Tujuh belas

1.5K 234 26
                                    

jeongwoo memasuki mansionnya dengan haruto yang ada beberapa langkah di belakangnya, "tunggu!" itu suara ayah jeongwoo

"apa?" jeongwoo sama sekali tak menatap ayah nya

"tatap aku" ujar chanyeol dingin

jeongwoo dengan malas menghadap chanyeol, haruto sudah ada dua langkah di belakang chanyeol melihat itu jeongwoo hanya menatap datar keduanya bergantian

"luka itu ia dapat karena berteman dengan park jihoon" haruto menunjuk kening jeongwoo yang terbalut perban kecil

jeongwoo mengerutkan keningnya menatap haruto tak percaya dengan kalimat yang barusan pemuda itu ucapkan

"apa peringatan lewat ucapan tak cukup untuk mu?" tanya chanyeol dengan suara dingin

jeongwoo masih diam, tak percaya dengan ucapan kedua orang yang ada di hadapannya. diam beberapa saat, ketiga nya melempar tatapan dingin satu sama lain

"ini luka karena ulah mu! apa kau lupa, ini terjadi beberapa menit yang lalu" jeongwoo

"bohong! itu ulah park jihoon ayah" haruto membela diri

"ini ulah mu bajingan! kenapa kau menuduh orang lain yang bahkan tak tau apa apa!" suara jeongwoo menggema 

PLAK!!

kepala jeongwoo menoleh ke kiri, untuk pertama kalinya satu tamparan dari chanyeol mendarat di pipi mulus milik jeongwoo, "kau yang menuduh orang yang tak tau apa apa hanya untuk menutupi ulah bajingan itu" chanyeol

jeongwoo masih tetap pada posisi wajah yang menoleh, air mata nya turun begitu saja pipi nya merah bercap tangan besar milik ayah nya sendiri sampai bibir nya robek mengeluarkan sedikit darah

"kenapa bisa luka ada luka di kening mu?" tanya chanyeol

jeongwoo dengan pelan menghadap kembali dan menatap chanyeol dengan mata nya yang berair, "orang orang mengenal mu sebagai chanyeol yang berkuasa dan pintar, tak pernah salah langkah. tapi apa?" jeongwoo menjeda kalimatnya dan menyeka air mata nya kasar

"kau bahkan menamparku atas dasar kalimat yang belum kau ketahui fakta nya" jeongwoo beralih menatap haruto

"ini" jeongwoo menunjuk luka nya "bisa luka karena ulah PESURUH MU INI!" jeongwoo mulai emosi

"terus, terus saja kau bela bajingan itu!" chanyeol menatap jeongwoo marah

"bajingan kata mu? kau lebih bajingan, kau lebih mempercayai pesuruh mu ini. YANG ANAK MU AKU ATAU DIAAA!!!" jeongwoo teriak

PLAKK!!

kali ini pipi jeongwoo yang kanan tertampar lebih keras hingga ia tersungkur, kini kedua sudut bibir nya berdarah

jeongwoo tersenyum miris, mengusap kasar darah yang mengalir dari bibir nya lalu berdiri. jeongwoo menatap tajam ke arah haruto ia lalu mencabut paksa perban yang ada di kepala nya sampai kepala nya kembali mengeluarkan darah

"ini ulah mu, kau puas aku sehancur ini di tangan ayah ku sendiri" jeongwoo melempar perban itu ke haruto

"kau juga pasti senang kan, sudah menamparku dua kali. atau masih kurang? perlu ku ambilkan pisau?" jeongwoo menatap ayah nya dengan tatapan kecewa marah dan tak terima bercampur menjadi satu

"apa susah nya kau menjadi penurut sekali saja! kau terus melakukan hal hal aneh kau tau!!" bentak chanyeol

"sekali? apa yang ku lakukan selama ini tak ada arti nya?!" mata jeongwoo terus mengeluarkan air

"diam! cara bicara mu seolah olah tak pernah membuat orang lain kerepotan!" chanyeol 

"kau menyuruh ku diam, menjadi penurut dan tidak merepotkan lagi kan?" jeongwoo

chanyeol diam tak merespon, "tapi biarkan aku mengatakan ini, jadi dengarkan aku baik baik" jeongwoo menyeka darah yang keluar dari kepalanya

"sampai detik ini kecewa yang kurasakan ada di kau dan kau" jeongwoo menunjuk chanyeol dan haruto bergantian

"kau" jeongwoo menunjuk haruto "puas kan melihat darah memenuhi wajah ku, senang kan melihat aku dikekang hingga aku hampir mati!" jeongwoo tersenyum 

"dan kau" jeongwoo menunjuk ayah nya "senangkan bisa menampar anak atas kesalahan yang kau tak tau fakta nya" jeongwoo masih tesenyum

"terima kasih untuk mu pesuruh karena ucapan bodoh mu luka fisik ini menjadi tanda dan terima kasih untuk yang kata nya seorang ayah tapi kau menamparku atas kesalahan yang kau sendiri tak tau faktanya" jeongwoo

"kau tau rasa nya seperti ribuan anak panah menusuk jantung ku" jeongwoo menatap kedua nya bergantian

"kalian berhasil membuat ku jatuh hingga tandas rata ke tanah, seperti mau mu aku akan menjadi jeongwoo yang kau ucapkan tadi" jeongwoo lalu merampas tas nya yang ada di lantai

Jeongwoo membanting kuat pintu kamar nya, "arghh..." jeongwoo menjambak rambutnya kasar

Nafas jeongwoo terengah-engah menahan emosi, ia berjalan ke stand mirror yang ada di kamar nya dan meninju nya

PRANGG!!

Kaca itu berserak di lantai dengan bercak darah dari tangan Jeongwoo, "sialan kalian semua!" desis jeongwoo marah

Mata nya lalu beralih pada gunting yang tergeletak di meja belajar nya, dengan cepat jeongwoo mengambil nya dan masuk ke dalam kamar mandi

Haruto yang mendengar suara pecahan itu dengan cepat menaiki anak tangga mansion megah itu menuju kamar jeongwoo

"park jeongwoo" panggil haruto saat mendapati kamar itu kosong

Haruto lalu berjalan mendekati pintu kamar mandi ia mendengar suara air shower yang mengalir

Dengan cepat haruto membuka pintu itu, "PARK JEONGWOO APA YANG KAU LAKUKAN!!" teriak haruto saat melihat kondisi jeongwoo

Love Warning! [ʜᴀᴊᴇᴏɴɢᴡᴏᴏ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang