Hard to Love

88 16 0
                                    

Setelah mendengar penjelasan dari Victor, Jihanpun ikut panik dan segera menyusul Sultan bersama Victor, sebelumnya dia menunggu Rafa dijemput oleh ajudan Sultan terlebih dahulu sebelum menuju rumah sakit.

Jihan baru tau bahwa Jane menjadi model dari brand yang dipegang oleh Sultan, Jihan sedikit kecewa lantaran pria itu tidak ada bercerita sama sekali mengenai hal tersebut.

"Keadaan Jane gimana?" Tanya Jihan pada Victor di mobil.

"Keadaannya baik2 aja, mungkin dia cuma shock makanya dilarikan kerumah sakit, tenang aja everything okay Jihan.." ucap Victor sembari memegang tangan Jihan.

Jihan hanya tersenyum melihat perlakuan Victor, sedikit ada keraguan dalam benak Jihan, ia ingin menggenggam tangan milik Victor, namun dia takut Victor tidak akan nyaman, namun dia tetap memberanikan diri menggenggam tangan Victor.

Melihat hal tersebut, Victor tersenyum sembari fokus menatap jalanan. Namun beberapa saat kemudia, dering telfon berbunyi, itu bunyi hp Victor.

Jihan dan Victor melihat siapa penelfon tersebut. Tertera nama Jane disana.

"Sebentar ya aku angkat telfon dulu" Victor melepas genggaman tangan Jihan lalu mengambil ponselnya.

Hampa. Itu yang Jihan rasakan saat Victor melepas genggamannya.

"Nanti aja angkatnya, kamu fokus nyetir aja" kata Jihan.

"Tapi ini Jane" ucap Victor

"Yaudah Sini aku yang angkat, gapapa kan?" Tanya Jihan.

Victor hanya mengangguk dan menyerahkan ponselnya.

"Victor! Kamu kemana sih? Bisa2nya ninggalin aku sendiri woy"

"Halo Jane? Ini Jihan"

"....."

"Jane? Halo?"

"Eh iya? Victor mana ya?"

"Ada, ini lagi nyetir.. kita udah otw kesana, you okay?"

"Yeah I'm good, oh iya, kalian gausah kesini deh, soalnya gue udah mau pulang"

"Oh gitu.. kalo gitu kita kerumah lo aja ya?"

"Eh gapapa, gue baik2 aja sih, ini gue lagi ngobrol sama clien gue, kapan2 aja jenguknya ya?"

"Gapapa Jane ? Gue takut lo kenapa2"

"Gapapa Jiii, oh iya tolong bilangin ke Victor, suruh dia kerumah gue ya nanti sorean, ada yang mau gue omongin"

"Victor aja nih? Gue engga?"

"Yee lo mah gue dah bosen, nanti deh, habis ke Victor gue kasi tau lo hahaha"

"Yaudah, gws ya Jane.. iyaah, bye"

Jihan menutup sambungan telfonnya, sejujurnya dia masih khawatir dengan keadaan Jane, tapi mungkin bagi Jane kehadirannya akan mengganggu kenyamanannya.

"Jane bilang apa? Kok bawa2 nama aku?" Tanya Victor.

Jihan sedikit berlikir, kenapa Jane mau bicara sama Victor aja? Tumben2nya.. oh mungkin soal kerjaan ya? Atau jangan2 tentang ulang tahun Jihan yang semakin dekat?

"Ji? Kok gak jawab? Malah bengong" tanya Victor kembali.

"Eh kenapa? Oh yang tadi? Iyaa si Jane minta lo nanti kerumah dia sorean" ucap Jihan sembari tersenyum.

"Oh? Okeoke" ucap Victor seadanya.

Jihan menatap paras Victor yang tampan di sebelahnya, pria tersebut sangat tampan, tidak heran kalau dia bisa terpilih menjadi salah satu the most handsome in the world. Tanpa sadar, Jihan menyadari sesuatu.

Teman Hidup Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang