27. Amarah Aksa

674 88 13
                                    








"Bunda? Semalem masa Aksa ngechat aku.. "

Pagi hari itu, sarapan bersama bunda seperti pagi pagi biasanya. Menikmati menu makanan milik bunda yang tak pernah mengecawakan lidah nya.

"Bilang apa emangnya?" Tanya Bunda

Zara meraih ponsel nya yang diletakan di sisi piring sarapan nya itu. Ia membuka pesan yang belum ia balas semalam. Mengarahkan ponsel itu pada bunda. Bermaksud memberi tau pesan yang dikirimkan Aksa malam tadi

"Semesta?.. " Gumam Bunda

"Aneh banget kan bunda? Apaan banget coba dia tuh" Ucap Zara yang mengembalikan letak ponsel nya

"Kamu gak mau tanya dulu kenapa dia bilang gitu?"

Zara menaikan kedua bahu nya "Gak usah ah, nanti aja kalo ketemu"

Masih menghabiskan sarapan itu. Tiba tiba saja pintu depan rumah bunda dibuka dengan cepat. Diiringi deruan lari yang kalo ini sudah menampakan sosok laki laki disana. Itu Juan, pria itu tampak terengah setelah berlari dari rumah nya

"Juan? Kenapa kok lari lari nak?" Tanya Bunda disana

"Kak Zara.. Itu.. "

"Kenapa Juan?"

Nafasnya masih terengah. Mulutnya mencoba mengeluarkan kan kalimat itu namun sedikit kesulitan karena panik

"Ituu... Dirumah.. "

"Itu apaan ih?! Kamu kalo ngomong yang jelas" Ucap Zara

"Iya.. Ada apa Juan?"

"Bagas.. Bagas pingsan habis muntah muntah dikamar mandi!"

"Bagas pingsan?!!"

Setelah kalimat itu terlontar. Bunda dan Zara beranjak dari meja makan. Dengan cepat keluar rumah dan berlari ke rumah Juan.

Juan ikut menyusul dibelakang. Pagi ini, saat ia memasuki kamar Bagas. Adiknya itu tampak sibuk dikamar mandi. Entah, tapi beberapa hari belakangan ini ia kerap menemui Bagas berdiam di kamar mandi nya. Saat pagi, siang, sore bahkan saat malam hari. Dan hari ini, ia menemukan adiknya itu tak sadarkan diri dikamar mandi

Zara membuka pintu kamar Bagas. Mendapati pria itu tak sadarkan diri di atas ranjang miliknya. Dengan sebagian baju bagian atas dan celana nya yang basah

"Astaga Bagas, kenapa lagi ni bocah bisa sampe pingsan gini?" Ucap Zara

"Juan gak tau kenapa Bagas bisa gini kak. Tapi tadi Bagas sempet muntah muntah" Ucap Juan

"Bagas sakit? Atau kenapa?"

"Juan selalu nanyain sih, tapi Bagas selau bilang gak apa apa"

Zara memegang dahi laki laki itu. Terasa dingin bersama keringat yang bercampur air dikening nya

"Kak.. Kita bawa Bagas ke rumah sakit ya.. Juan khawatir Bagas kenapa napa" Ucap Juan

"Iya Zara. Bagas pasti kenapa napa kalo udah sampe pingsan gini" Sahut Bunda

"Okee.. Zara ambil mobil dulu, Juan tolong gendong Bagas ya" Ucap Zara

Juan mengangguk dan Zara pergi dengan cepat setelah itu. Bunda dan Juan bersiap membawa Bagas yang masih tak sadarkan diri. Dengan perlahan tubuh lemas itu dibawa di punggung Juan. Untuk dibawa ke rumah sakit secepat mungkin


. . . . .



Ruangan putih itu masih tampak hening. Hitungan denyut jantung yang mulai terlihat normal dan infus yang masih terpasang disana. Sudah tak terhitung lagi helaan nafas dari ketiga pria yang menunggu diruangan itu. Masih menantikan harapan untuk sosok yang terbaring agar bisa membuka mata secepatnya

𝙆𝘼𝙏𝘼 𝙎𝙀𝙈𝙀𝙎𝙏𝘼 2 | 𝙉𝘼 𝙅𝘼𝙀𝙈𝙄𝙉 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang