"Apa Bunda pernah larang larang kamu buat ini itu?"
"Kamu turing, kamu ngecamp, kamu muncak, kamu segala macem melakukan hobi kamu. Bunda pernah marah? Pernah mempersulit ?"
"Enggak kan?"
"Bunda cuma minta hati hati, jaga diri, jaga kepercayaan yang Bunda udah kasih ke kamu"
"Bunda cuman gak mau kamu kenapa napa nak, Ya Allah"
"Tenang dulu, Istighfar" sela Mas Adam mengelus lenganku
Bayangkan saja ini sudah jam 12 malam lebih, dan Uky baru pulang. Dia pulang dengan keadaan yang tidak baik baik saja, celana robek dan jaketnya bagian siku juga robek. Dan yang paling bikin aku kaget, dia jatoh pas lagi balap liar
Astaghfirullahaladzim
Antara khawatir, pengen marah, kecewa dan segalanya campur jadi satu. Udah gak tau lagi mau gimana liat dia memar sana sini, kaki terkilir. Ya Allah nak
"Kalau gak sampek jatoh kayak gini, kamu pasti bakal ikut balap terus kan?"
"Sampek kapan? Sampek Bunda udah gak ada gitu?" Ya Allah sesek banget rasanya, Astagfirullah
"Bun" sela Uky yang awalnya menunduk langsung menatapku yang sudah selesai mengobati lukanya
"Tenang dulu Bun, biarin anaknya jelasin dulu" suruh Mas Adam padaku
"Jelasin apa lagi? hiks.. hati Bunda sakit banget liat kamu kayak gini Bang hiks.. hiks..."
"Kamu udah ngehancurin kepercayaan yang udah Bunda kasih ke kamu hiks..hikss"
"Kalo kamu butuh apa apa bilang, jangan kayak gini, Ibu mana yang gak kecewa dan sedih liat anak pulang pulang kayak gini, apalagi gara gara ikut balap liar hikss.."
"Bunda maaf, maafin Abang" sesal Uky yang kini sudah berjongkok didepanku dengan mencoba meraih tanganku yang kugunakan untuk menutup wajahku. Akupun kecewa dengan diriku sendiri, rasanya seperti gagal sampai bisa kecolongan anak ikut hal negatif kayak gini
"Abang janji gak lagi hiks..., maaf Bun maaf" katanya lagi dan lagi
"Bunda kecewa banget sama kamu" lirihku memandangnya dengan nafas sesak
"Ayah" panggilnya pada sang Ayah yang sedari tadi hanya diam dan merangkulku
"Bunda capek mau istirahat, langsung tidur jangan main hp" kataku sebelum meninggalkan anak dan ayahnya tersebut
Aku langsung meninggalkan mereka diruang tengah, aku menyerahkan semuanya pada Ayahnya kali ini. Biar dia yang meluruskan masalah ini dengan anaknya, mungkin sesama laki laki bisa lebih mengerti satu sama lain
"Puas bikin Bunda nangis?" tanya Adam pada sang anak sulung, yang tidak dijawab sama sekali olehnya
"Ayah juga kecewa banget sama kamu Bang, tapi Ayah yakin kamu melakukan ini pasti untuk suatu hal kan, Apa?" Meskipun Adam tidak seperhatian Anin pada kedua putranya, tadi dia paling mengerti untuk hal seperti
"Maaf Ayah" Entah sudah berapa kali Syaki menggugamkan kata maaf
"Ayah butuh penjelasan, bukan maaf kamu" ketus Adam dengan suara datarnya
Sedari tadi Syauki hanya terus menunduk dan memilin tali celana pendeknya yang baru saja ganti sebelum diobati sang Ibu dan diintrogasi Ayahnya
"Tatap mata Ayah" sentak adam dengan tajam, dengan takut takut Uky mengangkat kepalanya dengan raut wajah penuh penyesalan
Nampak sekali raut kecewa Adam pada sang anak sulung, tapi dia juga tidak sepenuhnya marah pada sang anak. Karena dia sendiri pernah muda, pernah jauh lebih dari apa yang anaknya ini lakukan. Tapi hal paling dia kecewakan disini hanya sang anak yang menjadi alasan istrinya menangis
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Denganmu [END]
ChickLit"Terimakasih mau menerima saya dan Uky dikehidupan kamu Nin, saya yakin kamu yang selama ini saya dan Uky cari" katanya sambil membawaku ke pelukannya, duh kok manis bangeut sih bapak suamiku ihh "Iya mas, bimbing aku dan tegur aku jika salah ya ma...