17 Satya dan Haris

1.3K 195 14
                                    

G vote g ku lanjutin_-

Terhitung sudah satu bulan sejak operasi hati Azka dinyatakan koma. Satya terus menunggu 'miliknya' sesekali Haris datang mengunjunginya, ralat mengunjungi Azka.

Satya duduk disudut ruangan menatap wajah damai Azka dibawah sinar rembulan malam.

Apa yang harus ia lakukan selanjutnya?

"Hey bodoh, kenapa kau tidak bangun-bangun?"

"Aku lelah menunggumu haruskah aku mendahuluimu pergi?"

Satya mengajak berbicara orang yang sedang terlelap tak sadar itu memandangnya dengan tatapan penuh harap seolah orang itu sedang duduk menghadapnya.

"Aku takut kehilanganmu.. aku menyayangimu namun aku masih ragu.."

"Bisakah kau bangun dan ajarkan aku cara mencintaimu?"

"Berhentilah menggerutu seperti orang gila"

Haris memasuki ruangan Azka mendudukkan dirinya disofa. Satya tidak mempedulikan kedatangannya. Cerewet.

Satya melipat kedua tangannya dibelakang kepalanya sebagai tumpuan menatap langit-langit ruangan Azka.

"Har?"
"Hm?"

"Kau masih mencintainya?"
"Siapa yang kau maksud?"

"Bukankah dulunya kau mencintainya?"

Haris tertawa renyah mendengar tuturan pemuda berkulit putih pucat itu sedangkan Satya menatapnya heran. Apakah pertanyaan ada yang salah?

"Haruskah aku menceritakannya?"
"Terserah aku tidak akan memaksa"

Haris berpindah ikut mendudukkan dirinya di samping Satya ikut menatap langit-langit ruangan putih itu.

"Harus ku mulai dari mana? Ah apa kau percaya jika aku dulunya mengindap hanahaki seperti Azka?"

Satya sedikit terkejut tidak merubah posisinya hanya berdehem menaikkan satu alisnya seolah bertanya-tanya.

"Aku memang mencintai Azka dia adalah segalanya bagiku, senyuman, kehangatan, dan perhatiannya benar-benar membuatku jatuh padanya namun sayang ia lebih memilihmu.."

Haris menghela napasnya sebentar sebelum melanjutkan ceritanya..

"Sejak sekolah menengah pertama, Awalnya aku tidak tahu apa yang terjadi namun ketika Azka menceritakan betapa kagumnya ia denganmu dadaku terasa sesak tidak sampai disitu itu terjadi selama bertahun-tahun ia terus menceritakanmu membuatku semakin terluka darah dan kelopak bungapun ikut keluar saat aku terbatuk"

"Lalu?"

"Puncaknya saat aku akan mengakui perasaanku dan hanahaki yang punya ia terlebih dulu mengaku bahwa ia menyukaimu, aku pulang tertatih dadaku sangat sesak bunga-bunga itu terus keluar dari mulutku, sesampainya dirumah orang tuaku membawaku keluar kota dan melakukan pengangkatan hanahaki. Sejak itu aku memulai hidup baru kembali kesini untuk menemui sabahat lamaku, dan kau tahu apa yang terjadi saat pertama kali aku menemukan Azka?"

"Apa?"

"Aku menemukan Azka tersungkur didalam kamar mandi fakultas mengetahui ada darah dan kelopak bunga Marie gold mengering berceceran dimana-mana aku yakin ia mengindap hanahaki sepertiku dulu, aku ingin membantunya setidaknya sekali biarkan hanya aku yang merasakan penyakit itu"

Satya tak bergeming ia semakin bingung dengan perasaannya, kalut dalam pemikirannya sendiri.

"Orang tuanya meninggal ketika aku keluar kota melakukan operasi, aku merasa bersalah meninggalkannya sendirian saat ia membutuhkan dukungan dari orang terdekatnya"

✓ Hanahaki Disease [ Sungjake ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang