"Dam gimana? Besan gue udah ketemu belom?" tanya Marcell heboh saat baru masuk kedalam rumah diikuti suara bising deru motor diteras depan
Ya, Marcell datang tak sendiri, melainkan bersama teman temannya yang tak lain tak bukan ialah teman geng motornya dengan Adam semasa SMA dulu
Meskipun sudah sibuk dengan dunia masing masing, tapi mereka tetap menyempatkan waktu untuk ketemu, bahkan setiap reuni sering kali mereka membawa pasangan dan anak masing masing. Kalaupun tak bisa bertemu tatap muka langsung, setidaknya mereka selalu bertukar kabar satu sama lain
"Dimana Mas?" tanya Adam pada Bisma, dan mengabaikan Marcell yang masih setia menunggu jawabannya
"Digedung tua, tempatnya agak jauh dari sini" jawab Bisma mantap menatap semua mata
Jerry yang memberi tau keberadaan sang tuan pada Bisma. Jerry memang cukup dekat dengan kedua kakak Shanin itu. Tak jarang dia juga menjadi intel kepercayaan dikelurga Hermawan tentang setiap kegiatan sang anggota paling bungsu tersebut
"Kita berangkat sekarang. Pak Buk, Adam titip anak anak ya, do'akan semua baik baik saja" pamitnya pada orangtuanya dan orang tua Shanin
"Hati hati Dam" jawab mereka serempak
Disisi lain, Shanin sedang berhadapan dengan orang yang telah mengganggu ketenangan keluarganya
"Aldo, ini semua sudah takdir, dan kamu memang tidak berjodoh dengan Fara, ini bukan salah Mas Adam" jelas Shanin berulang kali pada Aldo
Ya, Aldo lah dalang dari semua ini, mulai dari teror pelemparan batu hingga kardus berisi boneka rusak. Dia melakukan semua itu karna marah akan sikap dan tindakan yang dilakukan Adam sewaktu dia datang kerumah keluarga Arkansya dulu
Aldo merasa harga dirinya diinjak injak oleh Adam, dan dia tidak terima akan semua itu. Makanya dia melakukan semua ini
Dan, alasan Aldo menculik Shanin dan Fara hanya karna dia ingin melihat Adam kalang kabut kehilangan orang yang disayang. Seperti dirinya yang harus kehilangan Fara dulu. Karna sakit yang sesungguhnya ialah kehilangan sosok yang paling kita sayangi dihidup ini dan harus ikhlas kehilangannya
"Takdir kamu bilang? Takdir macam apa seperti ini? Hah?" tanya Aldo dengan suara keras dan memantul memandang arah lain
Plak
Satu tamparan keras mengenai pipi mulus Shanin sebelah kiri, hingga darah segar keluar dari ujung bibirnya. Tapi Shanin tetap diam. Dia tetap membiarkan Aldo melampiaskan semua emosinya terlebih dahulu, meskipun itu akan menyakiti dirinya
Begitulah Shanin, antara terlalu baik dan bodoh memang beda tipis. Dia sering kali mengorbankan dirinya demi orang lain. Bahkan sampai nyawa menjadi taruhannya saja dia pernah lakukan saat menolong seorang ibu yang dirampok dulu saat belum adanya Jerry dihidupnya
"Lampiaskan emosi kamu dulu Do, setelah itu kita bicarakan baik baik semuanya" jawab Shanin dengan menahan rasa kebas yang hebat dipipinya karna tangan Aldo yang terlampau besar dan kekar
"Apanya yang dibicarakan baik baik mbak, gak ada yang perlu dibicarakan lagi. Nasi udah jadi bubur. Hidup aku udah hancur, keluargaku aja gak nerima kehadiran aku sekarang" jelas Aldo panjang lebar diikuti deru nafas yang tak beraturan
Sebenarnya Aldo tak sejahat yang kalian kira, hanya saja dia orang yang mudah emosi dan terlebih dia harus menerima penolakan dikeluarga besarnya
"Kalo kamu tidak keberatan, kamu silahkan ceritakan semuanya pada mbak Al" kata Shanin mencoba mengerti keadaan Aldo
Kemudian Aldo berjalan mendekati Shanin lagi, setelah tadi dia berjalan menjauh karna menyesal telah main tangan pada orang tak bersalah
Brak
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Denganmu [END]
ChickLit"Terimakasih mau menerima saya dan Uky dikehidupan kamu Nin, saya yakin kamu yang selama ini saya dan Uky cari" katanya sambil membawaku ke pelukannya, duh kok manis bangeut sih bapak suamiku ihh "Iya mas, bimbing aku dan tegur aku jika salah ya ma...