9

11.3K 1.4K 295
                                    

*JANGAN BOSEN YA! 🧎

JANGAN LUPA VOTE & KOMEN BIAR AKU SEMANGAT LANJUTIN🙂KOMEN KALIAN MOOD BGT 😭😂

Mark dan Jaemin saat ini sudah berada didalam Mobil milik Mark.  Ia mengajak Jaemin pulang dengan alasan bahwa orang tua sang tunangan meminta nya untuk tidak pulang terlambat siang ini karena di minta untuk mengurus sesuatu.  Sebenarnya itu akal-akalan Mark saja.  Ia tidak nyaman berada disekitar pria bernama Lee Jeno tadi.  Pria itu terus menatap kearah Jaemin dan menunjukkan ketertarikannya. 
Jaemin hanya menurut saja saat Mark tiba-tiba menarik tangannya kemudian pamit pada Jeno.  Mengabaikan tangisan Naeun dan Gunhoo karena Jaemin dengan tiba-tiba meninggalkan mereka.

"Hyung pelan-pelan saja. "

Jaemin berucap saat Mark membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Tentu saja pria manis itu takut jika nanti terjadi apa-apa dengan mereka berdua.

Mark seolah menulikan pendengarannya.  Ia terlalu kesal dengan Jeno yang menghancurkan minggu paginya bersama Jaemin.

" Hyung! " Teriak Jaemin.

Mark menepikan mobil nya dengan tiba-tiba membuat Jaemin terkejut. Pria manis itu menetralkan nafasnya yang memburu.
Dapat ia lihat wajah pria keturunan western itu memerah.  Ia tahu, Mark sedang menahan amarahnya.  Padahal laki-laki itu sangat jarang menunjukkan emosinya. Terlebih dihadapan Jaemin.

"Ada apa denganmu Hyung? "

" Jelaskan mengapa Lee Jeno dan anak-anak nya memanggil mu Mommy. " Ucap Mark dengan dingin.

Jaemin yang paham Mark sedang marah pun, memilih untuk menjelaskan semuanya.  Kemarahan Mark adalah hal yang ia takutkan.  Setiap kali Mark marah, maka pria keturunan western itu akan mengancam Jaemin dengan hubungan mereka.  Ia akan berkata "Baiklah jika itu maumu, kita akhiri saja hubungan kita.".  Dan Jaemin lemah akan itu. 

Ia sangat mencintai Mark.  Ia tak pernah ingin berpisah.  Mungkin didalam hubungan mereka selalu Jaemin lah yang mengalah jika dalam situasi ini.

"Naeun dan Gunhoo sudah tidak mempunyai seorang ibu lagi hyung.. dan mereka juga sering datang ke kantor Tuan Lee, kami akrab dan mereka mulai memanggilku Mommy."
Jaemin mengenggam sebelah lengan Mark "Percayalah, aku hanya membiasakan diri Hyung. Agar..eum.. jika kita memilik anak, itu tidak akan membuatku canggung." Cicitnya.

Jaemin malu mengakui alasannya mengapa ia memperbolehkan anak-anak Lee Jeno memanggil dirinya Mommy.

Kemarahan Mark menghilang.  Ia juga cukup prihatin atas apa yang dialami oleh Naeun & Gunhoo.  Ia rela jika berbagi Jaeminnya untuk kedua anak manis itu.  Tapi tidak untuk Lee Jeno.
"Sekarang aku rela membagi Jaeminku untuk anak-anak manis itu."

Tapi,jangan pernah terlalu dekat dengan pria itu lagi. "

Jaemin menghela nafas pelan.
" Hyung.. Hubungan kami hanya sebatas teman kerja. Tidak lebih. "

Ia tidak mungkin bukan menjaga jarak dengan atasannya? terlebih ia adalah sekretaris pribadi CEO nya. 

" Tidak ada makan malam bersama lagi.  Apapun alasannya. "

" Bagaimana jika Naeun yang meminta? "

Jujur saja, Jaemin makan malam bersama Jeno itu juga karena Naeun yang memintanya tempo hari.

" Katakan padanya bahwa kau tidak ada waktu. "

" Oh hyung.. "
" Apa kau setega itu dengan anak kecil? "

Jaemin mengusak surai nya frustasi.  Ia sangat menyayangi anak-anak.  Ia rela melakukan apapun yang anak-anak minta. Tapi permintaan Mark seolah-olah untuk menjauhkannya dari anak-anak manis itu.
Jaemin jadi berfikir, bagaimana jadinya jika mereka mempunyai anak nanti?

Daddy (Nomin ft Markhyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang