21

4K 257 20
                                    

*Awas banyak typo!!

Haechan melangkahkan kakinya memasuki apartement. Ia melepaskan coat panjangnya dan meletakannya dengan cepat diatas sofa. Bergegas memasuki sebuah kamar dan menemukan putranya yang tertidur lelap dengan sebuah plester kompres demam di dahinya.

Haechan menatap khawatir pada sang buah hati. Tadi sore Yangyang meneleponnya dan mengatakan padanya bahwa putra semata wayangnya sakit saat pria itu menjemput dari taman kanak-kanak tempat dimana putranya belajar dan bermain selagi ia bekerja.

"Kau sudah pulang ternyata.."

Yangyang memasuki kamar bernuansa biru dengan banyak gambar lumba-lumba di dinding.

"Jangan khawatir. Dokter bilang Chenle hanya butuh istirahat. Kau tau bagaimana aktif dan cerianya putramu."

Lee Chenle. Seorang anak yang Haechan lahirkan dengan penuh perjuangan 5 tahun yang lalu dan didampingi oleh sahabat-sahabatnya Yangyang dan Renjun.
Chenle lahir tanpa sesosok ayah disepanjang hidupnya. Hanya Haechan yang menjadi sosok ayah sekaligus ibu untuk anak dengan suara melengking yang menggemaskan.

Walaupun begitu, Chenle selalu menjadi anak yang ceria dimanapun ia berada. Disayangi oleh orang-orang terdekatnya membuat ia tidak pernah lagi menanyakan siapa, dimana dan seperti apa sosok sang ayah.

Tapi berbeda dengan Haechan. Pria manis itu sering kali merasa bersalah atas kehidupan Chenle. Ia harus bekerja full disebuah rumah sakit hanya agar kebutuhan Chenle selalu terpenuhi dan mempercayakan Yangyang untuk merawat putranya hingga ia tiba dirumah.

"Jangan terlalu mengambil pekerjaan yang banyak Haechan."

"Aku harus memenuhi kebutuhan putraku."

Yangyang menghela nafasnya. "Chenle juga keponakan ku. Ia sudah ku anggap seperti putraku sendiri. Aku juga akan membiayai keperluannya asal kau bisa membagi waktu dengan putramu."

Haechan menggeleng.
"Chenle akan semakin tumbuh. Pendidikan dan keperluan lainnya akan semakin bertambah. Aku juga tidak ingin merepotkanmu bahkan Renjun lagi. Kalian sudah membantuku sejak Chenle masih didalam kandungan."

"Pikirkan Chenle. Setiap hari hanya bertemu denganmu dipagi hari. Kau selalu pulang larut malam lalu berangkat pukul 9 pagi. Dan hanya berbicara dengan putramu sendiri tak lebih dari 10 menit."

"Yangyang. Aku sedang tidak ingin berdebat–"

"Eomma.." lenguhan Chenle terdengar. Haechan dengan segera menghampiri putranya dan memeluk tubuh mungil itu.

"Eomma disini..sst.." Haechan mengelus punggung putranya.

Sikecil pun kembali tidur dengan tenang. Demam membuat tidurnya tidak terlalu nyenyak sejak ia terlelap.

"Aku harap kau bisa lebih memikirkan keadaan putramu Haechan dan juga.."
Yangyang memelankan suaranya "Kudengar Mark Lee sudah tiba disini.."

Haechan yang mendengarnya hanya terdiam. Ia sudah tidak peduli tentang pria itu. Bahkan Haechan yakin Mark tidak akan peduli padanya dan juga Chenle.

*

*

*

Lelaki dengan setelan jas berwarna hitam itu melangkahkan kakinya dengan angkuh memasuki sebuah rumah sakit. Matanya yang tajam menambah kesan dalam dirinya semakin mempesona. Tidak jarang decakan kagum ia dapatkan dari berbagai jenis orang disana.

"Selamat datang Tuan Lee.." Wen Junhui selaku Direktur rumah sakit menyambutnya. Mark tersenyum dan menerima jabatan tangan dari seseorang yang ia percayai untuk memegang salah satu rumah sakit milik keluarganya yang berada di China.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Daddy (Nomin ft Markhyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang