun. Juga satu hari yang lalu Mark baru saja diterima kerja sebagai barista di sebuah kafe.
Renjun jadi punya kegiatan setelah pulang sekolah yaitu mengunjungi kafe tempat kerja Mark.
Mark memiliki shift jam 8 pagi sampai jam 4 sore di hari senin sampai rabu, lalu shift jam 8 malam sampai jam 11 malam di hari kamis sampai sabtu.
Hari ini, Renjun berencana untuk pergi ke kafe Mark karena kelasnya pun pulang lebih cepat. Renjun kini duduk di halte untuk menunggu bus.
Kedua kaki Renjun bergelantung dan dia pun menggoyangkan kaki nya seperti anak kecil. Ya sebenarnya Renjun memang terlihat seperti anak kecil.
"Renjun?"
Renjun menoleh ketika seseorang memanggilnya. Mata Renjun melebar saat ia melihat siapa orang di sebelahnya.
Na Jaemin.
Mantan kekasihnya. Jaemin adalah kekasihnya dulu, dan Jaemin pemegang gelar menjadi kekasih terlamanya yaitu 1,5 tahun.
"Nunggu bus ya?"
"I-iya." jawab Renjun.
"Aku boleh duduk disini?"
"Em.. ya, silahkan." Renjun sedikit bergeser lalu Jaemin duduk di sebelahnya.
"Udah lama ya kita gak ketemu." Jaemin kembali bersuara.
Renjun mengangguk tanpa menatap Jaemin, "Iya."
Jujur saja, meski Jaemin seperti mantan Renjun yang lain tetapi dia adalah satu-satunya laki-laki yang paling lemah lembut diantara yang lain. Jaemin tidak pernah marah pada Renjun atau memaki ketika kesal seperti lelaki yang lain.
Tidak, marahnya Jaemin adalah diam. Dulu Renjun nyaman sekali bersama Jaemin maka dari itu hubungan mereka awet. Namun hanya karena satu hal yang membuat mereka berpisah, bosan. Lebih buruknya lagi Jaemin lah yang memutus hubungan mereka.
Sibuk dengan pikiran masing-masing, tidak terasa bus sudah sampai.
"Kamu dulu." suruh Jaemin ketika keduanya akan masuk ke dalam bus.
Renjun mengangguk, "Makasih." lalu masuk kesana disusul Jaemin.
Entah Renjun sedang dibuntuti atau memang kebetulan tapi tujuan Renjun dan Jaemin sama, menuju kafe tempat kerja Mark.
Awalnya canggung, namun akhirnya mereka pun berjalan bersama menuju ke kafe tempat kerja Mark.
Setelah sampai, Jaemin bilang pada Renjun bahwa dia akan duduk duluan. Renjun mengiyakan lalu berjalan menghampiri Mark di depan sana.
"Hai, baby." ujar Mark yang sedang membuat kopi.
Renjun terkekeh. Padahal Mark tidak meliriknya tapi pria itu tahu bahwa yang datang adalah dirinya.
"Do you want coffee?" tawar Mark.
Renjun menggeleng, "No, aku gak suka kopi."
"Yes, because you like me." sahut Mark dengan santainya.
Renjun tertawa lepas mendengar itu. Mark memang sangat lucu ketika sedang menggombal seperti itu.
Tanpa sepengetahuan Renjun, Jaemin sedang memperhatikan interaksi pasangan itu dengan tatapan sedih. Jaemin menunduk dan menatap kedua tangan nya yang bertaut.
Mungkin penyesalan Jaemin baru datang hari ini, Renjun tampak bahagia dengan kekasih baru nya. Melewati satu setengah tahun bersama tampak percuma setelah Jaemin melihat betapa lebarnya senyum Renjun ketika bersama pria itu.
VOTE & KOMEN
KAMU SEDANG MEMBACA
We Fell In Love In October | Markren
Fanfiction[ October special ] ❝ Thank you October.❞ • | bxb • | homophobic? left this ©niki, 2021