dua

2.9K 335 16
                                    

Jeongwoo dan haruto baru sampai, kedatangan mereka adalah yang ditunggu tunggu para gadis di sekolah

Karena kedua nya bisa dikatakan idola di sekolah ini selain wajah yang tampan mereka juga termasuk murid yang aktif dalam belajar maupun ekskul, tapi haruto sedikit lebih aktif dari pada jeongwoo

"Halo haruto!" Sapa seorang gadis membuat haruto dan jeongwoo menghentikan langkahnya

"Hai" sapa haruto balik dengan lambaian tangan

"Apa hari ini kau ada waktu? Aku ingin mengajak mu jalan jalan" tanya gadis itu

"Maaf kan aku, tapi aku tak bisa mungkin lain kali" tolak haruto tidak enak, jeongwoo hanya memutar bola matanya malas mendengar penuturan haruto

"Ohh, baiklah" gadis itu lalu perlahan pergi dari hadapan kedua orang itu

"Aku pikir selama nya pria lah yang akan mengajak berkencan atau mengajak jalan ternyata aku salah"

"Kau kan bodoh, jadi pantas saja kau salah"

"Apa yang kau banggakan?! Kau setiap saat mengatai ku bodoh!" Jeongwoo tak terima

"Karena memang seperti itu"

"Kau tak sadar diri?! Kau tak lihat kau jug..."

"Jeongwoo!" Seseorang memotong perkataan jeongwoo

Ahh, aku benci diganggu ketika sedang berbicara

Jeongwoo mengertakkan gigi nya karena ia tak suka cara orang ini memotong perkataan nya

"Apa lagi? Kau Ini siapa kenapa memotong perkataan orang sembarangan?!" Jeongwoo

"Maaf, boleh aku meminta nomor ponsel mu? Aku sudah lama menyukai mu, melangkah sejauh ini membutuhkan waktu yang lama untuk ku" jelas orang itu

"Cihh, pergilah! Aku sedang tak ingin di ganggu!" Jeongwoo meninggalkan haruto dan orang itu begitu saja

"Maafkan dia ya, jangan menyerah jika kau terus berusaha kau akan mendapatkan dia. Tapi saran ku cari lah pria yang benar benar mencintai mu tidak seperti jeongwoo bodoh itu"

"Terima kasih"

"Hmm...aku duluan" haruto lalu berlari kecil menyusul jeongwoo

"Kau ini kasar sekali!" Haruto sengaja menyenggol lengan jeongwoo

"Kau dengar tadi kan aku tak suka diganggu!" Bentak jeongwoo

"Wahh, dimana letak hati mu. Apa tak bisa kau menurunkan nya sedikit, agar kau terlihat sedikit lebih rendah hati" haruto

"Tidak! Sana kau lanjut kan masuk kelas mu! Belajar lah dengan baik" Usir jeongwoo

"Seharusnya aku yang mengatakan hal itu pada mu, karena dari banyak nya mata pelajaran pasti ada yang tak bisa kau selesai kan dengan sekali ujian"

"Tak masalah jika masih ada waktu untuk mengulang, sana cepat jangan terus berdiri di sana" usir jeongwoo lagi

"Dasar!" Haruto lalu meninggalkan jeongwoo

"Yak! So Junghwan!" Teriak jeongwoo saat merasa haruto menjauh

"Eoh! Apa kau berhasil?" Tanya Junghwan antusias

"Tentu saja! Kau lupa aku ini park jeongwoo, mencuri buku haruto adalah hal yang mudah bagi ku" jeongwoo menyombongkan diri

"Mana, cepat keluar kan ku dengar jawabannya cukup panjang"

"Ini!" Jeongwoo lalu mengeluarkan buku milik haruto

Ya, kemarin sore jeongwoo diam diam mencuri buku latihan matematika milik haruto. Karena mereka memiliki tugas yang sama tapi yang haruto kerjakan lebih dulu di beri nilai. Dan seperti biasa nilai haruto selalu yang terbaik

"Bagaimana kalian bisa pintar jika mencontoh milik orang lain adalah keseharian kalian" yedam menggeleng kan kepala heran dengan kelakuan dua teman sekelas nya

"Kita ini masih SMA dan jika dipikir pikir secara duniawi kita masih lama mati, jika otak mu terus digunakan untuk berhitung kudengar kau akan cepat mati" ucap jeongwoo mengada ada

"Lalu apa guna nya otak mu jika terus kau diamkan dan tak di gunakan berfikir" haruto sudah ada di dekat meja jeongwoo

"K-kau, untuk apa kemari? Apa ada yang tertinggal?" Tanya jeongwoo gugup dan berusaha menyembunyikan buku milik haruto

"Ya, yang tertinggal adalah buku. Atau lebih tepatnya yang kau curi" haruto mengambil paksa buku itu dari tangan Jeongwoo

"Ish, kau ini pelit! Sudah sana bawa buku busuk mu keluar!"

"Apa kau tak tau cara berterima kasih? Setidak nya kau sudah menyalin sedikit!"

"Aku lupa cara nya, nanti saja aku berterima kasih!" Jeongwoo berdiri dan mendorong pelan haruto agar keluar dari kelas nya

"Kau ini, kapan kau berubah!" Haruto

"Aku tak tau, nanti saat berdoa kau tanya kan saja pada Tuhan" jeongwoo lalu menutup pintu kelas nya

Sesampainya di bangku jeongwoo menghela nafas pagi ini ia benar benar banyak menghabiskan energi, mulai dari bertengkar dengan haruto, meneriaki sana sini, dan banyak lagi

"Waktu terus berjalan jeongwoo, dan kita belum menyelesaikan ini sama sekali" Junghwan mulai panik padahal matematika adalah jam terakhir di kelas mereka

"Tenang" jeongwoo lalu merogoh saku nya dan mengeluarkan ponselnya

"Aku sempat memotret nya tadi malam" jeongwoo nyengir tanpa dosa

"Kau ini, kenapa tak langsung kirim pada ku saja?! Kita tak perlu repot-repot menyalin nya di sekolah seperti ini" omel Junghwan

"Kita? Kau saja, aku sudah selesai menyalin nya tadi malam. Soal aku tak mengirim pada mu malam tadi karena sepertinya menyenangkan melihat mu menyalin tugas sendiri" jeongwoo terkekeh

"Dasar!" Junghwan mengambil ponsel jeongwoo kenapa tak dari buku karena tulisan jeongwoo sangat indah untuk dilihat sampai sampai kau akan muntah ketika melihatnya

"Jika kau sudah motretnya untuk apa kau bawa buku nya lagi?" Tanya yedam

"Agar ia emosi dan marah pada ku"

"Untuk apa, apa kau tak kesal?" Yedam

Jeongwoo menggeleng, " agar dia tau menghadapi orang yang menjengkelkan butuh energi lebih banyak" jeongwoo tersenyum puas membayangkan wajah terkejut haruto

Love Warning! [ʜᴀᴊᴇᴏɴɢᴡᴏᴏ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang