17. Mati?

4.8K 589 56
                                    

"Renjun!"

Renjun yang tengah berjalan di sekitar taman lantas berhenti berjalan dan menolehkan kepalanya mendengar seruan tersebut. Tidak jauh darinya, Jaemin tengah berlari kecil ke arahnya.

"Kenapa Jae?"

"Gue mau tanya" Jaemin menatap Renjun dengan tatapan serius.

"Nanya aja" ucap Renjun menatap Jaemin dengan alis sedikit berkerut.

"Gue denger dari Haechan kalo Mark suka sama Jeno, bener?" Renjun mengangguk sebagai jawaban.

Sedangkan Jaemin diam diam mengepalkan kedua tangannya, berusaha menahan amarahnya.

"Kenapa? Lo cemburu? Lagian Mark sama Jeno temenan" Ucap Renjun asal dan kembali melanjutkan jalannya.

Jaemin tak menjawab, dia langsung berlari ke arah parkiran taman, mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata menuju ke rumah saudaranya.

Renjun yang melihat hal tersebut hanya dapat menggelengkan kepalanya maklum, pasti Haechan juga yang memberi tau Jaemin bahwa dia sedang berada di taman. Dia hari ini sedang memiliki janji temu dengan seseorang, karna itu dia sekarang berada di taman.

Renjun duduk di bangku taman, menunggu nunggu seseorang yang sudah jarang di temuinya beberapa hari ini, kecuali saat sedang berada di sekolah.

"Njun!"

Mendengar suara tersebut, Renjun segera menoleh dan tersenyum lebar pada pemuda yang tengah berdiri tidak jauh darinya. Dia berlari kecil menghampiri pemuda tersebut lalu memeluknya erat.

.

Hari ini Jeno hanya diam di ruang keluarga sejak tadi, Jaehyun sedang keluar, entahlah kemana Jeno pun tak tau sama sekali. Jeno menghela nafas panjang, dia merasa sangat bosan.

Brak!

Jeno yang tengah melamun tersentak mendengar suara dobrakan pintu, dia dengan cepat bangkit berjalan ke arah sumber suara.

"M-Mas Jae?"

Bugh!

Brak!

Jeno seketika limbung dan terjatuh di lantai, bahkan tongkatnya sudah terlempar entar kemana. Dia dengan bingung menatap ke arah depan.

"S-siapa?" Ucap Jeno ragu.

"Lo emang pantes ya jadi Bi*ch!"

Bugh!

"Ukhuk! J-Jaemin?" Jeno terbatuk dan mulai mengenali suara tersebut. Dia bingung, kenapa Jaemin tiba tiba marah kepadanya? Dimana salahnya kali ini?.

"Seharusnya lo gak pernah muncul dalam kehidupan gue!"

Bugh!

Lagi lagi Jaemin memukul wajah Jeno, membuat Jeno semakin tersudut di lantai. Jaemin dengan dingin meraih kerah baju Jeno dan menyeretnya menuju ke arah dinding terdekat.

"J-Jaemin Ukh! L-lepasin!" Jeno berusaha melepaskan genggaman Jaemin pada kerahnya dengan susah payah, namun tenaga Jaemin lebih kuat daripada tenaganya.

"Jadi karna lo Mark nolak gue berkali kali Hah?!"

Jaemin menarik tubuh Jeno dengan kasar agar berdiri, dia menatap mata kosong Jeno dengan dingin.

"J-Jaem, b-bukan git-Akh!"

Dugh!

Jaemin dengan keras membenturkan kepala Jeno ke arah dinding, membuat Jeno mengerang kesakitan. Dia meraih tangan Jaemin yang kini tengah menggenggam kuat rambut di bagian belakang kepalanya.

Imperfection Series 1 : N E T R A ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang