4. Persimpangan

5.6K 836 47
                                    

"Lo ada dimana mana ya, eneg gue liatnya!"

Jeno menoleh melihat ke arah sumber suara dengan alis sedikit berkerut.

"Seharusnya orang cacat sekolah di sekolah khusus tunanetra!"

Brak!

Jeno tersentak saat mejanya di gebrak begitu saja, membuat air minum yang di pesannya tumpah mengenai bajunya.

"Ah" kejutnya segera berdiri, namun tanpa sengaja dia sedikit tersandung kursinya sendiri, membuatnya terhuyung kebelakang. Jeno membelalak dan segera menutup matanya, bersiap untuk merasakan rasa sakit yang akan menjalarinya, namun

Bruk

"Eh?"

Jeno membuka matanya saat merasakan seseorang menangkap tubuhnya, dia mendongak namun hanya kegelapan yang dilihatnya, membuatnya menghela nafas panjang.

"Gak papa?"

"Ah iya iya, gak papa. Makasih banyak"

Jeno buru buru berdiri tegak dan membungkukkan sedikit badannya mengucapkan terima kasih sambil tersenyum tipis.

"Gue liat liat ada aja masalah lo"

Jeno terdiam, dia sedikit menundukkan kepalanya, siap menerima caci makian yang akan datang seperti biasa.

"Lo seharusnya gak sekolah di sekolah biasa"

"Denger Noh!"

Renjun yang tadi membuat masalah dengan Jeno segera menoyor kepala Jeno. Jeno menciutkan kepalanya dan terhuyung mundur beberapa langkah.

Greb

"Jangan ganggu dia"

Jeno mengerjab ngerjabkan matanya bingung saat dirinya tiba tiba saja di tarik dan pinggangnya bahkan di peluk dengan satu tangan, ini aneh, namun Jeno lebih memilih diam daripada menimbulkan masalah lebih untuk dirinya sendiri.

"Siapa lo?!" Renjun menatap nyalang ke arah orang yang memegang Jeno dengan galak.

"Mark, 11 Bahasa 1" ucap Mark tenang.

"Cih, gak usah sok baik lo sama orang cacat!" Tukas Renjun sinis dan langsung berbalik pergi, kebetulan dia melihat Haechan yang baru saja memasuki pintu kantin dan langsung menghampirinya.

Mark melihat kepergian Renjun dan menghela nafas panjang, lalu melepaskan tangannya dari pinggang Jeno, menatap orang tersebut dengan intens, dia sering sekali melihat anak ini mendapat masalah dimana mana, membuatnya sedikit kesal dan tidak tahan karna anak ini bahkan tak pernah melawan.

"Eum, makasih banyak kak" Jeno membungkukkan sedikit badannya kembali.

"Hm, lain kali hati hati" ucap Mark santai.

"Iya, em... Nama?" Angguk Jeno dan bertanya dengan ragu.

"Mark, 11 Bahasa 1"

"Ah, Aku Jeno kelas 10 Bahasa 1" ucap Jeno tersenyum manis, dia sedikit senang mengetahui orang yang sama sama berada di kelas Bahasa, walau berbeda tingkatan.

"Oke, gue pergi dulu" ucap Mark mengangguk sembari menepuk kepala Jeno pelan, lalu berlalu pergi meninggalkan Jeno yang membeku di tempatnya.

Tanpa Jeno sadari, sejak tadi ada beberapa pasang mata yang terus menatapnya, salah satunya adalah Renjun dan tiga lainnya.

.

Jeno menghela nafas panjang, bisa bisanya dia ketinggalan bus sekolah yang biasanya dia naiki, akhirnya dia memilih untuk berjalan kaki, walau dia tahu rumahnya lumayan jauh, namun Jeno tetap memilih untuk berjalan kaki secara perlahan.

Imperfection Series 1 : N E T R A ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang