39. Saya Ingin Mendonorkan Mata

3.3K 397 20
                                    

"Aku bercanda, jangan cemberut gitu"

Jeno mencubit pipi Haechan dengan gemas, Haechan menatap Jeno lalu membaringkap kepalanya di paha Jeno, memeluk perut Jeno, menenggelamkan wajahnya di sana.

"Gak akan bagi bagi pokoknya!" Tegas Haechan tanpa melihat Jeno.

"Oke oke" angguk Jeno tertawa pelan, lagipula dia juga tidak mau memiliki banyak bayi besar.

Haochan tersenyum tipis melihat keduanya, dia bangkit dari duduknya membuat Jeno mendongak menatapnya dengan heran.

"Gue mau kemasin barang dulu" Jeno langsung mengangguk mengerti.

Dia mengamati kepergian Haochan dalam diam sembari memainkan surai hitam milik Haechan. Daripada mengurus calon, dia lebih seperti sedang mengurus anak manja.

Dia jadi bertanya tanya bagaimana kabar Jaehyun dan Mark, ah Mark masih belum ada kabar lagi, Haechan melarangnya untuk menjenguk Mark, padahal dirinya sudah sangat khawatir.

"Jangan di pikirin"

Jeno terdiam, dia menunduk menatap Haechan yang masih menenggelamkan wajahnya di perutnya dengan heran. Apakah Haechan tau apa yang tengah dia pikirkan?

"Kalo kamu diam, tandanya pasti ada yang kamu pikirin" Ucap Haechan mendongak menatap wajah Jeno.

"Hu?" Jeno menaikkan satu alisnya.

"Jen... Perasaan aku gak enak..." Haechan menatap kedua mata Jeno dengan tatapan serius bercampur cemas di kedua matanya.

Tiba tiba perasaannya sedikit mengganjal hingga membuatnya merasa sedikit cemas tanpa alasan.

"Kenapa?" Tanya Jeno dengan khawatir.

"Kamu jangan ngelakuin yang macem macem" Tegas Haechan menatap Jeno intens. Jeno mengerutkan alisnya tak mengerti, memangnya dia ingin melakukan apa?

"Baiklah tuan Haechan, akan saya turuti perintah anda" Ucap Jeno terkekeh setelahnya.

"Yeu, di bilangin malah bercanda kamu mah" Haechan mencubit pipi Jeno dengan gemas.

"Haha"

Ting tong!

Seketika keduanya menatap ke arah pintu. Haechan mengerutkan alisnya, ada saja yang datang saat dia tengah ingin berduaan dengan Jeno. Walaupun dia seperti orang menang lotre dalam mendapatkan Jeno, tapi tidak harus selalu terganggu begini.

Ya bayangkan saja, saat Jaehyun berusaha menerima Jeno dan Mark yang sekian lama mengejar Jeno, ternyata yang menang adalah Haechan yang hanya memperhatikan di samping sejak awal. Hanya bermodalkan membantu Jeno menuju toilet, mengantarnya menuju kelas, menemaninya berjalan pulang, dan membantunya saat di rumah sakit.

Berasa menang lotre yang tidak pernah dia harapkan. Di saat yang lainnya berjuang mendapatkan Jeno, dia hanya tinggal duduk diam menunggu. Wow hebat sekali bapak Haechan.

"Bentar, aku mau bukain pintu dulu" Ucap Jeno memindahkan kepala Haechan dengan perlahan dari pahanya lalu bangkit berdiri.

Haechan pun tak ingin ketinggalan dan ikut bangkit mengekori di belakang Jeno.

Ceklek!

"Jaemin?"

"Ow, hai Jen" Ucap Jaemin melambaikan tangannya dengan santai.

Haechan meliriknya, setelah mendengar cerita Haochan, dia sudah tidak terlalu membenci Jaemin, namun tetap saja dia tidak akan membiarkan Jaemin mendekati Jeno.

"Kenapa?" Tanya Haechan menatap datar Jaemin.

"Lo gak jenguk Mark?"

Jeno menoleh menatap Haechan, lalu kembali menatap Jaemin sembari menggelengkan kepalanya.

Imperfection Series 1 : N E T R A ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang