Jeongwoo masih bergelut dengan mimpi nya padahal matahari sudah terik di luar
"Tuan, maaf aku menganggu tidur mu tapi tuan haruto sudah menunggu mu di luar" seorang maid sedikit menggoyang kan tubuh jeongwoo
"Katakan pada nya dua jam lagi aku akan bangun!" Jeongwoo sedikit berteriak karena tidur nya terganggu
"Keluarlah, aku yang akan membangunkannya" haruto yang sudah berdiri di depan pintu kamar jeongwoo
"Baiklah, saya permisi" maid itu membungkuk pada haruto dan meninggalkan kamar jeongwoo
"Yakk! Orang normal ketika dibangunkan meminta waktu lima menit untuk mengumpulkan nyawa dan kau dua jam, apa kau waras?!" Haruto menyibak selimut jeongwoo dengan paksa
"Dingin! Kembalikan selimut ku!!" Jeongwoo berteriak lebih keras lagi
"Tidak, sampai kau ke kamar mandi dan bersihkan diri mu!" Haruto melempar asal selimut jeongwoo sampai ke depan pintu
"Aku bolos hari ini! Kau pergi sendiri sana!" Usir jeongwoo kesal
"Kau bahkan belum menatap ku hari ini, lihat aku dulu" haruto berdecak pinggang menatap kelakuan jeongwoo
Jeongwoo dengan terpaksa duduk, "apa, apa yang bisa aku lihat. Ha? Penampilan mu setiap hari tak berubah!" Jeongwoo hanya sekilas menatap haruto
"Setidaknya aku lebih tampan dari mu dan aku tidak mengenakan pakaian yang sama hampir setiap hari"
"Yakk!! Aku tak menggunakan baju yang sama setiap hari. Ini hanya model, harga dan warna yang sama saja" jeongwoo tak terima karena ucapan haruto barusan jelas jelas menyindir nya
TOK... TOK... TOK...
"masuk" haruto
"Kenapa kau mempersilakan orang yang mengetuk masuk, ini kamar ku bukan kamar mu!"
"Berhenti lah berteriak, ini masih pagi dan setiap kata yang keluar dari mulut mu selalu teriakan" haruto
"Maaf, tuan Park sudah menunggu di bawah untuk sarapan bersama. Jika kalian sudah selesai bertengkar nya silahkan turun" ucap maid itu dan langsung menutup pintu
"Ayah sudah pulang?!" Jeongwoo
"Hmm..."
"Apa kau tak punya jawaban lain selain deheman mu yang tak berguna?!" Jeongwoo emosi sambil mengobrak Abrik lemari nya
"Tidak, seragam mu ada di sana bodoh! Cepat aku akan menunggu mu disini. Jangan lama, atau aku akan masuk ke dalam kamar mandi dan memandikan mu agar menghemat waktu" haruto lalu berjalan menuju sofa yang ada di kamar jeongwoo
"Ishh... Coba saja, kau hanya akan melihat tubuh ku yang atletis" jeongwoo menyombongkan diri
"Cihh, gaya mu! Cepat sana, aku tak suka lama menunggu" usir haruto
"Siapa peduli kau suka atau tidak" jeongwoo lalu masuk ke dalam kamar mandi
Cklek
Itu suara pintu kamar mandi yang di kunci oleh jeongwoo dari dalam
"Kau takut juga ternyata, dasar!" Gumam haruto terkekeh kecil
Selang lima belas menit suara pintu kamar mandi terdengar dan jeongwoo keluar
"Ayo" ajak jeongwoo jalan lebih dulu keluar dari kamar nya
Haruto hanya menggeleng, dan berjalan menuju meja belajar milik jeongwoo
"Tas mu bodoh!" Haruto melempar tas milik jeongwoo tepat ke pelukan jeongwoo dan berjalan mendahului nya
"Berhenti memanggilku bodoh, kau lebih bodoh!" Teriak jeongwoo
"Aku bodoh?" Haruto berhenti sejenak "Aku bahkan selalu bangun jauh lebih awal dari mu, jangan pikir aku tak tau apa isi tas mu" haruto lalu melanjutkan langkahnya
"Dasar! Jika bisa aku sudah menunjang kepala mu dan memukuli mu hingga pingsan" jeongwoo menghentak kaki nya kesal
"Rasa nya tak lengkap jika tidak bertengkar sehari saja, bukan begitu jeongwoo?" Ucap ayah park menatap jeongwoo yang sedang melahap sarapan nya
"Maaf ayah" gumam jeongwoo pelan
"Sudah lah, lupakan. Lanjutkan sarapan kalian, aku berangkat duluan" ayah park lalu berdiri
"Ayah! Apa boleh aku berangkat hari ini menggunakan motor?" Tanya jeongwoo
mu, jangan salahkan ayah jika kau sakit"
"Baiklah, aku akan berangkat bersama haruto lagi" jeongwoo tertunduk kecewa
"Itu adalah pilihan yang paling tepat" ayah park lalu meninggalkan meja makan untuk berangkat kerja
Haruto hanya bisa tersenyum saat keinginan jeongwoo berangkat sendiri tak mendapat izin dari ayah park
"Apa?!" Bentak jeongwoo
Haruto menghela nafas, "apa kau bisa hitung ini kali ke berapa kau membentak ku dan meneriakiku?" Haruto
"Apa itu penting? Kau terlihat sangat senang saat ayah tak mengizinkan ku melakukan sesuatu sendiri"
"Aku memang senang, sangat senang malah" haruto melipat tangan depan dada
"Bajingan! Berikan pada ku kunci mobil!" Minta haruto
"Lalu kau menyuruh aku yang memakai motor?"
"Aku yang menyetir bodoh! Cepat!" Desak jeongwoo
"Ini!" Haruto melempar kunci mobil dengan asal ke meja makan
"Kau ini! Apa tak bisa di letakkan bagus bagus?!" Jeongwoo tak terima dengan perlakuan haruto
"Tidak, aku hanya bisa seperti itu. Cepat aku tak ingin terlambat, apalagi bersama mu itu akan sangat merepotkan ku" haruto meninggalkan jeongwoo yang belum menghabiskan makanannya
"Kenapa setiap hari aku harus kesal karena kelakuan mu WATANABE HARUTO!!" teriak jeongwoo kesal sampai beberapa maid tersentak kaget karena teriakan itu
Saat masuk ke dalam mobil, jeongwoo semakin kesal karena haruto duduk di kursi belakang
"Duduk di sebelah ku haruto!" Suara jeongwoo penuh penekanan karena sudah sangat sangat kesal
"Kenapa? Disini lebih baik" haruto hanya sekilas menatap jeongwoo dan kembali memainkan ponselnya
"Watanabe" panggil jeongwoo
"Hmm? Butuh bantuan?" Tanya haruto tersenyum menatap wajah kesal jeongwoo dari spion dalam mobil
"Kau pikir aku supir mu, duduk di sebelah ku" jeongwoo
"Kau memang bukan supir ku, bisa kau memintaku duduk di depan dengan cute?" Haruto
"Cepat! Atau aku akan memukul mu!" Bentak jeongwoo
Haruto tertawa dan keluar untuk pindah ke samping jeongwoo
Kira kira seperti itu lah setiap pagi dipenuhi oleh teriakan jeongwoo dan sikap mengesalkan haruto
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Warning! [ʜᴀᴊᴇᴏɴɢᴡᴏᴏ]✓
Random✎ -> end haruto hanya lah anak yatim-piatu yang bergantung pada ayah park. Start :27, aug 2021 Finish : 03, nov 2021 ⚠bxb⚠