sebelas

1.5K 257 12
                                    

Jeongwoo memarkirkan mobilnya, tak melihat mobil ayah nya terparkir di sana. Ia melirik jam, ini sudah lewat dari jam biasanya

"Menunggu mu pulang aku tak suka itu tapi lebih tak suka perasaan tak tenang ku ketika kau belum juga pulang" gumam jeongwoo memasuki mansion dan berjalan menuju kamar nya

Sesaat setelah mandi jeongwoo langsung turun dan duduk di meja makan, jeongwoo makan bukan karena lapar tapi ia tak mau kena amukan dari ayah nya

"Apa ayah ada kerumah siang tadi?" Tanya jeongwoo

"Tidak tuan"

"Apa dia ada menghubungi?" Tanya jeongwoo

"Tidak juga tuan"

jeongwoo membanting piring nya hingga pecah membuat maid itu terkejut dan menunduk dalam

"APA KAU TAK ADA NIAT MENGHUBUNGI NYA?!" Suara jeongwoo yang keras menggema hingga terdengar ke seluruh penjuru mansion

"Maaf tuan, saya tak berani" maid itu bergetar ketakutan

"Dasar tak berguna, pergi kau dari hadapan ku!!" Bentak jeongwoo

Jeongwoo balik ke kamar nya dan mengambil kunci mobil nya guna menyusul ayah nya

Tak lama ia sampai di kantor mewah milik pribadi ayah nya, tak banyak orang ada di sana karena memang ini sudah malam

"Kau tak ada niatan pulang?!" Jeongwoo membuka pintu dan langsung berteriak begitu saja

Mata jeongwoo mendadak memanas, ia mendapati ayah nya sedang di goda oleh wanita berpakaian mini berwarna merah darah

"Hello son! Aku akan menjadi ibu tiri mu sebentar lagi" gadis itu berjalan menuju jeongwoo

Jeongwoo hanya diam menatap ayah nya tajam, ia sangat ingin menampar ayah nya dan memukuli nya hingga pingsan tapi tak berani

"Jangan pernah kau temui aku lagi, dasar bajingan!" Jeongwoo menutup ruangan ayah nya dengan sekuat tenaga nya

Jeongwoo berjalan keluar perusahaan ayah nya dan berkali-kali menyeka kasar air mata nya membuat beberapa orang menatap nya intens

"Bangsat kau Park Chanyeol, berani sekali kau melakukan ini. Jika bertemu setelah ini aku pasti akan memukul mu hingga kau mati!" Tangan Jeongwoo mengepal kuat hingga urat tangannya terlihat

🌎🧸

"Dimana jeongwoo!" Chanyeol terburu-buru menaiki anak tangga menuju kamar putra nya

"Dia tak ada di rumah tuan"

"Bagaimana bisa?!" Suara Chanyeol menguat

"Bisa, karena ini ulah mu bajingan" ujar Sehun, paman jeongwoo sekaligus orang yang selalu membantu Chanyeol dalam urusan apa pun

"Pecat perempuan murahan itu dan pastikan hidup nya tak tenang sampai dia mati" ujar Chanyeol sambil menegak air

"kau yang salah kenapa merepotkan orang lain" Sehun seakan tak perduli

"Cepat!" Desak Chanyeol

"Okay! Aku pastikan saat anak mu pulang minimal sekali wajah mu pasti kena tinjuan maut" Sehun tertawa sambil memainkan ponselnya lebih tepatnya mempermainkan hidup seseorang dari ponsel nya

"Tuan jeongwoo pulang" ucap seorang maid yang ada di dekat Chanyeol dan langsung menjauh

"1..." Sehun mulai berhitung entah apa maksudnya

"2..." Jeongwoo mulai menampakkan diri dan berjalan cepat ke arah Chanyeol dengan tangan mengepal kuat

"3..."

BUGHH

Hanya dengan satu pukulan jeongwoo berhasil membuat Chanyeol jatuh terkapar dengan sudut bibirnya yang mengeluarkan darah

"Anak mu menunggu di rumah dengan rasa khawatirnya dan kau asik dengan perempuan itu!" Bentak jeongwoo

"Ayah mu tak salah, hanya sedikit tergoda itu manusiawi hanya memang perempuan itu yang menggoda ayah mu" Sehun sedikit membela

"Jika tergoda dengan manusia seperti itu bukan manusiawi tapi bajingan yang tak punya otak dan pikiran!" Jeongwoo lalu pergi meninggalkan

"Jeongwoo ayah minta maaf!" Lirih Chanyeol

"Minta maaf pada ibu ku!" Ketus jeongwoo

Sehun tersenyum mengulurkan tangannya untuk menolong Chanyeol "anak mu sudah besar ternyata" kekeh nya

"Dulu saat dia memukuli ku aku pura pura kesakitan tapi sekarang satu pukulannya bahkan rasa rasa nya aku mau mati" Chanyeol duduk sambil memegangi sudut bibirnya

"Kalau begitu mati saja, dengan senang hati aku mengurus jeongwoo"

"Kau saja mati sana!" Chanyeol mendorong Sehun dan berjalan menuju kamar anak nya

"Jeongwoo, apa ayah boleh masuk?" Chanyeol mengetuk pintu jeongwoo

"Untuk apa kau masuk!!" Teriak jeongwoo dari dalam

"Aku ingin bicara jeongwoo" nada suara Chanyeol perlahan mending

"Ini sedang bicara, kenapa harus masuk. Ingat tadi aku meminta mu untuk tak menemui ku" jeongwoo

"Jangan buat ayah marah!"

"Kau lebih dulu membuat ku marah!" Teriak jeongwoo

"Boleh masuk atau tidak?"

"Terserah mu, ini rumah mu bukan rumahku aku hanya menumpang jadi kau bebas masuk ruangan mana pun tanpa harus izin pada orang lain" jeongwoo

Pintu terbuka, menapakkan Chanyeol yang masih sama saat terakhir jeongwoo memukul nya tadi

"Mau memaafkan ayah?" Tanya Chanyeol lalu duduk di sofa yang ada di kamar jeongwoo

"Minta maaf sama ibu ku sana" jeongwoo

"Sudah, sekarang kau"

Jeongwoo diam tak merespon,"kenapa diam, kau bisu?!" Teriak Chanyeol

"Aku masih bisa berbicara, hanya saja sedikit sulit berbicara dengan orang yang tak punya otak seperti mu" jeongwoo

"Kurang ajar kau! Aku tak pernah mengajari kau menjadi anak biadab seperti ini" Chanyeol

"Memang kau pernah mengajari ku apa?" Jeongwoo

Chanyeol mendadak diam, benar juga ia tak pernah mengajarkan apa pun pada anak nya ini. Tapi apa perlu mengatakan hal kurang ajar seperti itu

"Ayah minta maaf" Chanyeol

Jeongwoo hanya menjawab dengan deheman

"Ayah minta maaf"

Lagi lagi dijawab deheman

"Ayah minta maaf"

Jeongwoo menatap ayah nya tajam

"Ayah minta maaf"

"Ayah minta maaf"

"Iya! Keluar sekarang" usir jeongwoo

"Tak ingin mengobati luka ayah atau setidaknya peluk ayah" Chanyeol merentangkan tangannya

"Kemana sisi mafia mu" jeongwoo menatap ayah nya dengan tatapan aneh

"Ayolah, ayah tau kau anti romantic tapi aku ayah mu apa tak bisa kau jadi anak yang sedikit romantis"

"Aku tak pernah diajari seperti itu" jeongwoo

"Kali ini ayah yang ajarkan, sini ayah ingin memelukmu" Chanyeol tersenyum meyakinkan anak nya

"Harus?" Jeongwoo, Chanyeol mengangguk tersenyum hangat

Perlahan jeongwoo berdiri dan berjalan masuk ke pelukan ayah nya yang sudah sangat lama tak ia rasakan

"Ayah salah, maaf" Chanyeol membelai sayang rambut kecoklatan milik jeongwoo

Love Warning! [ʜᴀᴊᴇᴏɴɢᴡᴏᴏ]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang