"Namanya Semesta. Dia itu manusia paling kuat yang pernah aku tau"
Hamparan bukit itu ditangkap dalam netra mereka berdua. Dengan angin yang meredu menyelimuti kenangan yang tak pernah pudar di benak nya
"Jadi dia bukan adik kandung kamu?" Tanya Biru
Aksa menggeleng
"Senyum terakhir dia malem itu gak pernah hilang dari ingatan aku. Malem itu kita semua kehilangan dia. Kehilangan sosok yang wajah nya sama persis kayak wajah kamu"
Biru masih mencerna semua cerita yang terdengar fiktif baginya. Namun, melihat wajah putus asa milik Aksa saat menceritakan semua hak itu secara rinci. Membuat nya berpikir bahwa mungkin saja Semesta yang mereka bicarakan itu benar benar nyata
Ia benar benar tak mengerti dengan keadaan yang sebenernya. Semua cerita yang diutarakan Aksa seolah hanya terjadi di negeri dongeng. Kebetulan kebetulan tak masuk akal dan mujizat yang seolah melewati batas takdir
"Maaf ya Aksa.. Tapi siapapun Semesta itu. Atau semirip apapun dia sama aku. Aku ya aku, bukan Semesta. Aku punya kehidupan lain, Semesta juga punya cerita lain"
"Aku paham, tapi disatu sisi. Kebetulan kali ini rasanya gak masuk akal"
"Maksud kamu karena muka kita mirip?" Tanya Biru
Aksa mengangguk penuh keyakinan
"Bukan mirip lagi. Tapi rasanya sama"
Biru menatap Aksa disisinya. Pria itu tampak tulus. Semua perkataan yang diucapnya sedari tadi seolah mencerminkan bagaimana pria itu benar benar kehilangan sosok Semesta. Sosok dengan wajah sama dengan nya
"Aku juga paham. Tapi disini, kita cuma sebatas rekan. Aku gak berniat menjalin hubungan pertemanan yang erat sama siapapun"
"Kenapa?" Tanya Aksa
"Karena aku-"
"Woy Aksa! Sini! Pak Kades nyariin!" Seseorang berteriak dari arah belakang mereka
. . . .
"Eh halo juga Biru. Salam kenal ya, ini temen temen yang lain" Ucap Elva, gadis jurusan ilmu pertanian yang merupakan salah satu anggota kelompok kkn ini
"Hm. Salam kenal juga kalian" Ucap Biru berusaha ramah
Pak Kades mengarahkan dua orang warga untuk membawa barang barang milik kelompok kkn bersama teman teman yang lain. Siang ini, Pak Kades memutuskan untuk segera membawa mereka kerumah singgah agar dapat beristirahat untuk memulai jadwal padat esok hari
Biru memegangi kamera yang dikalungkan dilehernya. Sesekali memotret kegiatan tersebut. Tentu saja sesekali membantu teman teman yang lain membawa barang barang itu masuk ke dalam
Selesai dengan semua barang barang. Beberapa anggota lain sudah memasuki kamar mereka. Tersedia empat kamar disana. Dengan tujuh orang dari kelompok kkn ditambah Biru, menjadi delapan. Mereka asik memilih kamar untuk masing masing dua orang
Sementara itu Biru tampak tak tertarik masuk ke dalam rumah singgah itu. Ia justru melangkahkan kakinya ke arah rumah rumah warga disisi kanan dan kiri. Memotret panorama yang klasik disana
"Weh ini ya yang mau kkn?" Tanya Seorang wanita paruh baya
"Iya bu.. " Ucap Biru dengan senyum canggung nya
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙆𝘼𝙏𝘼 𝙎𝙀𝙈𝙀𝙎𝙏𝘼 2 | 𝙉𝘼 𝙅𝘼𝙀𝙈𝙄𝙉
Fanfiction"Aksa.. Bahagia itu bukan perihal senyum abadi. Tapi bagaimana kamu merajut semua luka dan berdamai bersama itu semua" #1 in Terbaik [100921] @LobelyBee