Jangan lupa Vote dan Comment!😌❤️❤️
Jihan dan Doy kini sedang dalam perjalanan menuju daerah puncak, dimana janjinya saat di rumah sakit Doy akan membawa Jihan bertemu ibunya.
Selama di perjalanan, Jihan membuka pintu jendela mobil, membuat udara yang dingin mulai menusuk hingga ke tulang, beruntungnya Doy sigap memberikan jaketnya untuk di pakai Jihan.
Jihan merasa senang, meski belum terlalu dekat dengan Doy, ia merasakan pria tersebut sangat baik dan perlakuannya juga manis kepadanya.
Ntah kenapa Jihan semakin lama semakin nyaman dengan Doy, wangi parfum Doy melekat di jaket yang kini Jihan pinjam, gadis itu tersenyum senang lantaran ia sebenarnya sangat suka bau parfum pria.
"Lo sebenernya mau bawa gue kemana?" tanya Jihan sembari menyelimuti dirinya dengan jaket Doy.
"Kenapa? Kamu ngantuk? Tidur aja dulu sebentar, nanti kalau udah sampai aku bangunin" jawab Doy sembari fokus menyetir.
Jihan sedikit tersipu malu, walaupun perlakuan sesimpel itu saja sudah membuat jantungnya berdebar. Jihan memutuskan melihat pemandangan pegunungan saja ketimbang mengikuti saran Doy. Ia tidak ingin Doy menyetir sendirian kalau dirinya tidur, meskipun sebenarnya ia sedikit mengantuk.
"Jihan.. ayo turun, Udah sampai" tanpa sadar Jihan ketiduran, dan Doy kini sudah memegang pipinya dengan jarak yang begitu dekat.
Sontak Jihan terkejut dan langsung membenarkan posisi duduknya dan tentu saja mengelap ilernya, ia merutuki dirinya sendiri karna tidur sambil ileran.
"Ini dimana?" Tanya Jihan Saat sudah turun dari mobil.
Kini mereka sudah berada di rumah yang terlihat jadul tapi tetap bagus dan asri, halaman yang luas dan juga taman yang indah, tebak Jihan ini adalah sebuah Villa.
"Rumah aku" Doy tersenyum manis sembari menggandeng tangan Jihan. Jihan sedikit kikuk serta malu, namun tidak berniat melepas genggaman Doy.
"Abangg!" Terlihat seorang gadis dari arah depan gerbang yang berlari ke arah mereka.
Gadis manis yang persis seperti Doy, dengan wajah seperti kelinci, dengan mata yang indah. Rasanya Jihan tau, ini pasti adiknya Doy.
"Ck Fitri udah abang bilang kalau turun itu pakai sandal, kalau ada duri gimana??" Doy mengomeli gadis itu, dan anak itu hanya cengengesan tertawa dengan tampang polosnya.
"Hehe maafff, habisnya tumben abang pulangg" kini mereka berpelukan satu sama lain, benar-benar sangat hangat dilihatnya.
"Bunda mana?" Tanya Doy pada Fitri. Jihan sedikit deg-degan sekaligus penasaran dengan perkataan Doy.
"Ada tuh di dalemm lagi buat kue"
"Ayo Ji, masuk dulu" Doy kembali menggandeng tangan Jihan, namun langsung ditahan oleh Fitri.
"Abang ini siapa?" Tanya gadis itu, sembari memicingkan matanya.
"Anaknya perempuannya bunda" jawab Doy santai, dan Fitri langsung merubah ekspresinya menjadi senyuman ramah.
"Oh ini kak Nia ya bang? Hai kak!! salam kenal" Kini giliran Jihan yang mendapat pelukan dari Fitri.
"Kamu tau aku?" Tanya Jihan sedikit kebingungan.
"Iyaa! Bunda sering cerita soal kakak! Eh Ayo kak kita masuk!"
"I-iya"
Jihan kangsung di arahkan ke ruang tamu, dan duduk menunggu disana, sedangkan Doy mulai menyalakan lampu-lampu karna hari sudah mulai gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Hidup
RomanceJangan berusaha mengambil paksa hati orang lain.. terutama kalau di hatinya sudah ada orang lain.. Cinta itu tidak bisa di peroleh dengan mengemis.. Jatukrama yang berarti teman hidup, dan juga serangkaian cerita Jihan Kusuma Dewi yang mencari Jatuk...