Malam hari dibalik jeruji besi. Sudah tak ingat lagi kapan terakhir kali senyum terukir diwajahnya. Seperti nasi basi yang dirayapi belatung mati. Penyesalan selalu berhasil mengubah seseorang menjadi bagian terburuk dalam dirinya
Awan menatap jendela kecil disisinya. Menamatkan maaf yang tak pernah tersampaikan. Yang berakhir pedih didalam kubangan penyesalan
"Maaf Kak Langit... Maaf Semesta.. "
Ia tak pernah berhenti merutuki dirinya sendiri setelah sebuah surat yang dibacanya tiga tahun lalu. Bagaimana ia salah paham pada kakaknya yang selalu memperhatikan adiknya. Bagaimana dirinya tersadar bahwa selama ini, ia hanya seseorang dengan keegoisan busuk yang begitu jahat
Hatinya selau teriris setiap mengingat kata kata yang diucap sosok itu. Kata kata tulus yang dulu selalu dianggap nya omong kosong. Kata kata yang berakhir kecewa pada insan yang tak bersalah
"Kak Awan. Tau gak kenapa mama kasih nama Kakak 'Awan'?... Soalnya, nanti biar Semesta bisa naik Kak Awan terus kita terbang bareng bareng deh di Langit. Iya, terus kita tinggal naikin aja punggung nya Kak Langit. Ahahahha"
Ia mengakui. Semuanya terlambat disaat bersamaan. Seharusnya rasa benci itu tak pernah dirasa nya. Seharusnya tak pernah ada rasa iri pada kebahagiaan yang bisa digapai oleh keluarga utuhnya. Ia menyesal. Semuanya berakhir sia sia begitu saja
"Semesta.. Kalau waktu bisa diputar. Aku mau jadi kakak yang baik buat kamu. Aku mau kamu panggil nama aku lagi, bersamaan senyum kamu yang gak pernah luntur itu"
Awan memang bodoh. Matanya dibutakan oleh kenaifan yang menutupi perasaan nya selama ini. Persetan dengan fakta bahwa Semesta adalah saudara tirinya. Ini semua salah papa. Pria yang sudah dicap brengsek oleh Awan. Membuatnya menjadi sosok jahat hanya karena kemarahan pria itu. Awan menyadari tak ada yang salah dari perbedaan ikatan darah itu. Mau bagaimanapun, Semesta adalah adiknya. Semesta adalah bocah yang pernah mengisi masa kecil bahagianya. Menemani sepinya pada peluk tawa yang dilalui bersama.
Dan fakta terburuknya adalah, bagaimana dirinya menyalahkan takdir jahat pada sosok polos yang tak tau apa apa. Dirinya yang mengutuk Semesta saat kepergian Langit. Semua kata kasar yang keluar dari mulutnya. Iya, dari seorang kakak pada adiknya. Ia menyesal, mengingat tak pernah sedikit pun perasaan cinta kasih yang berkurang oleh si bungsu
"Buat Kak Langit 50% terus buat Kak Awan 50% juga. Nah jadi pas kan kasih sayang Semesta"
"Terus mama dan papa?"
"Mama sama papa sibuk kerja terus. Semesta jadi bingung harus kasih berapa sayang nya. Tapi kalau buat Kak Langit dan Kak Awan. Kalau kurang, nanti Semesta kasih seribu persen. Kalau kurang lagi sejuta persen. Pokoknya Semesta sayang banget sama Kak Langit dan Kak Awan"
Tangis tersedu nya semakin menjadi. Semua kenangan itu seperti menghukum nya seiring waktu. Membuat penyesalan selalu datang belakangan
"Awan.. Keluarga itu bukan perihal kamu anak siapa, atau kamu saudara siapa. Tapi semuanya tentang berbagi rasa nyaman dan kehangatan. Kalau semua rasa itu hilang. Artinya kamu gagal menjadi bagian dari itu. Karena pada dasarnya. Keluarga adalah cinta, dan cinta adalah kehidupan. Maka akhirnya, semua akan mengarah pada hal yang sama. Jadilah orang baik Awan. Mama mau kamu dan anak anak mama lain nya jadi sosok terbaik dalam hidupnya sendiri"
"Mama... Awan gagal.. Awan gagal jadi sosok terbaik untuk Kak Langit, untuk Semesta, untuk mama dan papa, dan untuk hidup Awan sendiri"
. . . . .
Senandung lagu galau itu berputar lagi malam ini. Wajah sendu dari paras cantik yang menyembunyikan luka nya sendirian. Padahal kehilangan terhancur adalah miliknya
Zara tak pernah berhenti menangisi sosok itu selama tiga tahun kehilangan nya. Gadis itu harus menahan luka sendiri disetiap malam nya. Menangisi pria yang dicintainya. Pergi meninggalkan tanpa mengetahui perasaan miliknya
"Semesta... Aku sayang kamu. Tapi semua perasaan tersembunyi itu harus semakin terkubur dalam karena kamu harus pergi"
Zara mencintai nya seperti hujan dimalam hari. Ia mencintai Semesta seperti matahari yang berjanji datang setelah perginya malam. Kalau ia punya waktu satu malam saja. Biarkan sosok Semesta kembali datang dihadapan nya. Untuk sekedar memeluk dan berkata 'Aku sayang kamu. Bukan sebagai sahabat. Tapi berharap hidup berdua hingga akhir hayat'
Namun semuanya terlambat. Kata kata yang ragu dilontarkan selama ini jutru menjadi pedih paling membekas karenanya. Zara bodoh, ia bodoh karena menyia nyiakan waktu berharga milik Semesta di dunia. Ia tak menyadari bahwa begitu spesial nya manusia itu yang ternyata tak berumur panjang untuk tetap berdiri disamping nya
"Zara... Kamu tau gak kenapa pelangi datang setelah hujan?... Karena setelah kesedihan dan air mata. Harus ada bahagia setelahnya. Jadi sekalipun takdir jahat sama kita. Berdoalah tuhan masih mau memberikan bahagia setelahnya"
"Tapi bahagiaku sama kamu. Selama kamu disini, aku bahagia terus kok"
"Iya kalo aku bisa nemenin kamu terus. Hidup perihal datang dan pergi. Manusia gak bisa memaksakan takdir untuk terus berjalan di alur yang sama. Jadi selama kamu bisa bahagia, jalani itu dengan baik"
"Kalo gitu janji sama aku... Sekalipun kamu pergi nanti. Jangan pernah meninggalkan kesedihan dan membawa bahagiaku sama kamu ya"
"Iya Zara. Semesta janji"
Gadis itu kembali meremat dada nya yang terasa sesak. Semua kenangan itu. Tak pernah sedikit pun terlupa olehnya. Hari hari bahagia bersama Semesta selalu menghantui kesedihan nya. Seolah tak rela bahwa semuanha adalah kenyataan yang diharapnya mimpi buruk malam hari
"Kamu bohong Semesta.. Terlalu sulit untuk menciptakan kebahagian setelah air mata. Dan kepergian kamu berhasil bawa semua kebahagiaan aku dan dikubur bersama kamu hari itu"
Kalau semua orang disekitarnya melihat gadis itu sudah tampak baik baik saja setelah kepergian Semesta. Maka Zara berhasil menutupi lukanya. Tapi hari masih terus berjalan. Matahari tak berhenti berganti dengan bulan dan sebaliknya. Oleh karena itu, bersama kesedihan nya. Zara akan melewati sisa hidup nya bersama memori memori indah yang selalu tertanam dihatinya. Bersama jiwa Semesta. Ia akan melanjutkan hidupnya dengan goresan luka dihatinya
~~~~~~
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙆𝘼𝙏𝘼 𝙎𝙀𝙈𝙀𝙎𝙏𝘼 2 | 𝙉𝘼 𝙅𝘼𝙀𝙈𝙄𝙉
Fanfiction"Aksa.. Bahagia itu bukan perihal senyum abadi. Tapi bagaimana kamu merajut semua luka dan berdamai bersama itu semua" #1 in Terbaik [100921] @LobelyBee