dua puluh dua

1.3K 195 0
                                    

Jeongwoo baru kembali ke rumah setelah 3 hari penuh di rumah sakit, yang menjaganya hanya haruto ayah nya entah kemana

Sesekali hyunsuk, jihoon, maupun Junghwan datang untuk menjenguk.

Jeongwoo duduk sambil memainkan ponselnya, "kepala mu masih pening? Atau masih ada yang sakit?" tanya haruto

Jeongwoo masih diam, "apa tak ada niat sekedar mengatakan ya atau tidak" haruto

Jeongwoo tetap diam, haruto benar benar kesal sekarang ia lalu merebut ponsel jeongwoo dan langsung memeluk jeongwoo

"bicara! Bentak aku jeongwoo, jangan diam" haruto

Jeongwoo diam tak bergerak haruto merasa seperti memeluk patung, "jeongwoo, ayolah. Aku tau aku salah, aku hanya kesal. Aku tak suka kau dekat dengan jihoon" haruto menatap jeongwoo

Jeongwoo tak merespon ia hanya menatap kosong ke tembok, "aku tak suka kau dekat dengan jihoon, aku hanya ingin kau dekat dengan ku. Apa itu salah?" haruto

"aku terbiasa dekat dengan mu, selalu ada di samping mu, aku tak suka kau ada di dekat orang lain. Apalagi kau mendiami ku, bicara apa susahnya" haruto

Jeongwoo beralih menatap haruto yang ada di hadapannya, ingin jeongwoo melempar haruto berada di jarak sedekat ini membuat kadar kekesalan nya semakin meningkat

"aku bisa gila jeongwoo" haruto membalas tatapan mata jeongwoo

"aku membenci mu" setelah selesai mengucapkan kalimat itu jeongwoo menepis tangan haruto dan pergi keluar

"apa susah nya marah mu seperti orang normal jangan berlebihan seperti ini!" haruto

"kenapa kau memaksa, aku dan kau bukan apa apa. Apa susah nya juga kau sadar kau siapa?"

Sakit hati tentu, "kalau begitu ingatkan aku, siapa aku" haruto

"kau amnesia, periksa ke rumah sakit" jeongwoo

"bukan amnesia tapi aku benar benar tak tau" haruto

Jeongwoo memilih kembali ke mode diam, berbicara dengan orang seperti haruto benar benar tak ada manfaatnya

"jeongwoo" panggil haruto sambil mengekori nya dari belakang

Tak ada jawaban, "apa kau tak ingin tau kenapa aku melakukan itu, kau bahkan tak bertanya!" haruto

Jeongwoo tetap diam, apa pun alasan haruto melakukan itu ia tak peduli, salah tetap salah

Saat sampai kembali ke kamar jeongwoo pun haruto masih mengoceh hal hal yang tak jeongwoo simak

"aku tak suka jeongwoo!" haruto menutup pintu kamar jeongwoo dengan kasar

"kau mengabaikan ku, kau juga salah disini!"

Ucapan haruto berhasil membuat jeongwoo menatap nya walaupun dengan tatapan tajam

"kau tak paham jeongwoo, aku.." haruto menggantung kalimatnya

Jeongwoo mengangkat sebelah alisnya, "lupakan" haruto lalu duduk di sofa

Setelah beberapa saat terdiam, "ayo buat kesepakatan" ajak haruto

"kau saja" jeongwoo

"kesepakatan itu harus dua orang atau lebih" haruto

"tetap saja, kau tidak di hitung sebagai manusia" jeongwoo

"aku menyukai mu, mencintai mu, tak ingin kau dekat dengan yang lain jeongwoo"

"haruto kau.." jeongwoo tak percaya dengan apa yang dia dengar

"iya, aku menyukai mu, aku mencintai mu dan aku sadar aku ada di luar batas!" haruto mengalihkan pandangannya

"keluar, bersihkan kepala mu. lalu katakan yang kau ucapkan tadi adalah kesalahan" jeongwoo

"itu bukan kesalahan, ini benar. sungguh, aku merasakan itu. apa kau pikir aku memelukmu, memperhatikan mu, bahkan aku menciummu itu tanpa alasan?" tanya haruto menatap jeongwoo yang membelakangi nya

jeongwoo diam, jantung nya bedetak lebih cepat. jeongwoo menghela nafas, "aku juga" gumam jeongwoo pelan ia bahkan tak yakin haruto mendengar nya atau tidak

"hah? berarti cinta ku tak bertepuk sebelah tangan?!" tanya haruto kegirangan

jeongwoo berbalik dan menatap haruto gelagapan, "t-tapi ini dilarang haruto, jika ayah tau.."

"back street!" potong haruto cepat

Love Warning! [ʜᴀᴊᴇᴏɴɢᴡᴏᴏ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang