Play the song ⤴
"Mom, kita jadi bareng gak? Mark jadi bawain rapot murid nya ibu gak?" tanya Mark pada ibunya.
"Ah, gak usah Mark. Besok aja, kamu langsung ke tempat kerja aja."
"Hari ini aku shift malem."
"Oh iya kah? Terus sekarang mau kemana?" tanya wanita itu sambil menatap Mark dari atas sampai bawah.
"Uhm.. meet... someone maybe."
Wanita itu tersenyum kemudian memeluk putranya, "It's okay, Mark. Maybe he's not meant to be with you. It's alright, don't be sad."
Mark membalas pelukan ibu nya itu. Kemarin Mark baru saja menceritakan semuanya pada ibunya. Tentu saja wanita itu sedih, padahal dia sudah menyayangi Renjun dan mengganggap laki-laki itu sebagai putra nya juga.
"Sorry, mom."
"No, no problem." wanita itu melepaskan pelukan nya, berganti menjadi memegang kedua bahu Mark, "Fighting for today, keep smile my boy."
Mark tersenyum seraya mengangguk lalu pamit untuk pergi sekarang.
Sudah hampir satu minggu semenjak musim dingin tiba, Renjun jadi harus memakai pakaian tebal sebelum pergi ke sekolahnya.
Bus yang di tumpangi nya berhenti di halte sekolah, Renjun pun turun dari kendaraan itu. Seperti biasa, dia harus menyebrang.
Tapi di sebrang sana Renjun melihat Mark, bersama-- entah siapa. Mereka berdua sedang duduk di halte. Atensi Renjun sejak tadi hanya terfokus pada kedua tangan mereka yang saling menggenggam.
Hatinya sakit bukan main, mengingat belum ada kata putus diantara keduanya. Renjun tidak rela jika pada akhirnya kisah mereka berakhir tanpa kesepakatan.
Ketika jalan mulai kosong, Renjun pun menyebrang tapi sialnya buku yang ia pegang salah satunya jatuh tepat di dekat halte itu.
"Hey! Buku kamu jatuh."
KAMU SEDANG MEMBACA
We Fell In Love In October | Markren
Fanfiction[ October special ] ❝ Thank you October.❞ • | bxb • | homophobic? left this ©niki, 2021