8

11.7K 1.5K 262
                                    

*Serius nanya,masih ada yg nunggu ga sih sama cerita ini?

JANGAN LUPA VOTE&KOMEN YA BESTIE





"YAK LEE HAECHAN!!!!!!"

Haechan menutup kedua telinganya mendengar teriakan dari seseorang yang sepertinya baru saja pulang.

Huang Renjun. Pria itu menatap Haechan tajam dengan kedua tangan yang berada dipinggang.
"KENAPA TIDAK BEKERJA?! INI SUDAH DUA HARI KAU HANYA URING-URINGAN!"

"Yak Huang Renjun! Diamlah.." Suara parau Haechan terdengar.

"Kau sakit?" Haechan hanya menggeleng pelan.

"Lalu?"

Renjun mendekat kearah Haechan dan duduk disamping pria itu. Dapat ia lihat wajah Haechan sangat pucat. Bahkan bibir lelaki itu kering. Tidak seperti biasanya Haechan seperti ini. Jika ia benar-benar sakit pun Haechan pasti akan merawat dirinya dengan baik seperti biasa.

"Tidak seperti biasanya kau begini. Apa kau benar tidak apa-apa?" Ujar Renjun.

Haechan menggeleng. "Aku tidak apa-apa"

"Kau sakit? Tapi tidak seperti biasanya. Kau pasti sudah makan-makanan sehat kan? Sudah minum obat juga? Ya betul! Seorang Dokter kandungan sepertimu pasti sudah melakukan semuanya." Renjun membawa belanjaannya ke arah dapur. Ngomong- ngomong mereka memang tinggal bersama sejak 2 bulan yang lalu saat Haechan kembali ke Korea untuk bekerja setelah ia selesai dengan studynya di New York.

"Bilang saja kau mengkhawatirkanku!"

Renjun mendecih. " Untuk apa aku repot-repot?"

Huang Renjun benar-benar definisi teman tidak berguna saat ini. Tetapi setidaknya Haechan tidak merasa kesepian, karena pria itu memang memiliki sikap acuh dengan mulut pedasnya jika berbicara. Ia punya cara tersendiri untuk memperhatikan orang lain.

Tetapi didalam hati, Haechan meminta maaf belum bisa berkata jujur pada sahabatnya itu tentang apa yang terjadi pada dirinya.

***

Mark dan Jaemin saat ini tengah berjalan-jalan disebuah taman yang letaknya tak jauh dari rumah si pria Na.
Mark mengenggam erat jemari kurus itu dengan sangat erat, seakan akan jika ia lepaskan maka pria manis yang telah mengambil seluruh atensi nya itu bisa hancur kapan saja jika ia lengah. Ah, Jaemin nya adalah yang paling berharga bagi pria keturunan western itu.

"Mark hyunggg" Jaemin memanggil Mark dengan sangat manja, membuat Mark tersenyum dan mengelus pipinya gemas.
Baginya, saat ini kelinci manis itu sedang dalam mode manja. Yah, walau tak dapat dipungkiri jika sifat calon istrinya itu memang sangat manja dan penuh aegyo.

"Yes sweetheart? "

Jaemin tersenyum senang mendengar sahutan dari Mark. Ia semakin erat memeluk lengan tunangannya dan bergelayut manja.
Pria manis itu memang tak kenal tempat jika sudah bersama Mark, membuat beberapa pasang mata menatap gemas kearah keduanya.

Dua orang yang berjalan berdampingan dengan tatapan penuh cinta dan sikap menggemaskan yang keluar dari pria manis bermata bulat dan pria tampan yang selalu menatap nya penuh puja.

Sungguh pasangan yang serasi bukan?

"Bagaimana kalau kita sarapan?" Tawar Mark, ia melihat pada jam yang terpakai ditangan kanannya. "Yah, walaupun sudah terlambat dianggap sarapan." Lanjutnya.

Jaemin terkekeh dengan gemas, ia mengangguk dengan semangat. Dan keduanya pun memilih untuk sarapan disalah satu cafe yang letak nya tak jauh dari taman itu.

Daddy (Nomin ft Markhyuck) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang