Rumit

138 16 0
                                    

"Jihan.."
"Jihan sayang.."

Suara berat terdengar familiar di telinga Jihan, Jihan berbalik dan melihat pria tampan di hadapannya.

"Kak Sura? Kakak ngapain disini??" Jihan terkejut sekaligus bahagia melihat sosok yang ia rindukan kini ada di depannya.

"Jihan udah makan? Gimana kondisinya sekarang? Kok bisa sakit sih!" Pria tersebut menjitak dahi mulus milik Jihan.

"Aw! Kak Sura!! Sakit tau!" Jihan memegang dahinya, Sura hanya tertawa melihat Dahi Jihan yang sedikit memerah.

"Khekhe maaf... pasti sulit banget buat kamu ya?"

"Kakak kebanyakan minta maaf sama aku! Kalau ngerasa salah, Kenapa kakak ninggalin aku sih kak?"

"Maafin aku ya?"

"Heh jawab dulu pertanyaan aku! Kenapa dulu kakak-" belum sempat Jihan menyelesaikan kalimatnya, dia terkejut lantaran Sura menghilang.

"Kak Sura? Kakak dimana?! SURA!!"

"Jihan.."
"Hey bangun.."

Suara pelan membangunkan Jihan yang langsung membuka matanya, ia melihat sekeliling, seorang pria membelakangi cahaya matahari.

"Tyson?" Jihan sedikit menyipitkan matanya agar melihat dengan jelas.

"Pala lo Tyson! Gue JK" Jk yang berada di depan Jihan langsung menjitak kepala gadis itu, dan langsung menarik paksa tangan Jihan hingga gadis itu sudah berdiri tegak.

"Jukik anjjj sialan lo!" Jihan melempar bantal kearah Jk sembari mencari benda apalagi yang bisa dipakai untuk berperang.

"Heh pagi-pagi dah ribut, buruan bangun masakan dah siap" Suara melengking Lisa terdengar dari arah dapur.

Buru-buru Jk dan Jihan langsung ngibrit untuk sarapan bersama.

"Lo berdua jatuh miskin apa gimana? Ngapain numpang makan dirumah orang?" Ucap Jihan sembari mengambil telur gulung terenak buatan Lisa.

"Lo kali yang miskin, isi kulkas cuma ada toge basi" kata Lisa sembari mengambil nasi untuk suaminya.

"Kita bawain lo sarapan bukannya numpang makan!" Juki yang melihat Jihan tersedak langsung memberikan segelas air miliknya.

"Heheh thanks" Jihan hanya nyengir kuda melihat perlakuan spesial kedua sahabatnya itu.

"Buruan makan, lo telat banget sarapan" Lisa menambahkan sesendok nasi lagi untuk Jihan.

"Makasiih ayang-ayangkuu" ucap Jihan sambil mengus kedua kepala teman-temannya.

"Najiss"
"Iya sayang"

"Astafirullah ayah! Anakmu masih di dalem kandungan kamu bilang sayang sama cewe lain!" Lisa tidak terima suaminya gatal di depan matanya, padahal dia tau itu cuma candaan saja.

"Apaan dah lis, gue nikahin juga laki lu" jawab Jihan santai.

"Hehe mauu" Jk melipir duduk di samping Jihan, sembari tertawa2 kecil.

"Bang*at ya lo juki! Awas aja lo-" baru saja ingin memukul suaminya, ucapannya terhenti lantaran mendengar pertanyaan dari suaminya itu.

"Btw lo mimpi apaan?" Tanya Jk pada Jihan yang tiba-tiba diam.

Lama, tidak ada jawaban..

"Hah? Siapa? Gue" ucap Jihan yang baru sadar bahwa itu pertanyaan untuknya.
"Gaada" Sambungnya lagi

"Sura?"Jk melontarkan pertanyaan, menbuat suasanya menjadi hening.

Jihan diam dan menunduk sembari masih menyuapkan semua nasi yang ada di mangkuk tanpa jeda, seolah-olah dia baik-baik saja.

Teman Hidup Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang