25

24.3K 1.5K 20
                                    

Jam sudah menunjukan pukul setengah sembilan malam, Bapak dan Ibu pun sudah kembali ke kamar. Sedangkan aku dan Mas Adam masih menonton tv karna Niel dari tadi rewel gak bisa tidur maunya nyusu terus

Uky sudah tidur sejak jam delapan tadi, aku mewajibkan dia harus tidur sebelum jam setengah sembilan malam, karna dia besok harus sekolah dan dia anaknya gabisa begadang lama lama

Saat ini Mas Adam sedang memangku laptop berlogo apel digigit itu untuk menyelasaikan tugasnya yang belum kelar sejak tadi. Sedangkan aku sendiri berjalan mondar mandir menimang nimang Niel yang sedang menyusu agar tidur lagi

"Mas pindah kekamar gih, aku mau mastiin kunci depan dulu sama matiin lampu" suruhku padanya yang setia mantengin layar laptopnya

"Bentar lagi tanggung nih" sanggahnya. Mas Adam itu memang tipe orang yang yang totalitas, jadi kalo selesai yang harus sekalian beres semua jangan ada kurang sedikitpun yang harus ngulang ngulang lagi nantinya

Dengan Niel masih menyusu, aku menggendongnya berjalan keruang tamu memastikan pintu terkunci dengan rapat, dan tak lupa membetulkan gorden samping pintu

Pyarrrrr

Kaget, itulah perasaanku saat ini. Setelah membetulkan gorden aku membalik badan hendak kembali menyusul Mas Adam, tapi dikejutkan dengan kaca yang pecah karna dilempar batu sebesar kepalan tangan orang dewasa yang menggelinding sampai kearahku berdiri sekarang

Dengan perasaan takut aku kembali medekat kearah jendela yang lain dan melihat keluar. Nampak dua orang berboncengn celingak celinguk didepan gerbang dengan jaket jeans robek robek

"Kenapa Nin? Apa yang pecah?" tanya Mas Adam nampak khawatir menghampiriku dan Niel yang masih mematung melihat keluar rumah. Aku masih mencerna kejadian ini, antara takut dan khawatir menjadi satu didalam diriku

"Kenapa? Lho ini batu dari mana? Siapa yang lempar ini?" tanya Mas Adam beruntun. Aku masih diam tidak menjawab apapun

"Sayang kenapa diam?" tanya nya lagi

"Gak tau Mas, tiba tiba pas aku mau kedalam ada yang lempar batu, terus aku liat lagi lewat jendela ada dua orang didepan gerbang celingak celinguk" jawabku panjang dengan wajah yang masih bingung

"Udah gapapa, paling orang iseng aja. Besok aja dibersihin ya" kata Mas Adam merangkulku dan mencoba menenangkanku. Bukannya tenang aku malahan jadi makin khawatir sepertinya dua orang misterius tadi kayak sengaja lempar batu kerumah kami

"Kayaknya mereka itu sengaja deh Mas" aku mulai menduga duga setelah mencerna semua yang terjadi saat ini

"Emang kita salah apa sampai dilempar batu kayak gini? Udahlah yuk masuk gausah dipikirin, orang aneh itu yang lempar" kata Mas Adam membawaku kedalam dengan terus merangkul dan mengelus lengan atasku

Bahkan saat ini aku sudah dikamar namun aku masih memikirkan kejadian tadi, Niel pun sedah tertidur dibox bayinya yang tersambung dengan ranjang kami. Mas Adam sedang didalam kamar mandi melakukan rutinitasnya sebelum tidur

"Mas, Abang pindahin ke sini aja deh" pintaku mendekatinya yang baru menutup pintu kamar mandi

"Lhoh kenapa?" ucapnya menatapku dan menyingkirkan rambutku kebelakang telinga

"Aku khawatir Abang tidur sendirian, kayaknya orang tadi emang sengaja tau Mas" keluhku lagi padanya

"Orang iseng Nin, orang kita gak ada masalah sama siapa siapa ngapain diteror juga" katanya kemudian duduk dipinggiran ranjang mengabaikan aku

"Ya terserahlah itu orang sengaja apa enggak, pokoknya pindahin Abang kesini" tegasku menatapnya tajam

"Kamu kenapa sih? Abang juga biasa tidur sendiri juga" bantahnya lagi dan lagi

Menikah Denganmu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang