34. Pulang ke Rumah

3K 411 1
                                    

Hari ini Jeno akan pulang kerumahnya, setelah berpamitan dengan Lucas, dan juga Mark yang mengurung dirinya di dalam kamar, Jeno akhirnya pergi di pagi hari dari rumah Mark. Namun sebelum pulang dia sempat mampir ke toko untuk membeli Handphone, dia sedikit kesulitan untuk berkomunikasi tanpa benda pipih tersebut sekarang.

Namun saat baru saja keluar dari toko, tiba tiba sebuah suara membuatnya berhenti berjalan.

"Eh?Jeno?"

"Hum?"

Jeno berbalik, melihat siapa orang yang memanggilnya, ah ternyata orang tersebut adalah seseorang yang di temuinya kemarin.

"Haochan?" Panggil Jeno ragu.

"Wah ini sih beneran jodoh kita hahaha" Ucap Haochan menghampiri Jeno sembari tertawa pelan.

"A... Aha ha ha... Enggak juga" Jeno tertawa canggung.

"Mau kemana Jen?"

"Mau pulang nih, kamu sendiri?"

"Mau cari penginapan, atau enggak apartemen gitu, em... Atau rumah lah. Masa iya tinggal di hotel terus"

"Em gitu... Udah dapet?" Haochan menggeleng pelan.

"Belum, penuh semua, yang lain udah pada sold out" Ujarnya tersenyum tipis.

Jeno merenung sejenak, orang tuanya sangat sibuk, dia pasti akan sendirian di rumah.

"Em... Mau tinggal di rumah Aku?" Tanya Jeno ragu, mereka baru saja mengenal, apa tidak apa apa menawari untuk tinggal di rumahnya? Haochan bukan orang jahat kan?

"Eh? Gak ngerepotin emangnya?" Kaget Haochan menatap Jeno.

"Enggak sih, soalnya aku anak satu satunya, orang tua ku juga pada sibuk kerja. Lumayan buat temen kan?" Jelas Jeno.

"Wah, boleh juga tuh. Tapi gue bawa temen gue dua orang, gak papa?"

"Gak papa"

"Yaudah kalo gitu gue ngabarin yang lain dulu, abis itu beres check out"

"Oke, mau berangkat bareng?" Tawar Jeno. Haochan mengangguk. Akhirnya mereka berdua kembali ke Hotel tempat Haochan tinggal bersama sama.

.

"Ren, gue akhir akhir ini nginget sesuatu yang aneh"

"Ha? Apaan?"

"Gatau, wajahnya burem, tapi adegannya... E... Gak bisa di jelaskan" Haechan mengalihkan pandangannya, berusaha menyembunyikan rona merah di wajahnya.

"Dih, gak jelas lo" tukas Renjun melirik malas Haechan.

"Lo ngapain gak sekolah?" Lanjutnya.

"Ini minggu dongo"

"Oiya lupa, maklum gue kagak sekolah"

"Dih, tuh perut udah mulai gede aja" Renjun sontak menunduk menatap perutnya yang seperti sedang kekenyangan.

"Namanya juga udah mau dua bulan" ketus Renjun melanjutkan acara menonton tv nya.

Haechan menghendikkan bahunya, dia diam merenung. Samar samar dia mengingat kejadian panas itu, tapi dia tidak dapat mengingat wajah orang tersebut, terlalu buram.

"Kalo gue ngehamilin anak orang gimana...? Berasa Mark ama Jaehyun kedua gue..." Lirih Haechan mengusap wajahnya sembari menghela nafas panjang.

Di pikir pikir ternyata dia, Mark dan Jaehyun sebenarnya tak ada bedanya, sama sama melakukan sesuatu di luar batas. Miris fikir Haechan beranjak dari sofa.

"Lo mau kemana?"

"Keluar cari angin"

"EH IKUT!"

.

Imperfection Series 1 : N E T R A ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang