08. Maaf?

470 79 1
                                    




Kalau ada yang tanya bagaimana suasana malam ini. Sebenarnya cukup indah, hanya saja suasana mencekam antara dua insan ini berhasil menyelimuti. Sisanya, masih dengan keributan antara Dirga dan Ivan

"Ga, sosis nya gosong bego!" Ucap Ivan sembari menepuk pundak Dirga

"Jangan ngelamun. Entar kesambet lho" Ucap Dean

"Heh mulutnya!" Tegur Kevin

"Ruqiyah Vin. Siapa tau ternyata dia setan nya" Ucap Ivan

"Sialan Ivan" Ucap Dirga

Lagi lagi Fiona dan Elva hanya memandangi keributan itu. Mereka asik menikmati ubi bakar yang baru saja matang

"Biru mau?" Tanya Elva

"Ah enggak. Makan aja" Ucap Biru saat Elva tampak menawarkan ubi bakar kepadanya

"Besok masih nyantai kan? Enak nih jalan jalan" Ucap Dirga

"Mau kemana?" Tanya Elva

"Pantai asik gak sih? Gak begitu jauh kan dari sini?" Tanya Dean

"Mantep De. Boleh juga tuh" Seru Ivan

"Sa. Gimana?" Tanya Fiona, ia menghargai Aksa sebagai ketua kelompok mereka dengan menanyakan rencana tersebut

Aksa yang sedari tadi terdiam akhirnya mengangkat kepala nya. Ia melirik sekilas ke arah Biru, yang justru pria itu membuang wajah nya saat bertukar pandang dengan Aksa. Aksa Kemudian tersenyum ke arah teman teman nya

"Yukk" Ucap nya

"Wah debest lah Aksa mah" Ucap Ivan

"Biru udah sehat? Ikut ya besok" Ajak Elva yang diangguki Biru

Hari semakin malam. Kali ini hanya suara hening yang diiringi nyanyian hewan malam. Satu persatu dari mereka masuk ke kamar. Namun tidak dengan laki laki ini. Ia justru berjalan keluar rumah. Menikmati sejuk nya aroma malam hari yang menyeruak

Kakinya melangkaj pasti diantara suhu dingin itu. Tentu saja tak lupa dengan mantel hangat nya. Ia tak gila dengan berjalan jalan di malam dingin ini mengingat ia memiliki alergi pada suhu dingin

Desa ini begitu sepi saat malam hari. Hanya lentera lentera redup milik rumah warga menyinari jalanan malam.

"Sstt.. "

Biru menoleh kebelakang. Mendengar seseorang berbisik namun tak ditemui nya siapapun

Ia kembali melanjutkan jalan nya. Mencoba berpikir positif bahwa itu hanyalah suara gesekan daun daun dimalam hari. Ia cukup gugup

"Sstt. Woy!"

"Heh?!" Ucap nya saat kembali mendengar bisikan itu. Bahkan suara itu jelas jelas memanggil dirinya

"Siapa sih?! Jangan iseng ya!" Teriak nya

Bulu kuduk nya berdiri. Ia mulai berpikir bahwa cerita cerita menyeramkan yang diceritakan Kevin mungkin sedang terjadi padanya.

Tiba tiba saja dua sosok muncul dihadapan nya. Berjalan mendekat kepadanya. Sosok pria yang tampak berantakan

"Kalian siapa?" Tanya nya

Sial. Ternyata manusia tampak lebih menyeramkan. Biru justru berharap jika ia hanya menemui hantu. Bukan dua orang pria yang tampak berpenampilan kacau

"Mau kemana dek?" Tanya Pria berambut panjang yang diikat kebelakang itu

"Em.. Mau"

"Ada duit ga? Bagi dong!" Ucap Pria yang satunya. Pria tanpa rambut itu mendekat ke arah nya

𝙆𝘼𝙏𝘼 𝙎𝙀𝙈𝙀𝙎𝙏𝘼 2 | 𝙉𝘼 𝙅𝘼𝙀𝙈𝙄𝙉 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang