14 Don't leave me

1.6K 241 27
                                    


Satya gusar mengelilingi ruangan es tersebut. Berlari kesana-kemari tanpa tujuan mencari Azka.

Bodoh.

"Azka.. kau dimana? Jangan membuatku cemas .."

-
Azka pulang terburu-buru. Terjatuh-jatuh menahan sesak dan nyeri diulu hatinya.
Azka meringkuk kesakitan. Bayangan Satya dan Sean terus menghantuinya. Sungguh dadanya semakin sesak.

Uhuk! Uhuk!

Tidak ada habisnya bunga dan darah itu keluar dari mulutnya, sakit.
Kaos putih polosnya berubah menjadi karya seni dengan motif bercak-bercak merah darah.

Azka terus terbatuk mencari-cari obat pereda nyerinya dilaci nakas tidak peduli darah ditangannya mengotori benda-benda yang ia pegang.

Azka meraih obat itu menelannya asal tanpa aturan dosis.
Sisa obat ditangannya jatuh berserakan bersamaan dengan tubuhnya yang melemah dan mulai kehilangan kesadarannya.

-

Azka membuka matanya cahaya putih menerpanya detik berikutnya ia sudah berada dipadang rumput yang luas dan indah.

Atensinya menangkap dua orang yang duduk damai memandangi hamparan rumput. Perawakan yang tidak asing dimata Azka.

Azka berjalan mendekati kedua orang itu. Langkahnya semakin cepat benar. Itu adalah kedua orangtuanya.

"AYAH! BUNDA!"

Orang yang merasa dipanggil pun menoleh. Detik berikutnya tersenyum merentangkan kedua tangannya.

Azka menyambar cepat memeluk erat orang itu.
"Bunda ...hiks .. Azka rindu.."

Wanita paruh baya itu mengusap sayang surai putranya.
"Azka.. mengapa kamu datang kesini hm?"
"Ayah tidak suka Azka disini?"

"Nak.. dengarkan bunda, kamu belum saatnya disini. Bunda tau Azka anak yang kuat apakah Azka mau bertahan sebentar lagi?"

"Tidak, Azka tidak mau Azka lelah bun.. Azka tidak punya alasan untuk bertahan.."

"Masih banyak orang yang menyayangi Azka. Azka mau membuat mereka sedih?"

"Tapi yah .. tidak ada yang menyayangi Azka.. sungguh Azka lelah ingin bersama ayah bunda saja disini.. tolong izinkan aku.."

Azka menunduk menahan tangisnya. Kedua orang tersebut menghela napas mengusap sayang surai putranya.

"Azka tidak kasihan kepada Satya?"
Azka memiringkan wajahnya menanggapi pertanyaan bundanya.

"Satya sebenarnya sudah menyayangi Azka namun belum ada waktu yang tepat untuk mengungkapkannya"

"Bunda berbohong! Satya dia membenciku bun hiks ... Satya pukul Azka disini hiks.. sakit.. Satya juga buat Azka punya hanahaki hiks .. Azka benci Satya! Hiks .... Benci!"

Azka menangis histeris menunjuk perut dan dadanya yang semakin sakit setiap harinya.

"Azka .. dengar bunda jika kamu benci Satya mengapa Azka tidak melakukan operasi saja hm?"
"Itu karena Azka..."

"Azka mencintainya bukan? Bahkan rasa itu melebihi rasa benci dan sakit yang Azka punya. Apakah bunda salah nak?"

"T-tidak..."

"Azka tidak memikirkan perasaan Haris?"
Azka hanya menunduk tidak menjawab.

"Percaya pada bunda hm, ayo Azka bertahan sedikit lagi bunda yakin Satya ingin mengatakan sesuatu pada Azka"

"Tidak mau bunda... Hiks.. sakit"

"Dengar jagoan ayah, setidaknya pikirkan perasaan Haris kamu mau membuat Haris menderita "lagi" nak?"
Azka menggeleng keras.

Pria paruh baya itu sedikit tersenyum mengusap punggung putranya.

"Sekarang Azka istirahat dan pastikan besok sudah bangun mengerti?"

Azka mengangguk lemas
"Ayah, Bunda peluk Azka sampai tertidur apa boleh?"

Bunda Azka mengulas senyum merebahkan dirinya dihamparan rumput disusul dengan Azka dan suaminya.

Senang akhirnya Azka bisa merasakan pelukan hangat kedua orangtuanya lagi walaupun hanya sebentar ia sangat bersyukur.

-
Disisi lain seorang anak adam masih setia menunggu Azka yang terbaring lemah dengan alat-alat medis dibankarnya.

Sudah dua minggu Azka dinyatakan koma dan benar saja pemuda manis itu masih ingin tertidur lama rupanya..

"Azka aku disini kau tidak ingin melihatku lagi?"

"Apa kau marah padaku?"

"Besok kita pergi ke perpustakaan, aku berjanji tidak akan menganggumu belajar"

"Apakah Azka tidak mau makan ramyeon lagi bersamaku? Nanti ku tambahkan spam"

"Azka.. bangunlah ku mohon .."

Nihil Azka masih ingin tertidur tenggelam dalam mimpinya bersama orangtuanya.

"Har makan dulu, tenanglah Azka akan baik-baik saja"
"Tapi ma..."

"Sedikit saja Har"
Haris mengangguk memakan makanan yang ibunya bawakan.

-
Satya termangu menatap kosong ruangan itu. Darah yang sudah mengering dan kelopak bunga berhamburan disana.

"Azka ... selama ini kau punya hanahaki?"

"Mengapa kau terus menyembunyikannya..?"

"Senyumanmu selama ini palsu..?"

"Kau menyakiti ku bodoh!"

"Kamu dimana ka.. sungguh aku merindukanmu..."

"Aku masih punya satu syarat untukmu kan?"

"Aku katakan bahwa syaratnya tetaplah bersamaku apa kau bisa mengabulkannya?"

Satya meringkuk diatas ranjang memeluk figura pemuda manis yang sedang tersenyum lebar.

"Jangan tinggalkan aku sendiri.."

Tbc~
Jujurly mau ku update kmrn tapi kelupaan 😩😩
W/e HAPPY JAKEHOON DAY 🎉
Telat sie 😩🖕bomat

Tbc~Jujurly mau ku update kmrn tapi kelupaan 😩😩W/e HAPPY JAKEHOON DAY 🎉Telat sie 😩🖕bomat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nahloh..

Makasih yang udah vomment ♥️Stay healthy and happy terus ya kek azka 🤗See you~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makasih yang udah vomment ♥️
Stay healthy and happy terus ya kek azka 🤗
See you~

✓ Hanahaki Disease [ Sungjake ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang