5. Supermarket

5.3K 778 47
                                    

Jeno menghempaskan tubuhnya di atas sofa yang berada di ruang tamu. Hari ini adalah hari minggu, yaitu hari Jeno membersihkan seluruh rumah seorang diri, dan dia baru saja menyelesaikan pekerjaannya.

Jeno menghela nafas, tersisa tiga hari lagi sebelum acara pernikahannya dan Jaehyun dilaksanakan, pernikahan mereka hanya dilakukan untuk kedua keluarga saja, jadi tidak perlu melakukan persiapan besar besaran, dia hanya harus mengurus surat nikah dan melakukan pernikahan, itu saja.

Jeno masih terngiang ngiang ucapan Jaehyun, dia takut jika nanti Jaehyun akan memperlakukannya lebih buruk daripada kedua orang tuanya.

Bangkit, Jeno mengambil tongkat jalannya dan berjalan keluar rumah, dia ingin membeli makanan di supermarket dekat persimpangan. Jeno melangkahkan kakinya di sepanjang jalan sembari bersenandung kecil.

Setelah 78 langkah, Jeno berhenti, dia menajamkan pendengarannya, takut ada kendaraan yang berlalu lalang saat dia ingin menyebrang. Dia jarang keluar rumah, namun kali ini dia sedang benar benar ingin berjalan jalan merasakan sedikit hembusan angin.

"Heh lo!"

Jeno tersentak kaget, dia mengenal suara ini, entah memang takdirnya atau memang keberuntungannya selalu buruk karna selalu berpapasan dengan oknum bernama Renjun.

"Iya?" Jeno mengernyitkan alisnya.

"Gue liat lo jalan sama Haechan 3 hari lalu"

Jeno mengangguk mengiyakan pernyataan tersebut. Renjun meliriknya sekilas.

"Dia cerita ke gue kalo lo minta maaf"

Jeno kembali menganggukkan kepalanya.

"Iya, Aku juga mau minta maaf sama kamu, Maaf ya" Jeno sedikit membungkukkan tubuhnya.

"Lo gak punya harga diri ya?" Tukas Renjun sinis, membuat Jeno membeku sejenak.

"Tiap hari gue liat lo bungkak bungkuk bungkak bungkuk dimana mana waktu bilang maaf, bosen gue liatnya!" Lanjut Renjun dengan suara yang sedikit di tinggikan.

"Ma-"

"Stop! Gak usah minta maaf minta maafan segala! Lo-"

"Renjun"

Renjun menghentikan ucapannya mendengar suara tersebut dan segera berbalik, begitupun dengan Jeno yang ikut menoleh ke arah sumber suara.

Di sana, berdiri Haechan yang baru saja selesai menyebrang jalan tengah berjalan ke arah mereka berdua.

"Apa?! Lo liat sendiri kan, dia ngeselin!" Seru Renjun kesal di hadapan Haechan.

"Gue tau niat lo baik, gak usah sok ngegas" ucap Haechan memutar bola matanya dengan malas.

Mendengar ucapan Haechan, Renjun seketika melotot tajam ke arahnya, namun diam diam telinganya menimbulkan sedikit semburat merah, untung saja Jeno tidak dapat melihatnya.

"Cih!" Decih Renjun mengalihkan pandangannya.

Jeno yang hanya mendengarkan sejak tadi memasang tampang bingung, dia tidak dapat mengerti apa sebenarnya yang Haechan dan Renjun tengah bicarakan.

"Lo mau ke supermarket depan?" Haechan menghampiri Jeno, Jeno segera mengangguk mengiyakan.

"Ayo, biar gue sama Renjun temenin"

"Loh? Kok gue juga?!" Teriak Renjun tak terima.

"Tinggal ikut apa susahnya" ucap Haechan santai dan segera menarik tangan Jeno untuk menyebrang jalan meninggalkan Renjun yang sudah marah marah di belakangnya.

"WOI! UDAH NGAJAK, DI TINGGAL LAGI!" Teriak Renjun menghentakkan kakinya dan langsung berlari kecil mengejar keduanya.

.

Imperfection Series 1 : N E T R A ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang