31. Mama Papa...

3.3K 440 30
                                    

Niat mau rest eh malah saya kebablasan ngetik cerita ini sampe hampir tamat Chingu ༎ຶ‿༎ຶ parah, yodah akhirnya saya putusin buat Bom up dulu hari ini, setelah ini gatau kaapn lagi mau up. Okay Happy reading!

~~~~~~~~~~~

"Gue Jaemin"

Jeno terdiam, dia menatap wajah tampan di hadapannya dalam dengan intens, pemuda di hadapannya memiliki wajah yang mempesona, hanya saja wajah tanpa ekspresinya membuatnya terlihat lebih galak dan penyendiri.

"Kamu..." Lirih Jeno tanpa sadar.

"Apa?"

"Ah?! E-enggak, bukan apa apa" Ucap cepat Jeno saat sudah tersadar dari lamunannya.

"Em itu... Kamu ngapain narik Aku ke sini?" Tanya Jeno tak yakin, apakah Jaemin akan melukainya lagi? Fikirnya.

Jaemin tak menjawab, dia lebih memilih untuk memakai helm nya dan naik ke atas motor sport hitam miliknya.

"Naik"

"Ha?" Jeno menatap Jaemin dengan tatapan tak mengerti.

"Cepet Naik!"

"A-ah iya!"

Jeno dengan tergesa naik ke atas motor milik Jaemin, dia dengan ragu menata bagian belakang helm yang di kenakan oleh pemuda tersebut.

"Kemana?"

"Ha? Ah ke rumah, Jalan xxxxx" Jawab Jeno cepat.

"Pegangan"

"Ha-Akh!"

Jeno tanpa sadar langsung melingkarkan tangannya dengan erat di perut Jaemin, dia hampir saja terjengkang kebelakang jika tidak dengan cepat meraih pegangan.

Jaemin tidak memperdulikan Jeno, dia menarik gas motornya melaju dengan kecepatan tinggi. Sedangkan Jeno cemas di belakang.

"JAEMIN!PELAN PELAN!" Teriak Jeno dengan kewalah, angin membuat rambutnya yang sudah agak panjang beterbangan seperti di terpa badai. Tangannya semakin erat memeluk Jaemin.

"KAMU KALO MAU BUNUH AKU GAK GINI CARANYA! INI NAMANYA MATI SAMA SAMA!"

"DIEM!"

"..."

Jeno menggembungkan pipinya dan memilih untuk diam bersandar di punggung Jaemin agar terhindar dari terpaaan angin yang terasa tajam saat mengenai kulitnya, luka di kepalanya baru saja sembuh, dia merasa sedikit nyeri saat lukanya di hempaskan oleh angin.

.

"Bilang kalo mau nganterin aku, gak usah malu malu, pake di ajak ngebut segala lagi" ucap Jeno turun dari motor Jaemin dengan mulut yang terus menggerutu, dia sedikit pusing di boncengkan oleh Jaemin dengan ugal ugalan.

"Brisik!" Jeno langsung saja menutup mulutnya, kalau saja Mark tau dia mengendarai motor dengan kecepatan seeprti itu di keadaannya yang sedang hamil ini, pasti sudah di ceramahi habis habisan, aplagi Jaehyun, ah apa yang sedang di fikirkan otaknya.

"Sana!"

"Ah?!" Jeno tersadar dari lamunannya dan menatap bingung Jaemin yang juga tengah menatapnya datar.

"Masuk!" Geram Jaemin dingin.

"I-iya, Makasih!" Jeno tersenyum canggung dan langsung saja berlari pergi, takut jika Jaemin nanti malah akan mengamuk kepadanya.

Jaemin mengamati punggung Jeno yang sudah berlari cepat masuk ke dalam rumah dalam diam. Dia masih setia duduk di motornya menatap rumah milik keluarga Jeno. Setelahnya dia kembali menyalakan motornya dan bergegas pergi.

Imperfection Series 1 : N E T R A ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang