empat belas

1.5K 248 2
                                    

Dua hari setelah terakhir saat jeongwoo mengunjungi apartemen haruto masih sama tak ada kabar dari pemuda Jepang itu

Jeongwoo juga sama tak ada niat mencari tau diam di kamar hanya itu ia yang ia lakukan sepanjang libur weekend Minggu ini

TOK...TOK...

suara ketukan pintu kamar jeongwoo mengalihkan perhatian nya yang tadi nya dia membaca buku

“masuk!”

“sibuk?” tanya Chanyeol

“hanya membaca buku dan menyelesaikan beberapa tugas sekolah untuk Senin nanti” jeongwoo

“kau mendadak rajin” Chanyeol mendudukkan diri di sofa yang ada di kamar anaknya itu

“jika tak ada yang penting jangan ajak aku bicara, kau menghilang kan konsentrasi ku” jeongwoo

“kapan kau akan bersikap sedikit lebih sopan pada ayah mu ini” Chanyeol tersenyum miris

“tanyakan pada diri mu sendiri” jeongwoo lalu membelakangi Chanyeol menyibukkan diri dengan buku buku yang ada di meja belajar nya

“apartemen haruto gelap gulita dari pagi tadi sampai sekarang”

“mungkin sedang keluar”

“dia sakit, mau keluar kemana?” Chanyeol

“aku bukan orang tempat nya bercerita apa pun yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari nya, jika ingin tau kau datangi saja dia” jeongwoo

“terbuat dari apa hati mu?” Chanyeol kesal dengan jawaban jeongwoo

“apa penting?” balas jeongwoo ketus

“kunjungi apartemen nya sekarang! Ayah takut ia terjatuh di kamar mandi atau apa, jangan melawan! Jika perlu menginap dan rawat dia!" Ucapan Chanyeol tak bisa ditolak

Setelah Chanyeol keluar jeongwoo menghela nafas panjang, “kenapa harus aku lagi!” jeongwoo mengacak rambutnya kasar

Oke, kali ini jeongwoo mengalah lagi ia pergi meninggalkan mansion megah milik ayah nya dan menuju apartemen haruto

Ini sudah sore menjelang malam tapi jalanan tak begitu ramai jadi dia bisa cepat sampai di apartemen haruto

Saat jeongwoo masuk benar memang apartemen nya gelap gulita, Jeongwoo lalu menghidupkan lampu dan menatap tajam ke arah cctv yang ada di sudut ruangan

Jeongwoo meletakkan beberapa makanan yang ia beli di jalan tadi dan meletakkan nya di meja makan

Lalu jeongwoo berjalan ke dapur mengambil pisau, “kau memberikan apartemen ini pada nya tapi kau melanggar privasi nya!” jeongwoo lalu menusuk cctv itu hingga rusak dan pisau nya tertancap di sana

Chanyeol yang mengamati layar yang tadi nya menampakkan gambar sekarang berubah menjadi abu abu“kau selalu berbuat di luar dugaan nak” ia tertawa tak menduga jeongwoo akan melakukan itu

Jeongwoo lalu menaiki anak tangga menuju kamar haruto, karena ia sudah mencari di kamar mandi juga tak ada

Kamar nya juga sama gelap gulita, jeongwoo menyalahkan lampu saat terang jeongwoo melihat gundukan di atas ranjang king size milik haruto

“kau belum mati ternyata” jeongwoo lalu mendekati ranjang itu guna membangun kan haruto

“bangun” jeongwoo sedikit mengguncang tubuh haruto

Tak ada jawaban, dengan pelan jeongwoo mulai menyibak selimut yang menutupi seluruh tubuh haruto

“bangun” jeongwoo menempelkan tangan dinginnya ke wajah merah merona haruto

“hmm.. silau!” haruto menutup wajah nya dengan kedua tangannya

Beberapa saat berlalu haruto pelan membuka mata nya menyesuaikan cahaya yang masuk ke mata nya

“kau disini” haruto berusaha duduk dengan sisa tenaga yang ia punya

“turun ke bawah, makan!” jeongwoo lalu hendak meninggalkan kamar haruto

“pusing” keluh haruto memegangi kepalanya

“kau mau makan di kamar? Tapi nanti kotor” jeongwoo

“mau makan di bawah, tapi bantu aku” haruto

“bantu? Cara nya” jeongwoo bingung karena seumur umur ia memang tak pernah merawat orang sakit

Haruto mengulurkan tangannya ke arah jeongwoo minta di genggam, “harus?” jeongwoo sedikit tak terima

Haruto mengangguk membuat rambut nya bergerak lucu, “ayo!” ketus jeongwoo

Haruto menggenggam erat tangan Jeongwoo dan menyandarkan kepalanya di bahu lebar jeongwoo

Jeongwoo dengan sabar mendudukkan haruto di kursi dan menyiapkan makanan yang ia beli tadi

Kalau saja tak sakit ia pasti sudah membentak memarahi atau bahkan memukul haruto karena tau anak ini tak makan dari pagi

“makan!” jeongwoo menyodorkan semangkuk bubur hangat

“suap” minta haruto

“kau demam bukan patah tangan, menyendok kan bubur dan masukkan ke mulut bukan masalah” jeongwoo

Haruto mengangkat kedua tangannya yang bergetar untuk ditunjukkan ke Jeongwoo, “kalau aku yang menyendok nya bisa bisa jatuh” haruto

"Ck, Menyusahkan!” jeongwoo lalu menyendok bubur dan memasukkan ke mulut haruto

“pait” keluh haruto

“setelah ini boleh minum cola” ucapan jeongwoo membuat senyuman terukir di wajah haruto

“ada?”

“hmm, aku membeli nya tadi. Cepat buka mulut mu”

“kenyang" haruto memalingkan wajahnya menolak suapan terakhir dari jeongwoo

“ini yang terakhir” jeongwoo

“dari tadi ini yang terakhir tapi tak habis habis” haruto

“ini benar benar yang terakhir, lihat sudah habis” jeongwoo menunjukkan mangkuk yang sudah kosong

“kenyang” haruto masih menolak

“cepat cola mu menunggu” rayuan jeongwoo berhasil haruto membuka mulutnya

Setelah habis jeongwoo berniat mencuci bekas makan haruto, “cola” minta haruto

“minum ini dulu” jeongwoo memberi segelas air putih

"Mau cola” rengek haruto

Jeongwoo ingin muntah, untung saja anak ini sakit kalau tidak entah apa yang akan jeongwoo lakukan. “ini dulu, baru cola” jeongwoo

Haruto terpaksa meminum air putih itu walaupun rasa nya sangat pait di lidah nya, “sudah” haruto meletakkan gelas kosong nya

“ini” jeongwoo lalu menyodorkan cola yang sudah ia buka terlebih dahulu

"Thanks!” haruto tersenyum senang dan menegak minuman kesukaannya itu

Love Warning! [ʜᴀᴊᴇᴏɴɢᴡᴏᴏ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang