Cerita Jihan (2)

119 27 0
                                    

Jangan lupa Vote sama Comment!!!

Hujan deras mengguyur pulau Bali, angin bertiup kencang dan disertai dengan suara petir yang menyambar.

Gadis kecil berusia 10 tahun sedang bermain boneka sembari melihat pemandangan diluar jendela, ia senang melihat hujan deras yang turun, sembari menunggu kedatangan bundanya.

"Tante.. bunda kapan datengnya??" Tanya gadis tersebut kepada wanita cantik di hadapannya.

"Tunggu ya sayang.. emm bunda mungkin masih ada kerjaan, bunda bentar lagi pulang kok.." ucapnya sembari mengusap kepala gadis yang sedanf ia pangku.

"Tante Bomi, Nia seneng deh di ajak kesini. Nia kangen tinggal bareng Ayah juga, kalau dirumah Bunda sepii, kalau disini jadi ramee, soalnya ada tante.. kayak ngeliat bunda ada 2 hehehe"

"Nia seneng sayang? Kalau gitu... Tante boleh dipanggil bunda juga dong?"

"Huh nggak bolehh! Bunda Nia cuma satu!! Hmm tapi kalo Tante mau, Nia panggil ibu aja gimana??? Ehehe"

Bomi mengepalkan tangannya, dirinya selalu menjadi nomor 2. Namun bibirnya terap tersenyum manis dihadapan Nia.

"Yahh gak spesial dong, tante kan juga mau dipanggil bunda.."

"Hmm iya deh! Tapi sehari sekali aja ya hihihihi"

BRAK

Suara pintu dibuka dengan keras membuat keduanya terkejut. Sang ayah datang dengan raut kesal sembari menendang kursi di depannya. Membuat Nia takut dan bersembunyi di belakang Bomi.

"Mas? Ada apa??"

"Wanita sialan itu udah tau!" Lagi-lagi ayahnya membanting vas bunga yang ada di hadapannya.

"Mas.. jangan.. ada Nia"

"Nia masuk kamar!" Mendengar itu membuat Nia ketakutan dan menangis kencang.

"Brengsek! Pake nangis segala! Mau ayah tendang?!"

"Mas Tomi!" Bentak Bomi yang sudah tidak tahan dengan tindakan selingkuhannya itu.

"Nia sayang masuk kamar dulu ya? Bunda mau ngobrol penting sama Ayah. Ini rahasia, nanti Bunda kasi tau Nia" Bomi menenangkan Nia yang tangisnya sudah sedikit reda.

Nia mengangguk pelan dan berlari kecio menuju kamarnya. Tapi tidak sampai masuk. Nia sedang menguping du balik pintu. Sambil mengintip Ayah dan tantenya berbicara.

"Jadi gimana? Kamu dapet dokumennya?"

"Gak bisa, dia taruh di rumah keluarganya. Jalan satu-satunya kita pakai anak itu sebagai jaminan"

"Jangan! Jangan libatkan Nia dengan semua ini, dia masih kecil!"

"Bomi! Dengar, dia bukan anak kamu! Jadi gak usah terlalu menyayangi dia! Kelemahan Dara hanya anak itu, aku yakin dia bakal langsung menyerah. Ayo siap-siap, kita susul dia kerumah lamanya"

"Nia gimana?? Dia gak mungkin sendirian dirumah"

"Kunci anak itu di kamar, bila perlu kasi obat tidur"

"Sayang.. Nia itu anak kamu, dan sebentar lagi akan jadi anak aku"

"Sebentar saja, aku yakin dia akan baik-baik saja"

Bomi mengangguk mengerti, ia mengintip ke arah kamar Nia, Gadis kecil itu sedang tertidur pulas, tanpa lama-lama Bomi langsung mengunci pintu kamar Nia.

Ceklek

Mereka berduapun pergi meninggalkan rumah itu, tanpa sadar bahwa sebenarnya Nia sudah membaw kunci duplikat yang lain.

Teman Hidup Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang