Love, maybe

114 15 1
                                    

Ting tong
Ting tong
Ting tong

"Siapa sih pagi2 ribut banget?!" Sultan yang terpaksa bangun lantaran tidak bisa mendengar bunyi bel yang sangat berisik di pagi hari.

Langkahnya terhenti lantaran mengingat kejadian semalam, dia mencoba memberanikan diri untuk membuka pintu, walaupun di tangannya sudah ada sepatu heels milik Jihan dan matanya sedikit tertutup karna takut.

Cklek

"Allah, Bapa yang berkuasa atas semesta, yang menjadikan bumi dan langit-" Mata Sultan sedikit terbuka untuk melihat roh jahat apa yang ada di depannya.

"Bapak ngapain pak?" Ucap pria di depannya dengan tatapan aneh.

"Kayaknya saya tau kamu... ohh iya! Kamu itu tetangga cabul itu kan?!" Sultan membenarkan posisi berdirinya menjadi tegap dan siaga.

"Saya emang tetangganya Jihan, tapi saya gak cabul" ucap Tyson dengan penuh penekanan

"Kalo gak cabul, ngapain kamu pagi2 udah kesini?!" Tanya Sultan tidak kalah sengit.

"Bapak sendiri ngapain disini? Gak pake baju lagi, sebenernya siapa yang cabul sih?" Tanya Tyson mengintimidasi

Sultan hanya tersenyum miring mendengar perkataan Tyson,dia akan memanfaatkan situasi ini untuk mengusir pria jakun itu.

"Menurutmu kenapa saya boleh ada disini pagi2 dan tanpa atasan? Apalagi muka saya seperti baru bangun kan?" Ucap Sultan

"Jihan pasti bawa gembel kerumah karna kasihan, saya cuma mau bicara sama Jihan. Kalo anda sudah selesai numpang, tolong pergi, butuh uang?" Ucap Tyson santai, membuat Sultan geram.

Baru saja Sultan memegang kerah Tyson namun sang gadis keluar dengan baju tidurnya, sembari menggendong anak laki2 di dekapannya.

"Eh Tyson? Emm atau Scott ya? Mas Sultan, lepasin itu tetangga aku!" Tanya Jihan.

"Mas?" Tanya Tyson

"Oh iya, gue belum kenalin ya? Ini Mas Sultan, ayahnya Rafa, dia yang punya penthouse ini, dan ini Rafa anaknya" Sahut Jihan dengan santai, membuat Tyson kebingungan.

"Boleh bicara sebentar Jihan?" Tanya Tyson

"Emm boleh sih, yuk masuk dulu, kita bicara di ruang baca aja, Mas aku titip Rafa ya" Kata Jihan

Tyson dan Jihan langsung menuju ruang baca, yang berada di samping ruang tamu, meninggalkan Sultan sendiri dengan banyak pertanyaan di benaknya.

"Jadi gimana?? Tyson atau Scott?" Tanya Jihan

"Scott" Ucap Scott

"Hubungan lo sama Sultan itu apa?" Tanya Scott

"Tiba2 banget? Yahh bukan apa2 sih, kita cuma temen mungkin ya? Gue udah janji sama dia buat bantu jagain Rafa, karna Rafa gak punya ibu jadi gue-" ucapan Jihan terpotong

"Kasihan?" Tanya Scott lagi

"Lah? Emangnya Ada masalah? Lagian gue juga suka kok jagain Rafa, gue gak keberatan" Sahut Jihan dengan santai.

"Gimana perasaan lo sama Sultan?"

Jihat mengerutkan dahinya, bingung kenapa topik pembahasannya di Sultan dan mengenai perasaannya?

"Yaaa biasa aja.. gue nyaman karna dia selalu ada buat gue, tapi hanya sekedar itu aja.. jadi kami saling membantu satu sama lain"

Scott hanya mengangguk paham dan melihat2 sekitar buku yang ada di ruang baca tersebut, membuat Jihan tambah bingung.

"Btw kemarin lo kemana? Kenapa perginya mendadak? Gue kan jadi bingung pulang bareng siapa.." tanya Jihan dengan nada kesal

"Gue ada urusan mendadak di pameran, jadinya kemarin lo pulang sama siapa?" Tanya Scott

Teman Hidup Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang