Tuan Muda Rafa

135 23 0
                                    

"MAMAAAAAAA" tangis seorang anak kecil pecah di lorong rumah sakit kala itu, iya itu Rafa, anak tunggal Kaya raya.

"Lah? Rafa? Ngapain disini-eh aduh!" Jihan yang melihat Rafa berlari ke arahnya langsung menggendong anak itu, namun karna fisiknya yang belum sepenuhnya pulih, Jihan merasa sedikit keberatan.

"Maaf ya dek, ini Jihan lagi sakit, kamu om gendong aja ya? Mau ya?" Kata Tyson yang kala itu berada di samping Jihan.

"GAK MAU! OM MUKANYA KAYAK VAMPIR! SEREMmmm" Ucap Rafa yang masih setiap di pelukan Jihan.

"Rafa kok ngomongnya gitu! Ini Om Tyson temen mama" Jihan sebenarnya sudah menahan tawa kala melihat wajah datar Tyson yang dibilang mirip Vampir.

"Rafa kok ngomongnya gitu! Ini Om Tyson temen mama" Jihan sebenarnya sudah menahan tawa kala melihat wajah datar Tyson yang dibilang mirip Vampir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ji ini anak siapa dah?!" Tyson yang terlihat kesal karna Rafa tidak mau lepas dari Jihan.

"Anaknya Ayah!" Kata Rafa sembari menjulurkan lidah meledek Tyson.

"Iya bapak lu siapa?!"

"Saya bapaknya" Sultan yang baru saja datang langsung menggendong Rafa ke pelukannya.

"Buset lo lagi?!" Tyson yang terkejut langsung menjauh seketika.

"Kamu kenal saya?" Tanya Sultan

"Lo orang yang ikut lelang lukisan gue waktu di london bukan? Semua orang tau lo kayaknya, orang kaya yang gabutnya malah beli gedung" sahut Tyson sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Saya tidak seterkenal itu" Sultan tersenyum mendengar pernyataan Tyson.

"Yahh iya sih, lo juga pasti tau gua-" belum sempat Tyson bicara, sudah dipotong oleh Sultan.

"Saya tidak tau kamu, saya permisi dulu mau antar Jihan pulang" Sultan langsung menggenggam tangan Jihan, namun dengan cepat di hadang oleh Tyson.

"Hey, gue tau lo orang kaya, tapi harus punya sopan santun, Gue duluan yang mau anter Jihan pulang" Tyson menggenggam tangan kiri Jihan, kini kedua tangan Jihan sudah di genggam oleh dua laki-laku tampan disana.

"Oke saya minta maaf, tapi semua keputusan itu ada di tangan Jihan, dia mau pulang dengan siapa" Sultan melepas genggaman Jihan dan membiarkan Jihan memilih.

"Mmm gimana ya, atau aku pulang sendiri aja kali ya?" Jihan nyengir sembari menatap keduanya.

"Ndak boleh!" Keduanya menyahut bersamaan membuat Jihan tambah bingung.

"Hhh yaudah deh, gini aja, karna Tyson duluan yang ngajakin aku, dan kebetulan juga dia tetangga aku, kayaknya lebih baik aku bareng Tyson aja" Jihan merasa keputusannya sudah tepat. Tyson yang mendengar itu langsung lompat kegirangan.

Seketika wajah Sultan langsung sedih dan dia memalingkan wajahnya seperti sedang merajuk, namun dia memiliki ide di dalam otaknya, dia membisikkan sesuatu ke telinga Rafa, dan langsung menurunkan anak itu.

Rafa berlari menghampiri Jihan dan langsung memeluk gadis itu sembari menangis, Jihan yang kebingungan langsung bertanya kepada Rafa.

"Kenapa sayang? Kok nangis?" Tanya Jihan kepada Rafa.

"Mama ayo pulang bareng.." Rafa memperlihatkan wajahnya dimana mata bulatnya sudah berlinang air mata.

"Hah? T-tapi Mama udah janji sama om Tyson.." Jihan mencoba menjelaskan pada Rafa, namun Rafa malah berteriak.

"Jangan mau sama om Vampir nanti mama di gigit!!"

Tyson yang mendengar itu langsung mendelik dan tidak kalah ikut mengomel.
"Heh bocah sembarangan aja ya! Woy anak lu tuh ajarin"

"Ajarin? Untuk apa? Dia sudah pintar kok, bahkan IQnya lebih tinggi dari tinggi badanmu" Sahut Sultan dengan santai.

"Wah ngajak berantem?!" Tyson sudah mengambil ancang-ancang boxingnya, namun tidak jadi karna ga berani.

"Udah-udah! Jangan berantem!" Jihan langsung melerai pertengkaran kecil itu.

"Jihan.. kamu tau Rafa kan? Kalo dia merajuk akan susah di bujuknya.." Sultan kini turun tangan membujuk Jihan yang kebingungan.

"Dianya apa Bapaknya tuh" oceh Tyson sembari melirik sultan

"Bacot" satu kata keluar dari mulut anak bocah berusia 5 tahun itu.

"Hah?"
"What the?!"
"Rafa!"

******

Akhirnya Jihan pulang bersama Sultan dan Rafa, dan tidak lupa di kursi penumpang belakang ada Tyson yang sedang cemberut lantaran dia baru ingat saat kerumah sakit tadi dia juga di antar oleh sopir ayahnya kang Dio.

"Udah jangan cemberut, nanti om belikan Cimol bebek mau? Atau mau slime juga?" Sultan menggoda Tyson yang sedari tadi memutarkan bolamatamya saja, berbeda dengan Jihan yang mati-matian sudah menahan tawa di samping Sultan sembari memangku Rafa.

"Udah jangan cemberut, nanti om belikan Cimol bebek mau? Atau mau slime juga?" Sultan menggoda Tyson yang sedari tadi memutarkan bolamatamya saja, berbeda dengan Jihan yang mati-matian sudah menahan tawa di samping Sultan sembari memangku Rafa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DON't ForGeT To vOTe YaBEstiE🤝🥰

ThAnK U FrEnd🥰

Teman Hidup Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang