30. Rumah

533 43 12
                                    

Masih diingat nya dengan jelas. Setelah ingatan itu kembali sepenuhnya. Semua rinci tiap sisi ruangan ini membuatnya kembali merasakan kehangatan disana. Bagaimana dirinya hidup diantara keluarga yang damai. Bersama sosok sosok yang rasanya masih begitu ia rindukan

"Selamat datang Semesta, terimakasih karena mau pulang ke rumah ini lagi" Ucap Aksa

Pria itu tersenyum menanggapi ucapan sosok dihadapan nya. Ia sadar, ternyata selama ini semuanya tak seperti yang ada dipikiran. Dugaan mengenai kepalsuan dan keraguan itu tak akan ada lagi dibenak nya. Kali ini, dengan semua perjuangan yang dilihat nya. Ia perlahan menyadari bagaimana semua kasih sayang itu memeluknya dari berbagai sisi

Plakk!

"Kamu tuh! Kak Semesta risih tau digelendotin gitu terus daritadi" Ucao Juan setelah memukul lengan Bagas yang sedari tadi menempel pada sosok disamping nya

"Apasih kamu! Orang lagi vibes sedih sedih kayak gini. Malah ganggu" Ucap Bagas

"Ngapain sedih lagi? Kan aku udah pulang. Kita udah sama sama lagi" Ucap Semesta. Ia mengusap surai Bagas disebelah nya

"Iya. Makasih ya Semesta.. " Ucap Aksa

"Makasih buat apa?"

"Makasih karena mau kasih aku kesempatan kedua"

"Kesempatan untuk apa?"

"Untuk kebahagiaan yang aku janjiin dulu"

Semesta tersenyum lembut. Ia menatap Aksa sebagaimana rasa rindu itu masih menggelayuti jiwa nya. Pria dihadapan nya ini, tak pernah gagal mengungkapkan ketulusan nya

"Hueeee sedih kan... Terharu Bagas tuh.. Hiks srott!"

Bughh!

"JIJIK BAGAS, IH! INGUS KAMU JANGAN DIPEPERIN KE BAJU AKU!!" Teriak Juan

Aksa dan Semesta hanya bisa menggeleng melihat tingkah kedua adiknya. Tapi tak apa, justru dirinya senang saat bisa merasakan kebahagiaan dan tawa kembali mengisi suasana rumah ini

Ceklek..

Pintu rumah itu terbuka. Membuat mereka semua menoleh pada asal suara

"Papa pulang-"

"Papa?"

Tas kerja milik papa terjatuh dilantai. Wajah itu mengeras seketika. Terkejut melihat sosok dihadapan nya

"Ya tuhan.. Semesta.. "

Brukk!!

"Papa!!"

"Loh papa kok pingsan?!!"

Bagas dan Juan terburu buru menghampiri papa yang sudah tak sadarkan diri disana

"Kan, papa pasti kaget" Ucap Aksa

"Kenapa gak di kasih tau dulu sih?" Tanya Semesta

"Mau nya gitu, keburu ketauan. Yaudah nanti bilang nya pas papa udah sadar aja"

. . . .

"Zara.. Sayang, buka dulu pintu nya.. "

Bunda mengetuk pintu itu. Putri nya sudah tiga hari ini mengunci dirinya didalam kamar. Setelah keterkejutan nya hari itu. Ia mengurung diri

"Bunda khawatir sayang.. Kamu kenapa kayak gini? Semua orang seneng karena Semesta-"

Ceklek!

𝙆𝘼𝙏𝘼 𝙎𝙀𝙈𝙀𝙎𝙏𝘼 2 | 𝙉𝘼 𝙅𝘼𝙀𝙈𝙄𝙉 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang