02

49.6K 3.2K 39
                                    

Kami semua bersama-sama bergantian menyalami punggung tangan bapak dan lelaki dewasa disamping bapak kecuali aku tentunya

"Eh, sini ndok ini kenalkan nak Adam yang bapak ceritakan semalam, nak Adam ini anak saya namanya Shanin Aulia yang pernah saya ceritakan ke kamj waktu itu" ucap bapakku padaku sambil

"Adam Arkansya" jawabnya memperkenalkan diri padaku ck singkat banget ngomongnya

"Shanin Aulia, panggil aja shanin atau anin juga boleh" jawabku sambil menerima uluran tangannya

"Yasudah pak aku kebelakang dulu ya mau bersih bersih sekalian bantu ibuk bikin kue" sambungku meninggalkan bapak dan si Adam Adam itu tentunya

Didapur

"Lagi bikin kue apa buk? Sini tak bantuin, eh abis ini aku minta izin ya buk mau beli bahan buat pesenan si risma besok" ucapku pada ibuk yang sedang mengaduk adonan

"Eh udah pulang ndok, ini lhoh ibuk lagi bikin kue pokis buat nak Adam sekalian buat dibawa pulang mas mu" jawab ibuk dengan nada lembutnya

Gledugh
Pyarrr!!

"Eh eh suara apaan itu buk? Kok kaya ada yang pecah? Eh dari kamar mandi suaranya?" tanyaku panik pada ibuku

"Hiks...hiks...hiks..Sakittt A-Ya-yah sakit ayah" eh suara siapa tuh dikamar mandi masak pagi pagi ada setan sih

Dengan kecepatan kilat aku berlari ke kamar mandi meninggalkan ibuk sendirian didadur, dan betapa terkejutnya aku karna ada anak kecil laki laki berusia sekitar 4 tahun menangis dengan kaki berlumuran darah dan baju basah kuyup

"Astaghfirullah.... Dek sini sini, Ya Allah itu kakinya berdarah sini tante obatin, kamu kok bisa disini gimana ceritanya?"
Ucapku dengan panik dengan menggendongnya

Kududukan si ganteng yang namanya juga aku tidak tau siapa ini di kursi meja makan sambil ku olesi bekas lukanya dengan obat merah dan kuperban menggunakan kain kasa yang ada dirumah karna lukanya yang cukup dalam, kemudian kuganti bajunya dengan baju nizam anak kedua mas abim yang umurnya 5 tahun

"Ya Allah Uky kamu kenapa sayang? Kok.. Eh itu kakinya kenapa kok diperban?" tanya si Adam yang datang ke dapur karna mendengar suara tangisan si anak ganteng

"Eh itu pak kayaknya jatuh kepleset dikamar mandi terus kena pecahan gelas tempat sikat gigi" jawabku padanya yang terlihat sangat panik seperti seorang ayah mengkhawatirkan anaknya

"Hiks..hikss A-ayah kaki uky sakit ya"ucap si anak ganteng dan beralih dari gendonganku ke gendongan si Adam

"Terimakasih sudah menolong anak saya" jawab si Adam dengan nada khawatir eh apa katanya tadi? Anak? Lhoh kok anak sih? Terus maksudnya bapak dia?...

"Eh iya ndok kenalkan ini Uky anaknya nak Adam, tadi mereka berdua kesini tapi Uky ke kamar mandi pingin pipis katanya makanya kamu gakliat pas diruang tamu tadi" ucap bapak menjelaskan padaku disusul ibuku datang dari ruang tamu

"Lhoh tadi yang nangis anak ganteng? Ibuk kirain si nizam makanya ibuk diem aja tadi" sambung ibuk yang datang dari ruang tamu

"Mumpung masakan ibuk sudah mateng kita makan bareng aja nak Adam sekalian Uky juga kayaknya juga belum sarapan ya dia?" ajak ibuku kepada kami semua para orang dewasa karna anak anak sudah sarapan sebelum lari pagi tadi

"Tidak usah bu takut merepotkan, sebaiknya kita pulang saja toh urusan saya sama pak Andi juga sudah selesai" jawab si Adam dengan tenang

"Ndak merepotkan sama sekali nak adam malah saya senang ada anggota baru di meja makan ini" jawab bapak sambil melihatku dan menaik turunkan alisnya ck apa maksudnya bapak bilang anggota baru?

Menikah Denganmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang